➳ 제노 | 재민
Tentang bagaimana Lee Jeno, si pengidap skizofrenia
yang bisa jatuh ke dalam perhatian dan pesona
psikolognya, Na Jaemin.
alternative universe - bahasa
pinnochiose, 2020.
Awal tahun, lebih tepatnya pada bulan Januari. Saya mulai konsultasi kepada psikolog yang disarankan oleh sepupu saya. Namanya Na Jaemin, wajahnya seperti malaikat, senyumnya manis seperti permen kapas, dan rambutnya berwarna merah muda mirip dengan bunga sakura yang bersemi di pagi hari. Mulai darisana saya memberi panggilan khusus padanya, cherry blossom yang berarti bunga sakura sangat cocok dengannya.
Seperti yang lainnya, saya dirawat dan diberi ruangan khusus. Bernuansa tembok putih, dan satu tempat tidur. Menurut saya, ini bukanlah ruangan namun penjara. Saya diberi ruangan karena penyakit skizofrenia paranoid. Sejak kecil penyakit itu sudah tumbuh di dalam jiwa saya. Delusi dan halusinasi selalu muncul setiap saat. Sayang sekali, tidak ada satu pun yang peduli terkecuali sepupu saya, Mark Lee.
Saya selalu membayangkan bahwa akan ada yang membunuh saya saat malam hari sampai saya tidak bisa tidur. Bukan hanya itu, saya juga membayangkan jika ibu saya disiksa dan dibunuh oleh ayah di depan mata saya. Pikiran dan bayang bayang itu selalu ada di kepala saya.
Saat itu saya masih Sekolah Menengah Pertama. Prestasi saya yang turun drastis dan minat bakat saya yang hilang membuat ibu marah besar kepada saya. Dia memukul, menendang saya dan mengatakan bahwa saya adalah anak bodoh, tidak berguna.
Dia juga mengatakan jika menyesal telah melahirkan saya. Ucapan ucapan ibu selalu saya pikirkan. Terkadang juga, saya tertawa dan berbicara sendirian di kamar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berhalusinasi bagaimana jika saya mempunyai keluarga yang bahagia, tidak ada kekerasan setiap harinya yang membuat saya tertawa sendirian. Membayangkan orang tua memperlakukan saya dengan kasih sayang sepenuh hati. Realitanya? Saya seperti hidup di dalam neraka.
Ahahaha maaf...seharusnya saya menceritakan tentang Psikolog Na yang manis bukan kisah hidup saya yang tidak penting.
Psikolog Na memperlakukan saya dengan lemah lembut, dan tidak lupa dengan senyumnya yang merekah seperti pelangi disaat hujan reda.
"Jeno, apakah keadaanmu sudah membaik? Ingin pergi keluar? Mungkin itu bisa membuat rasa bosan mu hilang."
Suara lembutnya membuat renungan saya hilang. Dia menatap saya dengan penuh arti. Saya tersenyum melihatnya, entah mengapa jiwa saya seketika tenang, dan menerima ajakannya.
Psikolog Na menggenggam tangan saya sambil menuntun kearah taman rumah sakit. Saya dan dengannya duduk di bangku putih, di depannya terdapat air mancur yang tidak terlalu besar. Suasananya sangat membuat siapapun menjadi tenang. Saya memejamkan mata dengan pelan lalu menarik nafas sedalam dalamnya. Tenang sekali rasanya. Tidak satupun dari kami yang bersuara. Mungkin karena terlalu fokus dengan suasana di taman ini.
Saya terkejut tidak menduga, dia mengelus tangan saya dengan pelan sambil nunduk dan tersenyum. Wajahnya sangat tenang, seperti malaikat tanpa sayap. Indah sekali.
"Jeno, jika suasana hatimu merasa memburuk dan kacau. Tarik nafas sedalam-dalamnya, bayangkan kau dan aku berada di taman ini. Ingatlah sesuatu yang bisa membuat hatimu merasa tenang. Kau bisa melakukannya kan?"
"Iya terima kasih..."
Untuk pertama kalinya, saya berbicara dan tersenyum dengan lembut. Hanya kepadanya.
dua puluh lima hari sebelum kelopak bunga sakura gugur —lee jeno
skizofrenia paranoid: Skizofrenia adalah penyakit mental kronis yang menyebabkan gangguan proses berpikir. Gejala paling khas dari skizofrenia paranoid adalah delusi (waham) dan halusinasi. Itulah sebabnya, orang dengan skizofrenia paranoid cenderung mendengar suara-suara di dalam pikiran mereka dan melihat sesuatu yang tidak nyata.
