Sekarang dirinya sudah berada di depan toko bunga Moonsun's shop, diperhatikannya bangunan yang ada didepannya, tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil, minimalis tetapi sangat cocok untuk dijadikan toko. Dibukanya pintu tersebut dan disambut hangat oleh seorang wanita, entah ia seorang pekerja disana atau pemiliknya.
Wanita itu menghampirinya, "Welcome to Moonsun's shop, ada yang bisa dibantu?" Ia membaca nametag yang berada di baju wanita tersebut "Kim Yong Sun, owner".
"Ah, apa disini ada bunga carnation?" Wanita itu mengangguk dan menuntun Namjoon untuk ikut dengannya ke tempat kumpulan kumpulan bunga yang disusun rapih sesuai warna dan jenisnya. Disana juga tertulis jenis bunga apa dan arti dari bunga tersebut.
"Ingin bunga carnation berwarna apa Tuan?"
"Warna putih dan merah muda dicampur saja" Wanita itu mengangguk dan menyuruh Namjoon untuk menunggu sebentar selagi pesanannya dibuat.
Toko bunga ini sangat cantik, dan untuk di jam malam seperti ini masih termasuk ramai. Banyak telephone pesanan masuk, banyak pekerja yang sibuk menata dan memasukan bunga kedalam box box yang telah disiapkan. Selain itu didalam toko bunga ini ternyata ada taman bunga kecil di halaman belakangnya, dimana bisa dijadikan tempat menunggu bagi pembeli.
Namjoon melangkahkan kakinya ke halaman belakang tersebut dan melihat sekelilingnya. Taman tersebut sangat indah dimalam hari dengan adanya lampu-lampu kecil dan kursi yang berada ditengahnya. Taman ini termasuk kecil tetapi cocok untuk mengusir rasa kebosanan menunggu didalam.
"Tuan, pesanannya sudah jadi" Suara tersebut mengalihkan Namjoon yang sedang fokus melihat-lihat.
"Loh Seokjin?" Yang dipanggil terkejut dan segera menundukkan kepalanya.
"Seokjin-ssi?"
"Oh iya, Pak eh Tuan maksudnya" Namjoon menarik Seokjin kedalam rangkulannya dan mengajaknya kedalam.
"Kau ini tidak usah kaku seperti itu, Kau bekerja di sini juga? Gaji dari menjadi chef kantin dikantorku kurang?" Namjoon tampak akrab dengan Seokjin, karna Namjoon orang yang ramah dan tidak pernah menganggap karyawannya rendah. Sedangkan Seokjin tidak akan menyangka bahwa Namjoon, Kim Namjoon orang yang selama ini ia sukai, orang yang selama ini ia kirimkan kertas-kertas yang berisikan suratnya berada disampingnya, bahkan merangkulnya.
"Ah t-tidak, Pak. Saya hanya membantu kakak saya saja pak disini" Seokjin terus menunduk tidak berani menatap Namjoon, ia takut ketauan.
"Eh Seokjin ke--. Oh Seokjin kau mengenalnya?" Namjoon melepaskan rangkulannya. Wanita yang tadi bertemu dengan Namjoon menghampirinya dengan buket bunga ditangannya.
"Tentu, ia bosku Noona" Seokjin menggeser tubuhnya agak menjauh dengan Namjoon. Wanita itu mengangguk dan memberikan Namjoon bunga yang ia pesan.
"Ini Tuan pesanannya, apa ada yang ditambah atau ada yang kurang?" Namjoon menerima bunga tersebut dan melihatnya, rapih dan sangat cantik.
"Bunga carnation, pilihan yang bagus Tuan untuk kekasihmu, pasti kekasihmu akan suka. Arti dari bunga tersebut sangatlah indah, menggambarkan cinta" Seokjin yang mendengarkan perkataan Noonanya segera mendongakkan kepalanya dan melihat bunga yang berada ditangan Namjoon. Sedangkan Namjoon hanya tersenyum sebagai jawabannya.
"Ah untuk Jimin. Kau siapa sih Seokjin berhentilah berharap"
"Jimin sangat beruntung ya memiliki Namjoon, pasti Namjoon sangat mencintainya"
"Jadi ia kesini hanya untuk membeli bunga, Aku pikir dia akan mene--"
Monolog dipikiran Seokjin tiba-tiba berhenti dikarenakan pertanyaan Namjoon yang membuatnya terkejut untuk ke dua kalinya.
"Yongsun-ssi, sebenarnya Aku ingin bertanya. Apa ada seseorang yang hari ini--ah maksudku tadi pagi membeli bunga sweet pea di tokomu?" Seokjin benar-benar ingin menghilang dari bumi sekarang.
"Ah sebentar, Aku akan mengeceknya" Yongsun membuka buku pesanannya. Seokjin yang melihatnya hanya kaku ditempat, ia tidak tau harus berbuat apa.
"Oh ya bisa membayar dengan kartu?" Namjoon bertanya dengan Seokjin, tetapi Seokjin mematung ditempat, pikirannya entah pergi kemana. "Seokjin-ssi?" Namjoon melambaikan tangannya kearah Seokjin. "Seokjin?" Namjoon menepuk bahunya dan menyadarkannya kepada kenyataan.
"Ah maaf Pak, apa katamu tadi?" Namjoon mengulang pertanyaannya dan Seokjin segera mengamb kartu yang Namjoon berikan dan melakukan pembayaran.
"Maaf Tuan untuk tadi pagi dan hari ini tidak ada yang memesan bunga yang anda sebutkan tadi" Namjoon menyeringit heran, jelas yang ia lihat tadi buket dibunga tersebut bertulisan Moonsun's Shop. Namjoon mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto bunga yang berada dimejanya tadi. Untung ia sempat memfoto bunga tersebut sebagai bukti.
"Ah tapi maaf Tuan, dicatatanku tidak ada yang memesannya hari ini. Mungkin karyawanku lupa menuliskannya, sekali lagi maaf Tuan"
"Tidak apa-apa, kalau begitu aku pergi. Terimakasih untuk bunga indahnya, Yongsun-ssi" Namjoon meninggalkan toko bunga tersebut dan segera pergi ke rumahnya. Bunga carnation ini memang cantik dan mempunyai makna yang indah tetapi bukan untuk Jimin.
Sedangkan dilain sisi, Seokjin menghela nafasnya kasar. Ia merasa lega Namjoon sudah pergi dari hadapannya.
"Kim Seokjin, kau ini kenapa sih tidak bisa main cantik sedikit? Kau tau kau hampir ketahuan bahwa kau yang selama ini menjadi pengg--" Seokjin segera membekap mulut kakaknya ini. Takut seseorang akan mendengarnya, padahal tidak ada orang lain selain mereka berdua dan pekerja yang lain yang sedang berganti pakaian didalam.
"Noona jangan keras-keras suaranya, nanti kalau ada yang tau gimana?" Seokjin melepaskan tangannya, sedangkan Yongsun memukul kepala adiknya.
"Kau ini bodoh atau apa sih? Memberikan bunga kepada orang yang kau suka dari toko bunga sendiri. Sudah tau sendiri Namjoon pintar Seokjin, ia tidak sebodoh itu untuk tidak melihat label logo toko kita disana"
"Kasar sekali sih Noona! Ya aku juga tidak akan menyangka kalau Namjoon sampai melihat detail seperti itu"
"Untung saja bukan karyawan lain yang melayani Namjoon, bisa terbongkar semua rahasiamu"
"Ya terimakasih Noona"
"Kau harus membelikanku ramen hari ini, Seokjin. Sebagi ucapan terimakasih" Seokjin mengangguk.
"Dan satu lagi yang benar saja Seokjin, kau memberikannya dia sweet pea? Kau ingin berhenti menjadi penganggum rahasianya?" Seokjin rasanya ingin membekap mulut Noonanya ini yang tidak berhenti membahas dirinya dan Namjoon.
"Iya, kau tau sendiri Namjoon sudah memiliki kekasih"
"Kau ini belum berperang sudah kalah duluan, kau tau Seokjin sebelum ada cincin yang melingkar di jari Namjoon, kau masih memiliki kesempatan" Seokjin berpikir sebentar, ucapan Noonanya ini ada benarnya juga.
"Jadilah berani, Jin-ah. Setidaknya perkenalkan dirimu sebagai Kim Seokjin, bukan sebagai Kim Seokjin Chef perusahaan Kim Corp"
"Jangan terlalu lama berpikir, cepat bantu Aku bereskan sampah-sampah ini ayo kita pulang" Yongsun mengambil daun-daun yang berserakan dimejanya dan membuangnya, meninggalkan Seokjin sendiri dengan pikirannya.
Ada benarnya ucapan Noonanya tadi, ia bisa saja mendekatkan diri dengan Namjoon. Walaupun ia tidak dapat memilikinya, setidaknya Namjoon mengenalnya. Mengenalnya sebagai Kim Seokjin.
---
Wow ini part terpanjang selama aku menulis words. Selamat sahur bagi yang berpuasa hari ini, semangat!
KAMU SEDANG MEMBACA
WORDS [NAMJIN]
RomansaSemua berawal dari 'keisengan' seseorang, yang membuat Namjoon penasaran. Pair: Namjoon top, Seokjin bot. On Going.