Kali ini Adeeva berniat untuk melancarkan aksinya sekali lagi
Adeeva berjalan pelan sekali sambil menyusup melewati beberapa bangku dengan liar nya hmm, sepertinya si Adeeva Verissa ini titisan belut.
Saat guru tersebut sibuk menerangkan pelajaran di papan, dengan cepat Adeeva mengambil botol Tupperware untuk dimasukkan dengan obat tidur
Berhasil! Batin adeeva
Selesai melancarkan misi nya, Adeeva menyusup lagi ke dalam bangku demi bangku untuk sampai di tempat duduknya, namun saat di tengah perjalanan
"Shh..." tidak sengaja Adeeva terbentur sisi meja sambil mengusap-ngusap dahinya pelan
"Dasar belut listrik" cibir Ravael, sontak Adeeva pun langsung mendongak menatap asal suara yang tak asing baginya
Senyap senyap, seperti telah mendengar keributan kecil guru tersebut berbalik, matanya tertuju pada siswa yang sedang menatapnya
"Kamu! Rapunz-
Sebelum melanjutkan ucapannya Ravael lebih dahulu membekap mulut Adeeva sambil menggeretnya ke bawah bangku
Bel istirahat pun berbunyi, guru yang mengajar sudah melesat pergi bahkan para murid di kelas itu pun bubar untuk segera mengisi perut mereka yang kosong, hampa... kek keadaan hati para pembaca
Bahkan Ravael belum bernafas lega, sesaat kemudian Adeeva menyembulkan kepalanya di antara selangkangan Ravael
"Baa!" Ucap Adeeva berniat mengaggetkan cowok di depannya sambil nyengir
Adeeva tertawa terbahak-bahak saat Ravael langsung meloncat dari tempat duduk dan ekspresinya seperti orang lagi ketakutan, 'ah lucu sekali' pikir adeeva
Ravael mendelik pada gadis didepannya sambil mengatur nafas yang kian memburu seakan mau meluapkan semua emosinya
"LO!!..." Teriakan Ravael justru mengundang para siswa yang tersisa dalam kelas menoleh padanya tetapi Ravael balik menatapnya datar, cih!
Ravael menunduk berbisik pada Adeeva "Lo... Masih mau hidup kan?" Lembut sekali sangat lembut malah nyaris membuat seorang Adeeva merinding
Ravael seorang pshyco? Ga cocok cuih!
Aura yang keluar dalam tubuh Ravael seakan akan menyuruh Adeeva tetap diam hm, seperti yang kalian kira Adeeva Verissa bukan penakut.
"Tangan kamu bau banget tauu!" Seraya mengusap mulutnya menggunakan tisu yang diambil di dalam loker, entah itu tisu milik siapa
"Maaf deh, tadi gua abis garuk pantat" ucapnya santai tanpa menghiraukan tatapan menjijikan dari Adeeva
"Najis najis najis!" Berniat berdiri tak lupa mengeluarkan sumpah serapah pada cowok yang sempat membekap mulutnya
Mengeluarkan pena dan mengetuk ngetuk kepalanya untuk mencari jalan keluar
"Aku gabisa gini... Huh!" ucapnya kesal menghentak hentakkan kakinya Adeeva sekali lagi berpikir tentang bagaimana cara guru pengajarnya bisa tertidur di kelas
"Tadi aku yakin deh tadi udah masukkin obat tidur dalem tupperware gurunya" gumamnya lagi
"Apa dosisnya kurang? Atau obatnya sudah kadaluarsa? Padahal aku baru beli kemarin itupun di beliin sama luppy huft" Adeeva meracau sendiri
Luppy dengan nama aslinya Levinus Stevien pengaggum rahasia Adeeva yang menjelma menjadi sahabatnya. Ia sempat ditolak Adeeva bahkan sebelum ia mengungkapkan perasaanya. Luppy selalu ada untuk Adeeva
Suasana kelas begitu sunyi, mengingat ini adalah jam istirahat. Adeeva menempelkan kepalanya di meja seraya mengayun ayunkan pena sehingga tidak sengaja terlempar mengenai cowok di depannya
"Awch..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Amicizia
Teen Fiction"Antara teman chattingan itu nggak boleh baperan" "Iyaa kan, Ravael?" "Masa sih, Sayang?" "AKU TEGAR!!!" "Tapi dalamnya Ambyar?" "Ravael, aku kutuk kamu ..." "Jadi pacar kamu?" "Oke cantik" Maapkan bila cerita tidak sesuai harapan kalian ')