Dera berlari tergesa-gesa kedua manik miliknya terus melihat arloji di tangan kanannya, sudah pukul sebelas dan itu tandanya ia akan sedikit terlambat jika tidak berlari. Gadis dengan kuncir kuda itu masih memperhatikan langkah kakinya, meski tengah berperang dengan waktu Dera masih harus memiliki fokusnya.
Dera bekerja sebagai pengantar makanan melalui aplikasi online istilah lainnya adalah seorang kurir. Dera hidup sebatang kara sejak kecil ia harus bekerja demi kelangsungan hidupnya, sudah berlalu dua puluh menit ia berlari karena sepeda yang selalu menemaninya tak bisa beroperasi seperti sedia kala.
"Sial! aku terlambat." Dera membekap mulutnya sendiri ia tahu jika mengumpat itu bukan hal yang bagus.
Kedua kakinya kembali berlari kecil dan sialnya ketika ia sibuk akan rasa takut, seorang pria berpakaian formal itu tengah asik dengan dunia khayalannya. Berniat menghindar namun kondisi berkata lain tanpa sengaja minuman itu meluncur bebas dan mendarat cantik tepat di bagian dadanya.
Sedangkan pelaku utama tengah mengaduh menahan nyeri di kedua lututnya, Siapa yang nyimpen batu di tengah jalan begini? benar-benar hari yang menyebalkan!
Dera tahu jika kebanyakan mengumpat juga tidak baik, cukup lama gadis itu terdiam menyadari jika totebag yang ia bawa sebelumnya sudah berpindah tempat. Cup-cup minuman dengan logo tempatnya bekerja sudah berserakan dengan seluruh isinya tumpah berhamburan.
Dera menelan salivanya susah payah, membersihkan pakaiannya dan terakhir gadis itu membenarkan posisi tubuhnya. Kedua manik miliknya menyelusuri tubuh seseorang, berawal dari sepatu yang nampak mengkilap, di lihat dari sepatunya saja Dera yakin pria itu orang kaya.
Lanjut ke arah pakaiannya, selain sepatu yang nampak mahal. Pakaian yang di kenakanpun nampak bukan barang murah. Dera semakin meremas kuat jari-jari tangannya, Sial! pasti pria itu akan meminta ganti rugi. Dera membatin nerutuki kemungkinan ia akan kehabisan uang atau kehilangan pekerjaannya.
Dengan cengengesan setelah berhasil mengumpulkan keberanian menatap wajahnya. Dera nampak tertegun, sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna. Sejenak ia benar-benar mengagumi pria di hadapannya. Meski tertutupi kacamata hitam Dera masih merasakan jika pria didepannya pasti sangat tampan.
Pria yang ia tatapi sedari tadi akhirnya berdehem menyadarkan Dera si gadis pengantar.
"Dera gak sengaja Om, serius deh." dengan kedua puppy eyes miliknya. "lagian Om kenapa bengong di pinggir jalan? jadi minuman itu tumpah kena jas Om."
Dera tak memperhatikan bagaimana rahang kokoh pria itu mengetat saking sibuknya mengelap sisa minuman bersoda yang akan ia antar menuju pelanggan. "sekali lagi, maafkan saya Om."
Pria berpakaian formal itu adalah Aiden Alesandrio, Billionaire tampan bak dewa yunani itu tak menjawab ucapan cerewet dari gadis dengan bentuk tubuh yang pas-pasan baginya.
"Sayang, tubuhmu kurus seperti sapu lidi. Aku tidak berselera mencicipinya."
Dera mendongakkan wajah polosnya, belum sempat menjawab pria yang tanpa sengaja ia tabrak dan menumpahkan minuman soda itu segera lenyap bersama suara mobil sportnya.
"Dasar om-om genit!"
Dera geram, tak suka akan ucapan pria yang entah siapa namanya. Tanpa sengaja gadis itu kembali mengumpat dengan berbagai kata-kata kotor di dalamnya.
"Pria aneh! seenak jidat ngehina tubuh seseorang, body shaming itu namanya." Dera bergumam dengan memunguti cup-cup kosong itu dengan perasaan terhina.
_______________________
Lanjut gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUGAR BABY
RomanceDERA & AIDEN "Dera gak sengaja Om, serius deh." dengan kedua puppy eyes miliknya. "lagian Om kenapa bengong di pinggir jalan? jadi minuman itu tumpah kena jas Om." Dera tak memperhatikan bagaimana rahang kokoh pria itu mengetat saking sibuknya menge...