Namjoon baru saja keluar dari ruangan rapat dengan tampilan yang berantakan, karena perusahaannya mengalami kerugian yang dibilang cukup besar karena kelalaian karyawannya.
Ia menarik rambutnya kasar dan memasuki ruangannya lalu, ia duduk dikursi kebanggannya.
Kim Namjoon.
Nama tersebut tercetak jelas dimejanya yang merupakan pemilik perusahaan terbesar di Korea Selatan.
"Halo, Namjoon-ah"
"Ya, ada apa?"
"Oh ayolah Namjoon, kau jangan terlalu stress. Ayo makan siang bersama"
"Hoseok-ah aku sedang tidak mood, masih banyak yang harus aku kerjakan hari ini"
"Jangan lupakan penyakit lambungmu itu, Namjoon-ah. Jangan terlalu keasikan dengan pekerjaanmu"
"Ya ya ya, terimakasih sudah mengingatkan. Aku tutup dulu"
Namjoon menutup panggilan yang berasal dari Hoseok, sahabatnya sekaligus teman bisnisnya. Ia mengalihkan pandangannya ke meja yang berada didepannya, mencari laporan yang harus ia tandatangani. Tetapi yang dicari tidak ada, yang ada hanyalah selembar kertas kecil berbentuk persergi panjang, dan ada beberapa kalimat tertulis disana.
Hello Namjoon? Uhm hai! Bagaimana harimu sejauh ini? Oh maaf, mengapa sapaanku begitu canggung, padahal aku hanya menulis tidak bertatap langsung denganmu. Aku hanya ingin memberimu semangat dan mengingatkanmu agar tidak lupa makan siang. Jangan terlalu pusing dan memikirkan perusahaanmu ini sendiri, bagilah beban tersebut kepada karyawanmu, pasti mereka akan membantumu. Semangat pasti kau bisa! Jangan lupa makan siang! Pasta dikantin yang berada didekat pintu masuk itu enak sekali loh, Namjoon-ah. Jadi kau harus mencobanya!
-your secret admirer (HAHA lucu sekali julukan ini, tapi kau bisa anggap aku seperti ini).
Namjoon menyeringit heran membaca deretan kalimat tersebut. Pengagum rahasia? Siapa? Ia memang tampan, berkharisma, pintar, cerdas dan banyak sekali yang meyukainya. Bahkan banyak yang menyatakannya dengan terang terangan. Ini bukan pertama kalinya ia diberikan surat seperti ini. Tetapi ini yang pertama kalinya ia menjumpainya sendiri di ruangannya dan yang pertama kalinya tidak diberitahukan pengirimnya.
"Pintar sekali yang membuatnya. Bahkan dia tidak menggunakan tulisan tangannya sendiri." Namjoon membolak balikkan kertas tersebut, mungkin ada petunjuk disana. Tetapi kosong nihil, hanya selembar kertas putih biasa dengan tulisan komputer bertinta hitam.
Namjoon tersenyum kecil dan menyimpan kertas tersebut dilacinya. Ia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju kantin.
"Aku yakin ia merupakan salah satu dari karyawanku"
---
Hai, aku upload cerita baru. Sesuai judulnya ini akan sedikit banget percakapannya, kebanyakan narasi. Dan bakalan pendek perpartnya. Aku bakalan update cepet cerita ini, karena udh ada di draftku dari lama. Ditunggu ya ceritaku! -s
KAMU SEDANG MEMBACA
WORDS [NAMJIN]
RomanceSemua berawal dari 'keisengan' seseorang, yang membuat Namjoon penasaran. Pair: Namjoon top, Seokjin bot. On Going.