PROLOG

145 42 36
                                    

JAM sudah menunjukkan pukul satu malam, tapi mataku menolak terpejam. Sebenarnya akulah yang menahannya, mati matian aku menahan kantuk ini hingga mataku tampak sedikit menyeramkan. Salahkan saja buku sialan dihadapanku ini, karenanya aku rela begadang demi membaca halaman demi halaman darinya.

Aku memang senang membaca. Di kampus, aku selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke perpustakaan. Bagiku jika satu hari saja tidak membaca, aku seperti haus akan tulisan tulisan. Entah mengapa itu menjadi kebiasaan tersendiri yang tumbuh dalam tubuhku ini. Seperti sekarang, novel bergenre romance itu terbuka lebar dihadapan menampilkan huruf huruf tertata disana. Aku tak malas membacanya karna ada tokoh yang membuatku ingin memilikinya. Memilikinya dalam artian aku miliknya dan ia milikku. Aku sudah mulai berhalu.

Lagi dan lagi, terus terusan aku menguap dan melepaskannya ke udara. Sepertinya aku tak dapat lagi membendung rasa kantukku ini. Kupasangkan pembatas buku diselanya lalu kutaruh di atas nakas.

Tanganku bergerak mematikan lampu dan memakaikan selimut hingga bawah leher.

Walau mata ini tertutup, aku merasakan adanya cahaya berkilau disini. Kubukakan kelopak mataku perlahan. Seakan peka, aku menyipitkan mata karna terlalu terang. Kepalaku menengok ke samping ketika cahayanya memang dari arah kiri ku.

Aku tak dapat melihat jelas apa yang bersinar, kutajamkan penglihatanku dan tersentak kaget. Buku ku.. buku yang baru saja kubaca bersinar! Ada apa ini?! kaki ku bergetar serta tanganku yang basah sudah menjelaskan bahwa aku takut. Aku sangat ketakutan. Keringat dingin mulai bercucuran di dahi. Namun rasa penasaran menghinggapi pikiran ku, tak ku sadari kakiku berjalan mendekati. Tanganku perlahan maju membuka lembaran buku itu, aku semakin terkejut hingga badanku terbentur menabrak lemari dibelakang ketika kulihat sebuah pusaran di dalam buku yang kubuka.

Anehnya ia tidak menyedot barang barang dikamarku melainkan.. kaki ku! kaki ku seperti tertarik olehnya. Secepat kilat aku langsung memegang handle pintu lemari. Tidak! kaki ku kini sudah terangkat melayang di udara. Oh Gosh aku sangat takut.. Tak bisa dihindari, pusaran itu berhasil menarikku hingga jariku terlepas dari pegangan.

•••

to be continue,
salam manis dari aku yang cakep.
Sat, 09 May '20

anw.. ini cerita genre romance fantasy aku iseng pengen buat😂

BLISSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang