Part

7 0 0
                                    

Layar ponselku menyala, berdering, ah.. Ada panggilan masuk. Kukerjapkan mataku, malas sekali rasanya. Seingatku, baru dua jam tertidur karena pekerjaan kantor yang banyak. Saking banyaknya, aku teringat kemarin belum sempat mandi dan tertidur masih dengan kemeja dan rok pendek selutut. Ah, sekarang pasti sudah kusut.

Aku meraih ponsel di meja. Sekilas aku melihat sebuah nama. Dengan tergesa gesa aku menjawab panggilan itu.

"Halo?"

"Cepat pergi ke kantor. Meeting akan dimulai setengah jam lagi. Apa yang kamu lakukan? Bukankah kemarin... "

Dengan segera, aku memotong "Iya, aku sedang bersiap, aku akan sampai 15 menit lagi"

"Memangnya aku tidak tahu kamu baru saja bangun, hah? Aku sudah meneleponmu belasan kali"

Tak percaya dengan ucapannya, aku mengecek layar ponsel. Dia benar, sebelumnya ada 12 panggilan tak terjawab.

"Oke oke, sekarang matikan teleponnya, aku harus mandi"

"Awas saja kalau terlambat, kau pasti tahu resikonya.. Kemarin pak.. "

Ucapannya terputus. Aku mengernyitkan dahi. Telingaku sedikit sakit. Ah, apakah karena aku kebanyakan minum kemarin? Tunggu, aku tidak bisa mendengar apapun.

Apakah teleponnya terputus? Dengan cepat aku mengecek, masih berlanjut ternyata. Aku memukul kecil telingaku, rasanya aneh karena sepertinya telingaku tidak berfungsi normal. Baiklah, mungkin aku kekurangan tidur dan terlalu banyak minum obat atau apalah. Sekarang aku harus mandi dan mengakhiri telepon ini.

Aku mencoba bersuara "Halo?"
Sedetik kemudian, aku terkaget karena hal ini. Bukan karena Sarah tak menjawab, bukan pula karena suaraku yang makin serak, tapi karena aku tidak bisa mendengar suaraku sendiri.

Aku panik, ku coba mengorek telingaku, memukulnya ringan, memasukkan air dari wastafel ke telinga..nihil. Aku tak bisa medengar apa apa. Hawa panik menjalar sampai ke kepalaku. Apa apaan ini?

Lalu, aku mencoba bersuara. Tapi, aku tetap tak mendengarnya. Aku hanya bisa merasakan getaran dari leherku. Tapi sama sekali tak bisa mendengarnya. Saking paniknya, aku berteriak kencang didepan cermin kamar mandi. Tak kupedulikan lagi kalau kalau tetangga sebelah apartemen protes lagi kepadaku. Ah, aku merasa sangat panik sekarang. Apa yang harus kulakukan? Apa yang terjadi? Apa aku tuli?

Aku hampir menangis, mataku agaknya sudah mulai berkaca kaca. Aku melihat sekeliling, bunyi bunyian itu.. Yang beberapa menit lalu baru saja ku dengar. Aku masih tak percaya. Kunyalakan TV, radio, kuputar volumenya sampai batas maksimal. Kosong. Hening. Aku tak bisa dengar apapun. Sekarang aku sudah menangis.

Apa yang harus kulakukan?

Hallo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang