Prologue

22 2 0
                                    

"Permisi ka, pesan matcha latte?" tanya seorang pelayan yang menghampiri seorang gadis disebuah meja.

"Oh iya, terimakasih" jawab gadis itu

Pelayan tersebut pun meletakkan sebuah minuman diatas meja gadis tersebut.

Pandangannya tetap terfokus pada layar  laptop dengan jari yang aktif menekan papan keyboard yang persis berada di atas meja yang ia duduki. Sesekali ia menyeruput minumannya dan melihat kesana-kemari seolah-olah sedang berfikir. Tapi serius, ia memang sedang berfikir, ia diberi tugas menulis sebuah puisi yang benar-benar bukan bakatnya.

"Ya Allah, aku harus nulis apaan gabisa banget" keluh gadis itu. Berharap tuhan dengan sekejap memberinya bakat menulis puisi yang sama sekali tidak ia sukai ini.

Ia terus-terusan mengomel, mengeluh akan tugas yang sedang ia kerjakan sekarang. Orang-orang di sekitarnya yang melihat mungkin menganggap ia gila.

"Bisa Bin, Bisa! Yuk cepet selesein biar bisa cepet nonton drakor di rumah" ucapnya kepada diri sendiri, yaa setidaknya ia mendapat sebuah motivasi, kan?

Seketika ia bisa membuat sebuah puisi yang memang tidak bagus-bagus amat. Tapi, yaa setidaknya ia sudah menyelesaikan tugas tersebut.

Sebagai tanda senang nya, bibir gadis tersebut melengkung sangat lebar.

"Akhirnya beres juga ya ampun, mau sujud syukur tapi malu banyak orang"
Dalam hati gadis tersebut.

Ia pun menutup laptopnya lalu mengambil handphone miliknya dan menyalakan sambungan data. Baru beberapa detik setelah menyalakan sambungan data, notifikasi terus bermunculan dari handphone nya.
Termasuk pesan masuk dari kontak yang bernama Arta,

'BINAR!!!'
'P'
'P'
'P'

kira-kira itu notifikasi yang sempat Binar lihat dari pesan Arta. Oh iya, nama gadis tersebut adalah Binar, Binar Arienda Meutia.

Belum sempat membalas pesan tersebut, tiba-tiba ada panggilan masuk yang tak lain tak bukan dari kontak bernama Arta itu.

Binar menghelakan nafasnya. "Hadehh, si Arta kaga sabaran banget kenapa ya,". Binar pun mengangkat panggilan masuk tersebut.

"Bin, lo dari mana ajasi dari tadi dihubungin susah," suara dari panggilan tersebut.

"yaa mon maap, dari tadi gue ga main hp, gue lagi di Sunny Cafe. Lagian ada apa si Bambang, ribut banget," jawab Binar.

"Nonton yuk, Bin. Sekarang, mulainya jam 13.30." sahut Arta. Tanpa sadar bibir Binar melengkung sangat lebar.

"Nonton apa? Berdua?" tanya Binar.

"Black Widow. Engga, bareng yang lain, ini gue udah bareng mereka di mobil." jawab Arta. Seketika lengkungan dibibir Binar pun menghilang.

"geer banget sih anjir gue." dalam hati Binar.

"Okey, ini gue langsung kesana atau gimana?" tanya Binar.

"Tunggu aja disitu, nanti kita kesana mumpung searah," jawab Arta

"Okey, ditunggu ye, Bambang," kata Binar

"Yee tunggu sebentar ye, Siti," balas Arta. Panggilan tersebut pun dimatikan oleh Binar.

Binar pun memasukan laptop nya kedalam tas lalu mengeluarkan post it lalu menariknya selembar. Ia menuliskan sebuah kata pada selembar post it tersebut yang bertuliskan, Arta❤. Binar menempelkannya di atas meja yang ia  tempati. Lalu ia mengeluarkan liptint dari tas nya lalu mulai memoleskan cairan pink tersebut ke atas bibir Binar.

"Seenggaknya ga buluk-buluk amat lah gue hari ini," ucap binar sambil berkaca dilayar handphone nya.

Binar melihat sebuah panggilan masuk dari Arta, ia pun mengangkatnya.

"Bin, kita udah di depan," ucap Arta.

"okeey," jawab Binar singkat lalu ia pun pergi meninggalkan cafe tersebut.

Halo guys!
Semoga kalian suka kisah percintaan Binar yang indah ini macam authornya. Hehehehe1000x

BINAR: Semoga Selalu BersinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang