Liontin Mungil II

521 26 0
                                    

"Terima kasih, Suster, Papah. Kami ijin pamit, Tolong jangan sampai tuan Ludociel tahu tentang ini". Jelas Albert

"Semoga keselamatan selalu menyertaimu, Albert. Aku ingin lebih lama lagi merawat Liones, aku ingin agar dia tumbuh besar di lingkungan yang diberkati Tuhan".

"Pah, kami akan menjaga Liones dengan seluruh tenagaku. Kami mencintainya sebagaimana kalian juga mencintai hal yang sama kepada Liones. Dia anak yang diberkati oleh Tuhan, aku percaya itu".

Papah tersenyum. Begitu pula dengan Suster Misa, kini sudah bisa membuka rona wajahnya yang cantik. Tak terkira, perpisahan akan lebih cepat dari yang diduga, ini menyangkut keselamatan Liones agar bisa di bimbing langsung oleh Albert juga Elsa. Kemungkinan, akan menjadi hal yang fana bagi keduanya.

Albert dan Elsa segera undur diri, dirinya akan menuju ke Kota Tua untuk melihat pemandangan malam Kota Jakarta, sebetulnya hal ini sangat dilarang karena Liones mempunyai lingkaran hitam kecil di punggungnya. Hal yang bisa terjadi adalah Tuan Ludociel akan membunuh mereka karena telah melanggar aturan Gereja.

"Bruuuumm ... Bruuummmm"
Suara mobil Albert telah bergema, itu artinya mereka akan segera meninggalkan gereja dan menuju ke apartemen miliknya.

"Salam hormat, Papah, Suster Misa."
Lambaian tangan Elsa dan Albert menutup pertemuan mereka, kini mereka akan memulai hidup baru dengan si mungil.

Di tengah perjalanan, Liones terbangun. Dia tersenyum melihat tubuhnya dipangku hangat oleh Elsa.

"Oh Tuhan, anakku sangat mungil. Aku cinta mati dengannya, Albert. Bolehkah aku berikan Liontin ini untuknya?." Tanya Elsa

"Silahkan, sayang. Itu hakmu. Karena Liones adalah curahan hati kita, kita tak akan terpisah dengannya." Senyum Albert

Elsa mengalungi Liontin Mungilnya kepada Liones, tampak gagah dan cakap untuk menjadi seorang penerus ayahnya yang bekerja sebagai ahli supranatural ditempatnya.

"Sebentar lagi kita akan menuju Kota Tua, apakah yang kau inginkan, Elsa?."

"Aku menginginkan jajanan pinggir jalan, aku ingin memakan kerak telor 2 porsi."

"Kau memang se-tamak itu kah, hahaha."

"Ini adalah hari penyambutan Liones, kita mesti senang agar dia tetap bahagia dan tidak menangis." Jelas Elsa.

Mereka telah sampai di Kota Tua, jam menunjukkan pukul 21.30, mereka hanya diberi waktu 15 menit untuk bermain dan 15 menit untuk pergi kerumah.

Mereka harus mematuhi aturan gereja, bahwa Liones tidak boleh berada di luar gereja atau rumah lebih dari jam 22.00 malam.

Liones sangat harum darahnya, Para Iblis sangat senang dengan tubuh mungilnya. Menantikan kehadirannya di sela-sela kegelapan yang mengintai adalah kesempatan yang baik untuk para Iblis agar bisa meminum darah Liones.

The HierophantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang