Jalan Raya di kota Bandung sangat ramai seperti biasanya. Banyak kendaraan berlalu-lalang mengisi jalan di kota ini, termasuk Arta yang sedari tadi sudah pusing mendengar omelan serta ocehan Binar.
"Ta, ih gimana ini kayaknya mu ujan deh, udah mendung gini," khawatir Binar
"Tenang aja kali Bin, gabakal ujan, inimah cuma nge-ghosting doang," balas Arta
Seketika butiran hujan pun mulai membasahi seluruh kota ini termasuk Binar dan Arta yang sedang ada di dalamnya.
"Ghosting dari mana Bambang, ini udah ujan beneran gila!" seru Binar yang suaranya terdengar ditinggikan diakhir kalimat.
Arta pun mempercepat laju kendaraannya sambil mencari tempat untuk berteduh sejenak, akhirnya mereka pun berteduh di depan sebuah tempat makan kecil di pinggir jalan.
Arta ternyata tidak membawa jas hujan yang membuat mereka tidak bisa menembus hujan, takut-takut mereka akan terserang flu. Binar juga tidak mengerti mengapa si bodoh Arta tidak membawa jas hujan ditengah musim hujan yang mana pastinya akan sangat dibutuhkan secara tiba-tiba seperti yang mereka alami saat ini
"Gila, ujan nya deres banget ini mah gabakal reda-reda," ucap Binar
"Manaada ujan gabakal reda, setiap ujan tuh pasti bakal reda Bin, kalo ga reda ya pasti bakal banjir lah dari dulu," balas Arta kepada ucapan Binar
"Ya maksud gue bukan gitu Ta, maksudnya... Tau ah males gue," jawab Binar tanpa melanjutkan perkataannya karena tentunya sedang kesal dengan Arta sebab ia yang tadinya ingin main ke rumah Rere namun lihat sekarang, ia sedang berada di pinggir jalan bersama Arta ditemani hujan yang begitu deras
"Ya maaf Bin, ih lo mah marah-marah terus," kesal Arta yang dibalas oleh delikan mata Binar yang membuat Arta menjadi takut
"Udah dong Bin, jangan judes gitu, gue kan jadi takut. Lagian kan datangnya rasa mules diperut gue bukan kehendak gue, dan datangnya hujan deres sekarang juga bukan kehendak gue, ini semua kehendak tuhan Bin, lo gabisa menumpahkan segala kekesalan lo ke gue Bin," lanjut Arta panjang lebar
"Gatau males gue, laper." balas Binar singkat.
Ya, Binar memang sedang kelaparan saat ini mengingat tadinya ia akan makan di rumah Rere namun sampai sekarang perutnya masih kosong apalagi keadaan saat ini yang sedang hujan membuat perutnya kini kian bertambah lapar
Arta melihat ke belakang tempat mereka berteduh yang mana terdapat tempat makan kecil yang menyediakan beberapa makanan seperti Roti bakar, dll.
'Daripada dengerin ni orang marah-marah mulu, gue suruh makan disini aja kali ya, lagian gue juga masih laper,' ucap Arta dalam hati
"Bin, makan aja yu di belakang, kayaknya enak tuh," ajak Arta kepada Binar berharap menyetujui ajakannya kali ini dan berhenti untuk mengomeli Arta
Binar menengokan wajahnya ke tempat yang dimaksud Arta dan ya, ajakan Arta berhasil karena Binar tertarik untuk makan di tempat tersebut yang memang kecil namun terlihat memiliki makanan yang enak
"Yuk!" seru Binar sambil menunjukan senyuman khasnya yang kini sudah tidak terlihat kesal
'Alhamdulillah,' dalam hati Arta yang mana bersyukur bisa membuat gadis bawel tersebut berhenti kesal
Mereka pun duduk berhadapan disebuah meja yang sudah terdapat buku berisikan menu berbagai makanan dan minuman tempat tersebut. Mereka lalu memanggil pegawai tempat tersebut dan memberi tahu menu yang mereka pesan
"Bin," panggil Arta
"Apaan?" balas Binar dengan raut wajah tak ingin tahu
"Lo Bipolar yah?" tanya Arta kembali kepada Binar yang mana membuat Binar kaget dengan pertanyaan Arta sehingga muncul raut wajah kesal kembali dalam wajah Binar
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR: Semoga Selalu Bersinar
Novela JuvenilBinar Arienda Meutia, seorang gadis cantik ceria yang sangat cerewet menyukai sahabatnya sendiri, Arta Fachreza Ia sangat takut seseorang mengetahui perasaannya, apalagi mengungkapkan perasaannya kepada Arta Disaat ia mencoba berani menunjukan peras...