1. Alatas, Luka dan Plaster

5.3K 312 40
                                    

Ruang makan, 06:30 PM.

"Ata," panggil Arya.

"Hm," gumam Alatas. Tanpa berniat menatap lawan bicaranya. Cowok itu fokus menyantap sarapannya.

"Papa mau bicara serius sama kamu, Ata." ujar Arya. "Papa tau kamu marah. Tapi, Ata papa minta maaf. Papa menyesal!"

Alatas diam. Ia benci pembahasan ini.

Sementara itu, Arya baru kembali dari Switzerland (Swiss) tadi malam. Setelah pergi hampir 5 tahun lamanya untuk urusan bisnis.

"Papa salah, Al. Maafin Papa." Arya menghelah nafas, ia menyesal.

"Iya anda salah! Salah anda karena menjadi ayah saya!" sentak Alatas benci mendengar Arya lebih lanjut.

Arya tercekat di tempatnya. Ia juga terpukul jika mengingat kejadian hari itu. Tapi, ia sadar diri kenapa anak satu-satunya bersikap seperti sekarang padanya. Itu karena ia gagal menjadi orang tua.

"Papa juga menyesal Alatas. Sampai sekarang papa masih menyesal, papa hidup dengan rasa sakitnya penyesalan. Tapi, papa gak bisa lakuin apa-apa sekarang, selain ikhlas menerima takdir ini." ujar Arya.

"Jangan bawa-bawa takdir untuk nutupin kesalahan anda!" desis Alatas menohok. "Jangan lupa karena anda, mama saya meninggal.

"Ada baiknya papa gak pernah kembali. Alatas benci papa!!"

Alatas benci papa-menggema bak kaset rusak yang terus berputar di kepala Arya tanpa pria itu mau.

Bayangan itu, terus berputar di kepala cowok jakung di tengah jalan sana. Membuatnya tanpa sadar telah memacu Kawasaki Ninja H2 Carbon warna hitamnya di atas kecepatan rata-rata. Saat jalan raya yang ia lintasi cukup renggang pagi itu. Jalan yang akan selalu ia lewati saat tidak ingin telat, seperti sekarang. Dan jalan itu hanya dirinya yang tahu.

Dia, Alatas Brillian Argino.

Namun, Alatas tidak tahu, seorang perempuan tiba-tiba melintas di depan motornya. Membuat cowok itu terbelalak kaget lalu refleks membanting stir motornya ke kiri dan jatuh mengenaskan bersama motornya. Begitu juga dengan cewek itu, sudah jatuh terduduk di atas aspal. Kejadiannya begitu cepat.

"Anjing, motor gue." umpat Alatas melotot tajam. Dengan cepat ia menegakan motornya yang sudah pasti lecet itu.

"Kalo nyebrang selain pake kaki, mata juga di pakai! Buta lo huh?!"

Saat Alatas menghadap ke arah belakangnya, ingin protes pada cewek yang menyebakan motornya lecet.

Cewek itu sudah bangkit. Lalu, dengan terburu-buru ia kabur, pergi dari sana. Seperti tidak terjadi apa-apa.

"WOIII! JANGAN KABUR LO, SIALANNN!" teriak Alatas menggelegar.

"Ma-maaf, gu-gue gak sengaja. Lo juga baik-baik aja kan." pekik cewek itu tanpa beban dari jauh. Lalu, naik angkot entah kemana.

Netra coklat terang setajam elang milik Alatas, menatap datar kepergian cewek itu. Tapi, tangannya yang terkapal kuat sampai urat-urat di tangannya terlihat, menunjukan kalau cowok itu sedang emosi dan siap membalas cewek itu. Jika bertemu lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Revenge PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang