02 Dua

31 6 0
                                    


Raina membuka perlahan matanya karena suara alarm di atas nakas samping ranjangnya. Ia pun bergegas bangun untuk mempersiapkan diri ke sekolah. Setelah mandi dan memakai seragamnya tak lupa ia membereskan buku-buku yang akan dibawa ke sekolah. Setelah itu ia keluar kamar dan melangkahkan kaki ke ruang makan. Saat tibanya di sana sudah ada mama dan papanya yang sudah duduk sembari sarapan.

"Morning mah, pah..." ujarnya sembari mengecup pipi mama dan papanya. Lalu duduk di bangku meja makan sembari melahap sarapan nya.

"Morning sayang..." jawab mamanya. Papanya hanya mengangguk.

"Rain kamu di anterin sama farrel ya mulai hari ini.." ujar david, raina tersentak mendengar itu. Ia teringat saat kemarin farrel bilang akan mengantarnya ke sekolah.

"What?! Raina mending berangkat sendiri aja pah.."

"Raina, kamu kemarin menuruti perintah papa kan? Yaudah mulai hari ini kamu jalanin aja perintah papamu.." ujar della sambil tersenyum lebar menatap raina.

"Yaudah papa sama mama mau berangkat, bentar lagi farrel dateng kok. Dah ya bye sayang.." ucap david lalu beranjak bersama della meninggalkan raina sendiri. Belum sempat raina menjawab, mereka malah pergi. Raina mendengus sebal.

"Kenapa jadi gini sih!" gumam raina. Dia kepikiran ingin cepet cepet keluar sebelum farrel dateng.

Bergegas cepat ia keluar sampai depan pagar rumahnya, ia melihat motor sport dibawa dengan seorang lelaki jaket jeans hitam senada dengan celananya berhenti di depannya, betapa terkejutnya saat orang itu membuka helmnya, ketampanannya yang melekat di wajahnya. Dia mengenal orang itu, dia farrel. Raina dag dig dug saat ditatap oleh farrel. Ingin rasanya dia kabur. Saat ingin kabur tangannya di cekal oleh farrel.

"Lepas!" ujar raina sembari menepis tangan farrel namun sulit, tenaga nya kalah oleh tenaga farrel.

"Om david udah bilang bukan, mulai sekarang gue yang anter lo?" ucap farrel sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Iya udah bilang! Tapi pliss gue pengen berangkat sendiri pliss." raina tak tahu lagi harus bagaimana, makanya ia terpaksa untuk lebih baik memohon kepada farrel.

"Terserah lo..." farrel menggantungkan kalimatnya lalu menatap raina sambil tersenyum jahil "Kalo lo kekeh berangkat sendiri, gue akan bilang sama om david." setelahnya dia melepaskan tangan raina yang dicekal olehnya. Lalu menaiki motornya. Mendengar itu raina tidak berani berkata kata, ingin rasanya dia meninju orang yang di hadapannya ini, lalu raina ikut naik duduk di belakang farrel. Farrel tersenyum miring tanpa raina ketahui. Langsung saja farrel menancap gas nya menuju sekolah raina. Hanya hening saja selama di perjalanan.

Hingga tiba di gerbang sekolah. Raina terkejut darimana farrel bisa tahu sekolah gue? Kalaupun papa yang kasih tau, kenapa dia tau jalanan jakarta? Anjirlah batin raina. Untung di sekolah masih sepi, dia berangkat sangat pagi jam 07.10 sedangkan masuk saja jam 07.40 . Tak ingin berlama lama, raina turun dari motor.

"Kok lo tau jalanan ke sekolah gue?" tanya raina heran pada farrel. Yang ditanya langsung menatap nya tanpa ekspresi, gila ga gitu kali natapnya batinnya.

"Gue liat maps, udah lo masuk. Ntar pulang gue jemput." jawabnya langsung pergi begitu saja.

Raina berdecak sebal.

"Rainaaaa!!!" tiba tiba dia dikagetkan oleh sasha dari belakang, suaranya yang makin merusak mood nya di pagi ini.

"Gak usah teriak si sha." ujar raina, berlalu meninggalkan sasha.

"Hehe sori sori, lo dianterin ama siapa gila tadi? Jangan jangan lo punya pacar ga bilang-bilang gue ya?! Ganteng anjay, keren lo rain." ucap sasha lalu berjalan sambil mengejar ketertinggalannya.

"Bukan siapa siapa, dan bukan pacar gue. Dah ah lo bikin gue tambah gak mood." ujar raina malas mendengarkan, ocehan sasha hanya membuat mood nya rusak. Dia langsung menutup telinganya dengan earphone nya.

Jam pelajaran di mulai. Tapi guru pelajaran pertama tidak ada jadinya jamkos, semua anak senang bila tidak ada pelajaran bisa bebas ada yang memilih ke kantin, kamar mandi, atau berjalan jalan keluar kelas. Tapi tidak untuk raina dia selalu membaca novel nya, sedangkan sasha ia memilih untuk ke kantin bersama pacarnya yang satu kelas dengannya.

Saat asik membaca tiba-tiba suara notif berbunyi dari handphonenya. Dengan segera raina membuka handphone nya. Dia terkejut saat membuka notif dari nomor yang tidak di kenal.

0812xxxxxxxx
Pulng jm brp?

"Farrel, ya pasti papa yang ngasih nomor gue ke dia." gumam raina sambil menatap pesan tersebut. Dia membiarkan saja kalau memang benar farrel. Karena dia malas membalas pesan dari farrel. Saat hendak melanjutkan baca buku, handphone nya berbunyi kembali, suara nada dering telepon. Dia melihat nomor yang tadi mengirim dia pesan, ya dia yang menelpon. Raina langsung saja mengangkatnya.

"Hallo?" sapa nya lebih dulu

"Kalo gue ngechat tu dibales." mendengar itu raina mendengus sebal.

"Oh elo farrel bukan? Males gue bales chat yang gak penting."

"Menurut lo gue gak penting?"

"Gak! Udahlah, gue lagi belajar ngapain lo telpon sih." ucapnya berbohong.

"Bentar. Lo pulang jam brp?"

"Gue pulang sendiri. Gak usah repot repot jemput gue." setelah itu raina mematikan teleponnya sepihak. Lalu tiba-tiba sasha datang langsung duduk di sebelahnya mengeluarkan makanan kecil dari kantong nya.

"Nih lo mau gak?" ujarnya sembari menyodorkan permen.

"Gak." jawab raina, lalu fokus membaca bukunya lagi.

"Yaudah." sasha menghela napasnya.

***

Bel pulang sekolah pun akhirnya berbunyi. Yang ditunggu tunggu oleh semua orang agar cepat cepat pulang, begitupun raina.

"Bye raina, gue balik duluan sama raka ya." ucap sasha yang di angguki oleh raina. Lalu raina melangkahkan kaki keluar dari kelas, dia berharap farrel tidak menjemputnya, karena tadi dia lanngsung mematikan telponnya sepihak. Sampai di luar gerbang pun dia tidak melihat sosok farrel. Dia bernapas lega.

Namun saat dia hendak berjalan lagi, ada mobil yang menghimpitkan ke pinggir jalan tepat di sampingnya. Terlihat lelaki yang bertemu dengan nya tadi pagi keluar dan menghampirinya dengan setelan sweater abu abu dan jeans hitam melekat di tubuhnya yang sesuai. Melihat itu raina langsung kabur, namun farrel mengejarnya dan dapat langsung mencekal tangannya, raina deg-deg an setengah mati, seperti dikejar kejar hantu.

"Lepas! Gimana lo bisa tau gue pulang jam segini." ucapnya sambil menepis tangan farrel lagi lagi tenaga farrel yang lebih kuat. Lalu farrel membawanya hingga masuk ke dalam mobil. Keduanya kini sudah di dalam mobil.

"Gak perlu tau." ujar farrel menjawab pertanyaan raina yang sedari tadi baru di jawab. Lalu dia menancap gas, dia ingin membawa raina ke suatu tempat tanpa diketahui oleh raina.

"Ck, paling juga papa yang ngasih tau!" ujar raina kesal, lalu membuang muka ke arah jendela. Mood nya benar benar rusak mulai dari tadi pagi.

Farrel tak memedulikan omongan raina, dia tetap fokus mengemudi dan diam diam dia tersenyum gembira tanpa raina ketahui.

Raina terkejut saat farrel membelokan mobil ke arah jalanan yang bukan ke arah rumahnya.

"Loh rumah gue belok, kenapa lo gak nanya gue? Lo lupa emangnya?!" tukas raina menatap farrel sedang tersenyum jahil.

***

Hai guys, jangan lupa di vote, dan comment yaa🙌🏻
Maaf kalo ada yang salah atau typo, first time soalnya hehe...
Komen aja kalo ada yang salah, ok
Byee🕊

Damned LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang