Part 16

4.1K 107 4
                                    

Author pov

Rintik hujan menemani pagi Aisy yang sedang menyuapi Keynan di sampingnya. Sarapan kali ini sangat sunyi, tak ada yang ingin membuka suara dari ketiga orang dewasa yang sedang menyantap sarapan dalam diam. Sejak subuh tadi setelah Aisy  dan Al tak bertegur sapa sekalipun, entahlah apa penyebabnya.

Bukan Al yang tak ingin membuka pembicaraan dengan Aisy, melainkan Aisy yang sedari tadi memilih diam ketika Al mengajaknya untuk berbicara.

"Mama dan bi Minah nggak usah masak banyak untuk siang nanti. Aku, Keynan, dan Aisy akan makan siang di luar."ujar Al setelah menghabiskan makanannya dan langsung beranjak dari tempat duduknya berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai 2.

Aisy tak ambil pusing dengan ucapan Al suaminya. Toh, dia belum menyetujui rencana Al untuk makan siang diluar. Ia memutuskan, tapi jika di paksa ya Aisy ikut-ikut saja si.

•••

Ceklek

"Bunda, Key mau bobo." ujar bocah laki-laki yang ada dalam gendongan Aisy. Keduanya saat ini tengah memasuki kamar Aisy.

Aisy tersenyum menanggapi ucapan Keynan, dan kemudian tangan cantiknya entah sengaja atau tidak mencubit pipi Chubby Keynan. Aisy sangat gemas dengan bocah yang satu itu.

"Huaaa, Bunda kok nyubit Key, emang Key salah apa sama Bunda Huaaa.'' tangis Keynan pun pecah, menyadarkan seorang pria yang sedang duduk di balkon kamar yang tengah menatap pemandangan dari balkon kamarnya.

Aisy ta menghiraukan tangisan Keynan, dan langsung menidurkan bocah itu di atas ranjang. Setelahnya  ia pun ikut juga  berbaring di samping Keynan dengan selimut yang menutupi keduanya. Perlahan mata berbulu lentik milik Aisy tertutup menikmati kehangatan yang ia rasakan.  Dan tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan kekar memeluknya dari arah belakang. Membuatnya  dengan reflek membuka mata.

"Kamu marah sama aku?" tanya pria pemilik tangan kekar tersebut, kalian sudah pasti tau siapa bukan?

Aisy tak bergeming dari tempatnya, dan memilih kembali menutup matanya. Ia tau kenapa, moodnya untuk bicara dengan Al sangat buruk.
Biarkan lah ia egois untuk saat ini.

Al mengeratkan pelukannya pada pinggang Aisy.

Aisy sekarang harus menurunkan sedikit egonya. Yap Aisy memilih berbalik dan kembali memeluk Al. Pelukan yang selalu membuat nya nyaman. Ia senang di perlakukan seperti ini oleh suaminya.

"Jangan marah lagi sama aku, tanpa alasan yang jelas." bisik Al di telinga Aisy, membuat emosi Aisy seketika membara.

Apa yang Al katakan tadi??

Tanpa alasan yang jelas?

Memang salah jika Aisy cemburu kepada suaminya Itu? Memang slaah jika Aisy, marah karena suaminya itu mengukir tato di tubuhnya?

Aisy mendudukkan badannya dan bersandar di kepala kasur diikuti oleh Al yang bangun dan bersandar pada kepala kasur juga.

"Kamu kenapa?" tanya Al bingung melihat kelukaan sang istri.

Apakah semua laki-laki tidak peka terhadap perasaan pasangannya sendiri? Seharusnya Al sadar mengapa Aisy marah padanya. Tiba-tiba kelopak mata Aisy memerah, ia tak tau mengapa moodnya gampang naik turun begini saat ini.

"Hiks--- aku cemburu kak." tangis Aisy pecah, Al pun dengan sigap membawa aisy kedalam pelukannya.

Al tau sekarang alasan aisy istrinya mendiaminya sejak semalam,ternyata istrinya itu cemburu. Cemburu karena kehamilan Keyla? Mungkin saja.

"Kamu cemburu sama kayla?"tanya Al ,dan Aisy hanya mengangguk dalam pelukan al.

Al mengembangkan senyumnya, "kamu tau ga, ga ada gunanya kamu cemburu sama kayla, kamu tau kenapa?"

Suffering and sadness Aisy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang