Tertangkapnya Liones

405 22 4
                                    

Namanya Alucio.
Merupakan tangan kanan dari Ludociel, petinggi gereja yang sangat kejam.
Alucio sendiri mengabdikan diri kepada Ludociel manakala kehidupannya tidak layak untuk di perlihatkan.
Dia menjadi budak para penguasa dan tak ada harapan lagi untuk bisa bertarung untuk bertahan hidup.

-----------------------------------------------------------------

"Cari Liones hingga dapat! Jangan sampai dia berhasil lolos dan keluar dari kota ini!"

"Ba-baik tuaan!" Ucap para bawahannya

Seluruh kota di sergap oleh bawahan dari Ludociel. Sebentar lagi akan menginjak paskah, Alucio tidak ingin ada kegagalan dalam upacara kebangkitan iblis yang berada didalam tubuh Ludociel.

"Huk ... Huk."
Liones mengeluarkan darah dari mulutnya.

"Lion, kamu kenapa, nak?"

"Pak, seluruh kota telah disergap. Apa yang harus kita lakukan."

"Apa maksud pembicaraanmu?"

Liones membuka jendela rumahnya.

"Lihatlah, mereka kemari."

Pak Bromo melihat ada puluhan orang berjubah hitam sedang menuju rumahnya.

"Nak, cepat bawa peralatanmu, kita kabur dari sini, jangan sampai mereka menangkap kita, kita harus keluar dari kota ini."

Liones segera mengambil semua perlengkapannya tak terkecuali pasak besi yang diberikan oleh Nenek Tua itu.

Pak Bromo menuju arah belakang rumahnya, mereka kabur lewat pintu belakang.

"Liones! Liones ada disini!"
Ucap para pria berjubah hitam itu sambil menengadahkan tongkat kecilnya.

Pak Bromo menuju arah gang dimana nenek tua itu berada, namun ketika dia baru memasuki gang tersebut, sosok Alucio telah menyambutnya.

"Sekarang, tak ada lagi yang bisa kau selamatkan."

Alucio menikam nenek itu dengan pisau kecilnya, nenek itu terjatuh tak berdaya.

"ALUCCIOOOOOOOOO."

Pak Bromo meringsek maju untuk membuka jalan dan membiarkan Liones kabur.

"Mendekatlah, rasakan penderitaanku selama 10 tahun yang kupendam ini."

Alucio menarik jubahnya dan melemparkannya ketubuh Pak Bromo.

Pak Bromo terjatuh dengan posisi tangan penuh dengan darah.

"Pak ... Bapaaaaaaak!"
"Liiioooonnnnn, lariiiiiii!"

Liones tidak mengindahkannya, dia mulai marah dan mengerahkan seluruh emosinya pada Alucio.

"Kau masih terlalu dini untuk melawan sang Aligator, tubuhmu tak akan kuat menahannya." Ucap Alucio

Alucio menarik pisau kecilnya dan menghujamkan tepat ditubuh Liones, namun Liones lebih dulu menghujamkan Pasaknya tepat di kaki Alucio.

"Arghhhhhhhhhhhhh! Sialaaaaan!"

Liones menarik Pasak miliknya dan mengambil buku catatan nenek itu, dia menuju Pak Bromo yang penuh dengan darah.

Seakan tak ada menyerah dan mengeluarkan seluruh amarahnya, mata Alucio menghitam penuh.

"Kau tak segan bermain denganku, iblis!"

Liones melihat tubuh Alucio yang penuh dengan amarah, dibalik tubuhnya terlihat sesosok wanita bercadar mirip biawati dengan mulut yang terjahit rapih sambil membawa pedang kematian.

"Susterrrr ... "
Tubuh Liones bergetar hebat, tangannya tak sanggup memegangi pasak besinya.

Alucio ini memiliki kemampuan untuk membangkitkan jiwa yang sudah meninggal dunia, jiwa ini dipusatkan untuk menyerang siapa saja yang mengganggunya.

Biarawati yang dikenalnya adalah suster yang pernah mengasuhnya ketika masih digereja. Suster itu dibunuh karena melawan kehendak dari Ludociel.

"Kubunuh kau sekarang!"

Sosok biarawati itu mengarahkan pedangnya menuju Liones.

Liones hanya pasrah, dia tak mungkin memberontak dalam keadaan terpojok seperti ini.

Ketika Pedang itu hendak menyentuh tubuh Liones, tiba-tiba datanglah seorang pria dengan wibawa yang sangat tinggi.

"Cukup, Alucio." Ucapnya

"Tu-tuan .. "

"Jangan kau bunuh dia, jika kau bunuh, semua akan gagal." Ucapnya

"Ba-baik tuan."

Pria tersebut adalah LUDOCIEL!

Liones menambah kesal dengan kedatangan Ludociel, baginya Ludociel adalah Iblis berwujud manusia. Dia telah menyebabkan kematian tragis yang dialami oleh kedua orang tuanya.

"Liones, kembalilah bersama papah."
Ucap Ludociel

Didekatinya Liones sambil membawa air pembaptisan, diusapnya air itu tepat diwajah Liones.

Liones berteriak kencang karena merasakan rasa panas yang luar biasa.

"Aku akan mengeluarkan semua penderitaanmu, jangan pernah kau sesali takdirmu. Aku ada untuk menjagamu."
Ucap Ludociel

Liones masih berteriak, matanya memutih ketika iblis yang ada didalam tubuhnya hendak menguasai dirinya.

Ludociel mengambil liontin milik Liones. Secara sekejap, Liones kembali kepada asalnya. Iblisnya berhasil dinetralkan.

"Alucio, bawa Liones menuju gereja, sebentar lagi menuju paskah. Aku membutuhkan darahnya." Ucapnya

"Ba-baik tuan."

Alucio mengangkat tubuh Liones yang telah melemas, raganya sudah tak bisa digerakkan lagi.

Sesaat sebelum meninggalkan Pak Bromo. Tubuh Pak Bromo masih bisa bergerak, dia mengucapkan sesuatu :

"Luu-dooocii-ell."

Ludociel menengok kebelakang dan melihat tubuh Pak Bromo yang penuh dengan darah.

"Tubuhmu telah menolak taqdirku, satu kali lagi kau memanggilku, jangan harap keberuntungan mendekatimu."
Ucap Ludociel

"Kaaau akan menerima akibatnya."

"Orang tua sepertimu hanya bisa mengucap tanpa bertindak, alam menghukummu."

Pak Bromo tak bisa berbuat apa-apa lagi, dia masih bersyukur untuk bisa selamat dari kejaran mautnya. Namun, Liones dibawa menuju gereja untuk dijadikan korban dari Upacara Paskah.

"Aku harus mengumpulkan teman-temanku untuk menyelamatkan Liones."
Ucap Pak Bromo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The HierophantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang