"Halo, apa ini kamu, Kak Kai?"
"Iya."
"Kau sudah melupakanku sekarang. Sekarang kau lebih dekat dengan kakak kelasmu itu. Siapa? Baekhyun? Bilang pada dirinya. Aku benci dia!"
"Jennie, aku tidak pernah menyatakan cinta padamu. Jadi kau bukan siapa siapa bagiku kan? Tolong jangan urusi hidupku." Kai mencoba untuk tidak membentak Jennie. Ia tahu. Ia merasa tidak pantas jika ia harus membentak perempuan.
"Jennie? Siapa itu? Sepertiny tadi ia marah? Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau sudah punya pacar?"
"Kalo tanya itu satu satu dong, Kak. Dia bukan pacarku! Dulu, waktu smp kayanya.. aku sedikit tertarik padanya. Tapi ya gitu... masih diem diem. Tapi malah temenku bilang sama dia. Dan akhirnya kita deket. Tapi aku nggak nembak dia loh. Aku cuma nganggep dia temen baik aja. Eh malah dia kaya gitu."
"Kamu sih. Jadi cowok nggak mau ngasih kepastian."
"Ih, udah pernah pacaran ya?" Kai senyum senyum. Padahal ia tahu, Baekhyun jomblo sejak lahir.
"Belum."
"Mau sama aku nggak?"
"Nggak, maaf."
"Tapi kan aku sayang sama kamu!" Kai mendekat pada Baekhyun dan dipeluknya. "Sebagai kakak?"
Baekhyun membalas pelukan Kai.
"Udah ah, acara pelukannya. Udah pukul 12, Kaii."
"Iya iyaaa." Kai segera melepas pelukannya.
"Kamu tidur dulu gih. Aku nanti aja."
"Kalau aku nggak mau tidur sebelum kakak tidur gimana? Aku ngikut kakak."
"Ya, bodoamat?"
"O gitu, ga tidur sampe pagi ah."
"Aku mau tidur kok, katanya ngikutin aku?"
"Yaudah ah aku tidur sekarang."
"Kamu dikiri, aku dikanan. Tengahnya kasih guling ya!"
Kai segera keluar membawa gulingnya.
"Hei! Kan buat batas!"
"Aku gamau ada batas batasan."
"Ok, serah u"
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka tertidur. Baekhyun memeluk Kai erat. Ia seperti menganggap bahwa Kai adalah sebuah guling.