Part 19

3.5K 109 2
                                    

Auhor pov

Di rumah kediaman Aisy kini tengah ramai karena bunda, dan mama mertuanya sedang berkumpul bersama di dekat kolam renang di temani oleh keynan yang memilih ikut Aisy kerumahnya.  Saat ingin mengantar sang bunda untuk pulang kerumahnya, Zara sang bunda menolak dengan alasan di rumahnya tak ada teman bercerita. Memang pada dasarnya perempuan jika bertemu dengan teman kaumnya yang umurnya tak jauh darinya, maka akan terjadi sedikit bumbu-bumbu pergosipan. Entah gosip tentang teman arisan, gosip tempat tinggal, apa lagi gosip kejelekan seseorang.

Sungguh Kaum wanita.

Tok... Tok... Tok....

"Eh biar Aisy aja yang buka pintunya," ujar Aisy ketika melihat Naura sang mama mertua berdiri dari duduknya.

Naura mengangguk dan melanjutkan acara bergosip riahnya bersama Zara.

Ceklek

"Al mana?" tanya sang tamu dengan tidak sabarannya.

"Papa," gumam Aisy terkejut, melihat kehadiran papa mertuanya dan istri kedua suaminya di rumahnya.

Tunggu dulu di rumahnya? Bagaimana kalau bundanya melihat istri kedua suaminya, dan bundanya tau kalau selama ini anak kesayangannya di madu oleh suaminya?

"Kak Al nggak ada Pa." Kata Aisy lembut tak lupa senyum yang ia berikan kepada Papa mertuanya.

Geral menatap sinis pada Aisy, "Aisy kamu tau kan kalau sekarang Kayla lagi hamil? Kamu jangan nyembunyiin Al gitu dong!"

Aisy mengangguk. Dadanya terasa sesak mendengar fakta yang Papa mertuanya katakan, Kayla hamil? Jadi benar postingan Kayla dan Al saat itu. Jujur saja Aisy sedikit bisa berfikir positif tadi malam, bahwa Testpack yang ada di akun Instagram Al dan Kayla itu mungkin punya kenalan mereka. Tapi sekarang tidak, Bahkan Papa mertuanya menyatakan hal itu dengan jelas barusan.

"Kamu jangan egois dong, sampai-sampai Al nggak ada waktu buat Kayla. Kayla kan lagi hamil anaknya Al, asal kamu tau!"gerutu Geral.

Aisy hanya bisa menghembus nafas kasar mendengar ucapan Geral barusan. Apa selama ini aisy egois? Beri tau Aisy dimana letak keegoisannya. Ia bahkan merelakan suaminya untuk menikah lagi demi keberlangsungan perusahaan milik Papa mertuanya.

"Ma---maaf Pa, tapi kak Al emang ga lga ada dirumah."

Geral berdecih, "kalau Al pulang, suruh dia pulang kerumah Papa. Istri lagi hamil main tinggalin aja."

"Siapa yang bertamu Aisy--- Eh pak Geral."

Naura yang berjalan di samping Zara sambil menggendong keynan memilih diam. Sedangkan Zara, seperti malah memilih mendekat pada Geral untung menyapanya.

"Selamat siang Bu Zara," sapa Geral formal bak teman bisnis.

"Ini siapa Wa?" Bukannya menjawab, Zara malah menanyakan sosok yang berada di samping Geral.

"Dia tem---"

"Dia istrinya Al, lebih tepatnya istri kedua Al." Potong Geral tersenyum bahagia melihat perubahan raut wajah Zara.

Zara menatap Aisy meminta kejelasan, "Maksudnya apa wa?"

"Eh jeng Zara lebih baik soal Kayla, nanti kita bicarakan saat Al ada di ini." Ujar Nura menengahi. Ia rasa suasana saat ini sangat tidak tepat jika adu bacotan antara mantan suaminya dengan besannya terjadi.

Aisy menghela nafas lega mama mertuanya memang yang tebaik.

"Telfon ayah kamu ,Al ,Kevin ,dan El, Wawa! Se-ka-rang!" perintah Zara mutlak dan Aisy dengan tergesa-gesa berjalan menjauh dari ruang tamu.

•••

Hening saat ini aura yang mengcengkam membuat semua yang ada di ruang tamu rumah milik Aisy dan Al, tak berani berbicara satu katapun. Jangankan berbicara bernafapun harus sangat perlahan.

"Al jelaskan sekarang siapa perempuan itu!" tekan Zara sambil menunjuk Kayla.

"Di---dia istri kedua Al Bun,"ujar Al sambil menunduk.

Zara menatap Al tak percaya, berani-beraninya Al mempoligami anaknya tanpa sepengetahuaan dan persetujuan keluarganya.

"Jadi benar dia istri Lo?" Tanya El, dan Al hanya diam tak berani menjawab El yang sekarang sudah di liputi oleh amarah.

''Cih, selingkuhan Lo tuh nggak ada cantik-cantik nya Al. Cari selingkuhan yang cantik Napa, eh ga deng ga ada yang bisa ngalahin kecantikan adik gua." ujar El dengan nada mengejek.

"Jaga ucapan anda tuan El!" Gertak  Geral tegas tak terima menantu yang menjadi sumber uangnya di permalukan di depan nya.

"Maksud lo apa tuan Geral yang tak punya hati!"

"Gue masih ngehargaiin Lo sebagai orang yang lebih tua dari  gue, jadi kalau Lo mau aman mending Lo diam." tekan El dengan menunjuk wajah Geral. Membuat keberanian yang Geral punya seketika menciut melihat amarah El yang sudah berada di puncak.

"El jaga sopan santun mu!" ujar Zara mengingatkan anaknya.

"Sekarang apa pilihan Lo Al! Gua ga mau adik gua di poligami gini!"

Al terdiam tak tau mau menjawab apa.

"Al kamu taukan bunda paling nggak suka sama namanya penghianatan? Dan sekarang kamu malah ngekhianatin kepercayaan bunda." Ujar Zara.

Naura yang melihat anaknya di bully pun memilih diam, karena disini yang salah adalah Al.

"Tinggalin Aisy Al!" ujar Farhan membuat seketika tatapan memusat kepadanya.

"Ayah Aisy nggak mau hiks---"

"Kamu rela di poligami sama laki-laki bajingan ini?" Tanya El sinis kepada Aisy.

"Aisy udah ikhlas kak."

"Alah, kakak nggak percaya itu."

"Hiks Kak Aisy mohon jangan pisahin Aisy dan Kak Al."

"KAMU UDAH DI KHIANATI WA SAMA PRIA BRENGSEK INI!!!"teriak El

"El jangan berteriak pada Wawa!" Bentak Zara tak terima putri bungsunya di bentak.

"Yaudah sekarang keputusan ada di tangan Wawa, apa kamu benar-benar ikhlas?" Tanya Farhan menengahi.

Aisy mengangguk disertai air mata yang membasahi matanya.

"Yasudah tapi jika kamu sudah nggak tahan sama Al, pintu rumah papa selalu terbuka untuk kamu."

"Makasih yah." Aisy berhambur di dalam pelukan ayahnya.

"Dan kamu tuan Geral, sepertinya anda lupa kalau perusahaan anda bisa seperti sekarang akibat saham yang saya tanam beberapa tahun yang lalu, dan saya putuskan untuk menarik kembali semua saham saya di perusahaan kamu!" Tegas Farhan.

Geral membeku di tempatnya, bagaimana ia bisa lupa kalau Farhan adalah pemilik saham terbesar di perusahaannya.

"Pesawat Ayah dan Bunda udah siap ke Jepang," ujar Kevin yang baru datang, ia baru saja menerima telfon dari Anak buahnya yang mengurus keberangkatan kedua orangtuanya.

Farhan mengangguk, "Kevin dan El sebaiknya kalian ikut ayah dan bunda ke Jepang, dan kamu Al awas kalau saya sekali lagi mendengar berita tidak mengenakkan tentang putriku. Ku pastikan kau tak bertemu dengannya lagi!"

"Sayang bunda pulang yah," ujar Zara memeluk putri bungsunya.

____________

Assalamualaikum...

Gimana?

Tambah gaje ya?

Vote,kritik,dan sarannya aku tunggu...

Suffering and sadness Aisy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang