Aaron'A #part 2

26 4 1
                                    

"Kakak pindah aja duduknya sama b'aaron."

"Huh?? No." Ucap Amanda dengan nada kaget nya.

"Please, gue gamau kakak duduk sama si cabe itu."

"Ish, jangan ngomong gitu."

"Ish, kakak gatau. Sebenernya... Ya pokonya gue gasuka sama dia, please ya mau. Nanti gue yang bilang sama b'aaron." Bujuk Aarona dengan menunjukan puppy eyes nya

"Yaudah deh."

"Yes!!!, Yaudah gue mau minta wa kakak ya"

"Buat apa ??"

"Katanya mau denger curhatan gue"

"Eh iya bentar." Amanda pun memberikan no.wa nya kepada Aarona

"Thanks ya, semangat buat ngehadepin ulangan nanti. Padahal baru hari pertama sekolah dah disuguhin ulangan hehe, awas loh jangan nyontek b'aaron paling gasuka sama orang yang curang, oiyaa kata b'aaron guru yang ngawas hari ini galak banget. Fighting sis"

"Iyaa, thanks Aarona bawel."

"Ish nyebelin,,, papay Una ke kelas ya"

🔔🔔🔔🔔

Bel pulang pun berbunyi. Salah satu bel yang banyak dinantikan oleh kaum pelajar abal - abal wkwkwk.

Eren bau jigong🧘🤺

Una, abang tunggu diparkiran.

Bang, Una izin keluar sama temen ya, please :(

Gak, gak penting.

Ish, Una sayang abang.

Gak, cepetan keparkiran.
Read

______________________

"Nih, pake helm nya." Ucap Aaron sambil menyerahkan helm pada Aarona. Aarona mengambil helm dari tangan Aaron dengan kasar.

"Gausah ngambek, abang yang nemenin Una jalan." Bujuk Aaron namun masih dengan nada dingin.

"Gausah, pulang aja." Jawab Aarona tidak kalah dingin. Aaron hanya menghela nafas, ia menunggu Aarona menaiki motornya, namun sampai saat ini ia tak merasa ada pergerakan dari motornya, lalu ia menolah ke belakang dan adiknya itu sudah tidak ada.

"Anjir, kemana Aarona ?! Sialan bodoh gue." Ucap Aaron dengan kesal pada dirinya sendiri.

Aaron mencari keberadaan Aarona sampai diujung parkiran motor- dekat gerbang sekolah ia menemukan Aarona yang sedang mengobrol dengan perempuan-Amanda.

"Aarona, cepet pulang. Gausah ngambek, gue nemenin lo jalan. Kalau gamau yaudah, gue cape." Ucap Aaron dengan tegas.

"Ck, iya."jawab Aarona dengan ketus. "Kak, gue duluan ya, ada monster yang bentar lagi bakal ngamuk." Ucap Aarona dengan nada bicara yang seketika berubah pada Amanda.

"Iya, hati hati." Jawab Amanda dengan senyum geli.

Aarona segera menaiki motor, lalu motor mereka melaju kencang, yeah kebiasaan Aaron jika sedang kesal.

Sesampainya dirumah, Aarona dan Aaron pergi ke kamar masing - masing. Tak lama kemudian Aarona merasa resah sendiri didalam kamar karena merasa perutnya lapar, lalu ia memutuskan untuk pergi ke dapur dan mencari bahan makanan yang bisa dimasak olehnya, namun hasilnya nihil- hal yang diharapkannya tidak sesuai.

"Lapar?? Gak ada makanan??" Ucapan Aaron membuat Aarona terlonjak kaget. Namun Aarona hanya terdiam dan memilih untuk mengambil minuman dikulkas.

"Makanya jangan marah sama gue, susah sendiri kan lo. Gue udah mesenin makanan buat lo, bentar lagi nyampe nih uang buat bayar nya." Setelah itu Aaron meninggalkan dapur lalu pergi ke kamar.

Aarona hanya terdiam tanpa menjawab perkataan Aaron, namun saat bel berbunyi ia langsung bergegas membuka pintu, dan ternyata ada yang mengirim makanan padanya. Ia langsung mengambil makanan tersebut dan membayarnya. Ia pun langsung pergi ke dapur dan memindahkan makananya pada mangkuk, ternyata kakaknya membelikan dia bakso kesukaanya. Alih - alih memakan bakso tersebut ia malah membawanya ke kamar Aaron.

Tok tok tok

"Ada apa ??" Tanya Aaron seraya membuka pintu.

"Bakso nya udah Una pindahin ke mangkuk. Tadi Una cuman ngambil 1 biji aja, nih buat b'aaron..... Pasti lapar kan ??" Ucap Aarona seraya menyerahkan baksonya pada Aaron.

"Gue beli buat lo, bukan buat gue. Gue gak laper."

"Yaudah, Una taro lagi aja di dapur." Sebelum Aarona pergi, Aaron keburu mencekal tanganya— mengambil alih bakso ditangan Aarona dan menyimpan nya di rak kayu dekat pintu kamar.

"Ck, lo masih marah sama gue ?"

"Gue ngga marah." Ketus Aarona

"Kenapa ??" Suara Aaron melembut, namun masih tetap terkesan dingin.

"Gak."

"Kenapa?"

"Ish, gak. Lepasin tangan Una"

"Tangan lo bakal gue lepas, kalau lo ngasih alasannya dulu."

"Ck." Aarona memutar bola matanya, merasa kesal Aaron langsung menarik Aarona ke kamarnya dan mendudukanya di kasur.

"Kenapa, marah sama gue kan ??" Tanya Aaron sekali lagi.

"Gue bilang ngga ya ngga, bang. Lo maksa banget sih !!!" Bentak Aarona.

"Aarona Abigail!!!!!" Bentak Aaron tak kalah keras. Aarona menangis, Aaron menghela napas ia merasa keterlaluan telah membentak adik tersayang nya, ia mensejajarkan tubuh nya dengan sang adik dan memeluknya. Namun Aarona memberontak

"Lo jahat, katanya gak pacaran sama Rivanna."

"Gue ?? Gue sama sekali ga pacaran, percaya deh."

"Bohong, segitu jelasnya lo malah meluk Rivanna terus gendong dia."

"Una tau darimana??" Tanya Aaron sambil mengelus rambut adiknya.

"Tadi gue liat sendiri. Lo jahat, pokonya sekarang gue gamau lagi deketan sama lo. Gue mau pindah ke apartement papa." Ucap Aarona dengan tidak jelas karena tangisanya. Alih - alih khawatir, Aaron justru tersenyum geli.

"Emang Una berani gitu tinggal sendirian ?? Bahkan ditemenin sama Bi Tuti juga tetep aja takut." Ucap Aaron dengan nada mengejek

"Ish, gue berani. Dan jangan panggil gue Una lagi. Males dengernya."

Aaron hanya bisa menghela napasnya menghadapi adiknya yang cemburu.

"Gue mau keluar dulu, lo tidur aja disini"
"Ohya,, Jangan panggil lo-gue, hilangin kebiasaan itu walau lo lagi marah sama gue. Cukup gue aja"

Aaron memang meninggalkan Aarona, sengaja- agar Aarona istirahat. Setelah menunggu ± 1 jam, ia kembali ke kamar dan melihat adiknya telah tidur.

Ia mengecup dahi adiknya."Gimana gue mau punya pacar, ngejaga lo aja udah repot minta ampun." Tersenyum kecil lalu menghela nafas sejenak, walau gue punya pacar gue bakal tetep ngejaga lo, gue gak bisa ninggalin lo, jangan berfikir gue bakal ngebuang adek bawel kayak lo. Have a nice dream my baby.

//////////////////////////////

Haiii,,, aku balik lagiiiii🙋🙋🙋🙋

Jangan lupa votment nyaaa.
Mohon koreksi ke typo an nya :)


🌼🌼🌼

Nie.

Aaron'ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang