1- Annoying

244 37 0
                                    

Pagi ini lumayan asing bagi gadis 17 tahun yang sejak 10 menit yang lalu berdiri di pembatas balkon apartemennya. Bukan untuk mengakhiri hidup,ia hanya tak percaya pada penampakan dihadapannya.

Sejak subuh, suara klakson kendaraan bermotor memenuhi seisi ruang kamarnya. Ah, lebih tepatnya sudah sejak ia menginjakkan kaki di tempat ini kejadian tersebut sudah bermula.
Telinganya seakan mau pecah. Beberapa kali ia mengeluhkan suara-suara bising tersebut, tapi tidak pernah digubris oleh kedua orangtuanya.
Katanya -hal semacam ini sudah sangat wajar di kota-kota besar. Jadi kamu harus mulai terbiasa,ya.

Apa tidak ada cara lain selain seolah-olah tuli? Padahal banyak cara bisa dilakukan. Menyewa apartemen kedap suara mungkin? Ah, Cindy bukan dari keluarga konglomerat. Namun, dirinya tidak dari kalangan biasa juga. Bisa dibilang cukup mampu, berada dikelas menengah.

Benar, Cindy dan keluarganya baru pindah beberapa hari lalu. Ia terpaksa menunda pendaftaran sekolahnya karena masih mengurus beberapa keperluan rumah yang nantinya akan mereka tinggali. Tepat sekali, apartemen hanya sebagai singgahan. Bukan hanya karena gerutuan Cindy setiap hari karena mengaku tidak bisa tidur, tapi juga karena ingin menikmati hunian nyaman untuk keluarga dengan 2 orang anak ini.

Hari ini adalah hari pertamanya. Benar-benar gugup. Ia tidak pernah sesiap ini hanya untuk mengemban ilmu. Bahkan ia rela mandi subuh-subuh hanya demi mengejar waktu, berusaha menciptakan kesan pertama yang baik bagi seluruh warga sekolah barunya nanti.

Ah, sudah pukul 06.07. Ia harus segera bersiap mengingat jarak sekolah dari apartemennya bisa menempuh waktu hingga setengah jam. Cindy tidak ingin terlambat di hari pertamanya.

Ayo Cindy, semangat! Kamu pasti bisa! Batinnya menyemangati diri sendiri.

***

"Elang!" Teriak seorang siswi dari kejauhan sambil melambai-lambaikan tangannya. Mengembangkan senyum manis menggemaskan diwajah imutnya.

Si empu menoleh,mendecih dan memutar bola mata malas,"Mau apa lagi?"

Si gadis memanyunkan bibirnya,tak suka dengan tanggapan dingin si empu,"Kok gitu sih? Aku kan cuma pengen ke kelas bareng. Lagian kan mereka udah tau kalo kita ini udah tunang-"

"Apaan sih. Yaudah ayo!" Teriak Elang kesal.
Lagi-lagi perempuan satu ini menghancurkan moodnya yang memang sudah memburuk sejak pagi tadi,sejak perdebatannya dengan sang kakek.

Lagi-lagi kakeknya itu membahas tentang perjodohan dengan cucu sahabatnya, yang tak lain dan tak bukan adalah Cassandra, perempuan yang sekarang sedang bergelayut manja di lengan kirinya. Entah apa yang bisa membuatnya dulu sangat memuja-muja sang gadis.

"Elang,kamu tau nggak?"

"Apa?"

"Kakek bilang kita boleh nikah kalo-"

"Udah deh,San!Jangan bahas itu lagi! Aku muak dengarnya." Teriak Elang yang sontak membuat pegangan erat tangan Cassandra dilengannya mengendur dan terlepas.

"Kamu kenapa sih! Dari kemarin bawaannya pengen marah mulu!" Teriak Cassandra tak kalah menggebu. Entah sejak kapan kristal bening mulai menumpuk di pelupuk matanya, mendesak agar segera dititikkan.

Ia tak kuasa menahan emosinya. Menyadari bahwa butiran tersebut berada di ujung tanduk,ia berlari meninggalkan Elang dengan tatapan nyalang yang bertanya-tanya.

CindyrellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang