"Sini ku gendong!"
"Kakak, sok bisa. Aku sama kakak, lebih kuat aku ya. Aku aja yang gendong kakak, gaboleh nolak!"
Kai menggendong kakaknya itu menuju ke kamar mandi. Baekhyun hanya tersenyum, dan mencoba menutupi mukanya yang memerah.
"Sudah sampai, kak."
Setelah Baekhyun kembali menginjak tanah, ia memalingkan wajahnya dari Kai. Ia menghembuskan nafasnya beberapa kali.
Bagaimana bisa ia melihat tawa jahat Kai karena telah membuat wajahnya memerah? Baekhyun bukan orang yang seperti itu.
"Kamu jangan ngerendahin aku ya, aku biasanya nge-gym tau!"
"Biasanya kan kak, nggak sering. Paling ya, lebih sering aku. Liat ini." Kai membuka satu persatu kancing bajunya. Lalu ia menunjukkan roti sobek miliknya.
Melihat tingkah Kai yang sombong itu, Baekhyun merasa gemas. Ia ingin sekali mencincang Kai.
Baekhyun mendekat, lalu memeluk Kai dari belakang. Ia membelai roti sobek milik Kai.
Kai hanya memejamkan matanya.
"Shhh,"
"Sebagus apapun badanmu, kau akan kalah dengan tanganku yang sakti ini."
Kai menjauh, pipinya memerah.
"Nggak peduli."
Kai segera mengambil sikat dan pasta gigi. Ia segera menyikat giginya.
"Kai, aku juga mau."
"Hm, maksutnya?"
"Sikatin gigi aku."
"Coba kakak cari di google, kegunaan tangan bagi manusia. Kalau nggak punya kuota, pake ponselku."