O3: lempar mata sembunyi perasaan

458 57 13
                                    


❦︎. 天頂部 ; ☂︎
𖤐°☾︎-- ©djeongyunho -- ✰✯

 天頂部 ; ☂︎𖤐°☾︎-- ©djeongyunho -- ✰✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habis hujan, terbitlah kemalasan. Itu adalah slogan yang selalu Harsa terapkan setiap kali hujan datang menyentuh bumi. Pemuda ini sebenarnya produktif, alias gak bisa diam sama sekali kayak cacing kepanasan. Cuman kalo hujan, energi dia seakan tersedot habis dan mau tidur aja rasanya.

Masalahnya, dia ada rencana sama anak-anak rumah buat main ke taman cakrawala sambil jajan. Hari jum'at kan sekolah pulang cepat, jadi bisa main lebih lama setelah pulang sekolah.

Cuman masih gerimis begini, yakali jadi? Pikir Harsa. Jadilah pemuda itu rebahan sambil selimutan di kasurnya. Cuek aja masalah pamali tidur sore, dia beneran ngantuk.

Tapi emang namanya pasukan lenong gabakal ada kata wacana mau ada gempa di depan mata juga.

"Walaupun badai menghadang, jengjerengjeng."

"Ingatlah ku kan slalu mengganggumu iyeaah..."

"Music, cue!"

Empat pemuda yang entah bagaimana caranya bisa masuk kamarnya itu kini sedang menjelma menjadi band aneh yang lebih mirip pengamen. Sambil menyanyikan lagu masih dari ada band, mereka kacaukan sedikit liriknya.

Mahesa, yang memegang gitar itu memainkan senar gitarnya secara abstrak dan membuat melodi hancur yang memekakkan telinga. Ditambah suara sumbang ala Abraham dan Geeza yang dibuat-buat. Cukup sudah penderitaan Harsa, padahal dia cuma mau tidur sebentar.

"Lets go William!"

"OW YEAAH BERSAMA KITA LEWATIII JALAN YANG BERLIKUU SAYAAAAAANGGG!!!!"

pemuda yang masih bertahan di kasurnya itu mengeratkan selimutnya juga menutup telinganya dengan dua bantal.  Ah iya, Harsa lupa. Diantara suara sumbang dan gitar abstrak itu, ada William yang suaranya melengking kayak monyet kesamber petir, paham ga se-pusing apa Harsa sekarang?

Bukan pusing, setengah gila kayaknya. Tapi masih ada satu gangguan lagi. Kali ini ga main-main sih....

"BANGOON BEGOOO!" Teriak william, menarik-narik selimut Harsa yang tetap berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap tidur.

"Jun, gas," seru Abraham ke salah satu temannya yang baru datang lewat jendela kamar Harsa.

Iya, jendela. Jangan heran, cita-cita Arjuna dari kecil emang jadi spiderman. Entah bagaimana pemuda itu memanjat jendela yang pasti bukannya mirip peter parker malah lebih keliatan kayak kuli jawa sih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐂erita 𝐒epulang 𝐒ekolah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang