Kenzie & Meira #20

244K 19.9K 4.2K
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

"MAMA!" Kenzo memeluk kaki Meira dengan erat. Wajah anak itu tampak berseri-seri saat menatap Meira.

"Eh?" Meira menoleh menatap Kenzie. Pria itu malah terlihat acuh sembari menyandarkan tubuhnya di sisi tiang yang memang ada di dalam rumah ini.

"Akhirnya Tuhan mengabulkan permintaan Kenzo. Kenzo kangen banget sama mama!" ucapnya polos. Senyum lebar dan cerah tidak luntur di wajahnya yang tampan.

Meira membeku. Ia tidak tau harus melakukan apa sekarang. Kenapa tiba-tiba anak ini memanggilnya dengan sebutan Mama? Tidak mungkin dia ibu dari anak ini.

"Mama kok diam? Mama enggak kangen ya sama Kenzo?" tiba-tiba raut wajah Kenzo berubah. Tangannya yang memeluk kaki Meira ikut terlepas dengan kepala yang menunduk.

Meira tertegun.

Ada sedikit rasa bersalah di dalam hatinya. Meira menggigit bibirnya bimbang. Antara ingin memeluk atau pergi menjauh.

"Ken," Meira mencoba meminta penjelasan dari Kenzie.

Namun pria itu hanya diam menatapnya sembari mengangkat sebelah alisnya.

Rasanya Meira ingin menangis. Ia sangat bingung dengan keadaan di sini.

Kenapa anak ini memanggilnya dengan sebutan Mama? Seingat Meira, dia tidak pernah memiliki seorang anak. Lagipula Meira masih perawan.

Meira menggeleng kepala menatap Kenzie. Perlahan ia melangkah mundur membuat pria itu langsung menegakkan tubuhnya. "Ini maksudnya apa, Ken!? Kenapa anak itu manggil aku Mamanya?"

Tubuh Meira terlihat gemetar. "Tolong jelasin semua, Ken. Jangan buat aku semakin kebingungan dengan semua ini."

Kenzie menatap Meira dengan intens. "Dia anak kamu, Ra."

Ha?

"Ma-maksud kamu apa!? Sejak kapan aku hamil? Jangan gila, Kenzie!" Nada suara Meira begitu menggelegar sampai membuat Kenzo tersentak.

Mata anak itu tiba-tiba mengeluarkan air mata. Ia menatap Meira dengan tatapan terluka.

"Papa.." Kenzo mendorong mundur kursi rodanya. Hatinya teriris mendengar kalimat Mamanya. Tampak tangannya gemetar memegang celana Kenzie.

Pria itu mengeram. "Bawa Kenzo ke kamar!" titah Kenzie pada pelayan yang sejak tadi berdiri di belakang Meira. Wanita itu gelagapan. Dengan segera ia menuruti perintah Tuannya.

Kenzo menggeleng kuat saat pelayan sekaligus pengasuh Kenzo itu hendak mendorong kursi rodanya. "Enggak mau! Ken mau Mama." Isak Kenzo. Ia memeluk erat kaki jenjang Kenzie.

"Papa! Tolong bilang sama Mama kalau Kenzo anak mama. Kenzo sayang mama, Hiks. Kenzo enggak mau Mama pergi lagi.." pinta Kenzo dengan berurai air mata.

Kenzie mengusap wajahnya kasar. "Kamu ke kamar ya, Ken. Ada yang mau papa bicarain sama Mama kamu."

Namun Kenzo tetap menggeleng. "Enggak mau, Pa. Kenzo enggak mau ke kamar. Kenzo takut Mama pergi, hiks.."

Kenzie & Meira (S#3) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang