Part 2 | Never Give Up

17 6 4
                                    

Urusanku hanya sebatas mencintaimu.
Kamu mencintai siapa? Biarlah menjadi urusanmu.

♡♡♡

Pagi ini, Kinara sengaja berangkat lebih awal ke sekolah. Tentunya, untuk menjalankan rencana yang sudah ia pikirkan sejak tadi malam. Sarapan pagi bersama Elang. Benar-benar indah.

Dengan semangat Kinara melangkahkan kaki dikoridor sekolah yang masih terlihat sepi. Sesekali ia ikut bersenandung mengikuti lagu yang terputar pada earphone. Menurutnya, lagu merupakan ungkapan hati seseorang.

Langkahnya terhenti melihat Elang yang kini sedang berdiri di depan mading sekolah. Tidak biasanya Elang sudah sampai sepagi ini. Dan seharusnya, pagi hari Elang berada dikantin untuk sarapan. Mungkin, hari ini dewi fortuna berbaik hati membantu ia menjalankan rencananya.

Senyum merekah diwajah Kinara. Sempurna. Elang begitu sempurna dimatanya. Cara dia berdiri, berjalan, berbicara, semua terlihat tidak ada kekurangan. Memang terkadang cinta bisa membutakan.

Kinara melepas earphone yang terpasang ditelinga lalu merapikan sedikit penampilannya. Jika Elang sempurna, ia juga harus terlihat sempurna dihadapannya. Kinara menarik nafas sejenak lalu menghembuskannya. Dengan tenang, ia berjalan menghampiri Elang.

"Elang!"

Panggilan itu membuat Kinara kembali menghentikan langkahnya. Ia menatap perempuan sebahu yang kini berdiri dihadapan Elang. Sepertinya, ia kalah cepat kali ini. Namun, seperti biasa Kinara tidak akan mengalah. Ia juga ikut berjalan menghampiri Elang.

"Hai Elang!" sapanya seceria mungkin.

Elang menatap sekilas dirinya lalu kembali memandang perempuan dihadapannya. Andira Grizelle, perempuan cantik yang mencari incaran banyak kaum adam di sekolah ini. Kakak kelas yang juga merupakan Ketua English Club. Cantik, memiliki bentuk tubuh yang bagus, pintar, dan multi talented, sempuna!

"Kenapa Dir?" tanya Elang lembut. Sangat berbeda jika ia bertanya pada Kinara.

Ah, sepertinya kehadiran Kinara pun tidak dianggap disini!

"Kita dipanggil ke ruangan Bu Indri sekarang" ucap Andira tegas namun tetap terdengar lembut.

Melihat Andira yang begitu kalem dan terlihat sangat cerdas, seketika Kinara merasa gagal menjadi perempuan. Ia jauh sekali dari kata kalem.

Elang mengangguk, "Ayo!"

Andira tersenyum yang membuat ia terlihat semakin menawan, "Duluan ya, Kinara!"

Elang berjalan berdampingan dengan Andira. Dan bahkan, tanpa sedikit pun melihat ke arah Kinara yang sedaritadi berada disampingnya. Memangnya ia transparan jadi tidak terlihat?

Kinara terus menatap kepergian Elang dan Andira. Melihat mereka berjalan bersama sambil berbincang, terlihat begitu serasi. Ah, kenapa Kinara jadi merasa seperti ini. Pokoknya ia harus tetap berjuang mendapatkan Elang. Tidak ada kata menyerah di dalam kamus Kinara!

Kinara menghembuskan nafas perlahan. Jangan sampai hal kecil merusak mood-nya hari ini. Ia berbalik melihat mading. Lama ia tidak melihat pengumuman apa saja yang ada disana.

Love, Nara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang