DAY 9

8 0 0
                                    

DAY 9

Sudah seminggu berjalan. Masih sama. Senyap dan hening, tapi makin berwarna. Sudah banyak yang berubah dalam kehidupan.
TV tetap menayangkan berita terbaru dengan subtitle berjalan. Radio sepertinya sudah bangkrut, penyiar radio harus mencari pekerjaan lain agar bisa menafkahi keluarganya.

Namun, berita yang ada di TV tidak membuktikan apapun. Sampai sekarang, dokter hanya menjelaskan apa yang terjadi, bukan mengapa hal ini bisa terjadi. Sederhananya, seluruh orang mengalami gangguan pada telinga bagian dalam. Sehingga pada kasus yang umumnya terjadi, kami menjadi tuli, secara bersamaan anehnya. Mengapa? Tidak tahu.

Tren bahasa isyarat mulai menjamur. Acara acara TV berganti dengan les dan kursus bahasa isyarat. Kami lelah setiap hari mengetik pesan. Aneh rasanya saat kami bertemu, tapi tidak bisa bertatapan karena mata kami tertuju ke layar ponsel masing masing.

Banyak iklan yang mengganti metodenya. Seluruh kota mulai dipasang warna-warna cerah mencolok agar menarik perhatian orang-orang. Lampu kerlap-kerlip dipasang disana-sini. Peringatan dan pemberitahuan dipasang berkedip dan bergetar.

Yang menyedihkan adalah para seniman musik atau musisi. Mereka sangat hampa dan tidak bisa berbuat apa apa. Kalaupun mereka bisa menyanyi, tidak ada yang bisa mendengar. Sia sia.

Beberapa orang masih bisa bertemu dan berbincang dengan bahasa insyarat. Namun, jalanan belum sepenuhnya dibuka. Polisi masih belum memberikan izin, karena takut terjadi kecelakaan lalu lintas. Hanya berseliweran sepeda atau orang-orang yang berjalan.

Sampai hari ini, kepuasan kita adalah berinteraksi dengan orang lain. Semua orang mempelajari bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Bukan hal yang mudah memang, tapi bukan juga hal yang mustahil dilakukan.

Hallo?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang