06. Anak Haram

233 124 92
                                    

"Bang Devano, main yuk" panggil Anang dari luar pagar rumah Devano.

"Punten gopud" celetuk Andra, "Dev maen yok".

Devano berjalan keluar menuju pagar rumah nya dan membuka pagar rumahnya yang mewah itu.

"Eh para asisten gw dah dateng aja" sapa devano.

"Gundul mu asisten, gaya dah kayak oppa-oppa korea gini dibilang asisten" balas Andra tak terima.

"Tau ni bangke emang" sahut Anang.

"Bercanda lah ma bro baper banget" hibur Devano, "mau kemana ni?."

"Club boleh lah" ujar Andra.

"Kaga dah gw tobat" tolak Anang, "lu gimana Dev?."

"Sama gw kaga gw mau kelapangan aja dah."

"yaelah"

Setelah beberapa lama mereka berbincang-bincang hp Anang berdering.

Drt... Drt...

"Angkat gih hp lo nang"

"iye bentar napa"

"ye dikasih tau bocah"

"bacot jomblo"

Anang bergerak merogoh sakunya dan mengambil hp nya.

"gw mau angkat telepon dulu ya bro"

"iye"

Anang bergerak menjauh sedikit dari teman- temannya dan menggangkat teleponnya.

Setelah bebarapa menit Anang kembali ke tempat semulanya.

"Bro, gw disuruh pulang sama mak gw" ujar Anang.

"yaelah bocil"

"iy ni, paman gw sunat lagi"

"Ha? Beneran cuk" kaget Andra dan Devano serempak.

"kaga-kaga ni tante gw persalinan"

"yaelah gw kira mak lo kawin lagi"

"Ngawurmu" balas Anang, "ayo ndra"

"lah pulang?"

"iya lah bodo"

"lah gw masih betang sama bang Devano"

"salah sapa nebeng"

"hilih"

Devano mengelus dada, mengapa ia bisa temenan sm mereka yang tololnya murni.

"yaudah Dev, balik dulu ye"

"iye,ati-ati"

***

Devano pun langsung berlari-lari kecil di dekat taman kompleks perumahanya.
Seperti biasa dia juga suka berkunjung di kolam ikan umum di sekitar kompleks rumahnya.

Walau pun Devano sangat terkenal dingin dan berhati batu tetapi dia masih ada rasa peduli.

Devano menaburi makanan ikan yang sudah ia beli tadi, "ni makan ya, biar cepet gede ya biar bisa jadi kayak thanos"

Devano pun meninggalkan kolam ikan dan melanjutkan lari-lari kecil.
Ditengah perjalanan, Devano melihat bangku taman yang terbuat dari kayu dan di sebelah bangku tersebut terdapat ayunan dan seluncuran.

Devano tersenyum kecil, ia menghampiri bangku taman tersebut untuk duduk sebentar.

"Andai waktu bisa terulang" ujarnya pelan dan mengelus bangku taman tersebut.

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang