SB - 6

8.1K 414 48
                                    

Bukan Aiden tapi Dera yang nampak salah tingkah, Duh! jika benar wanita itu kekasih Aiden bagaimana? seketika suasana ruang makan terasa semakin mencekam, Karena posisi Aiden tengah menunduk ke arahnya.

Aiden menegakkan tubuh kekarnya lalu melangkah ke arah sang wanita, "sayang?"

Dugaannya benarkan, wanita itu pasti kekasih Aiden memang selera pria itu luar biasa. Tubuhnya sangat berbanding balik dengan dirinya, Sudahlah! apa yang ia pikirkan.

"Kau menyebalkan, huh!"

Sekali lagi wanita itu berkacak pinggang, hal yang membuat Dera tak habis pikir wanita segera larut dalam pelukan Aiden, "kau jahat sekali lupa menjemputku? dan siapa gadis itu?"

Aiden mempererat pelukannya sebelum menjawab, "kekasihku."

Bolehkah ia mencubit atau menampar dirinya sendiri? sungguh ucapan Aiden tak lucu memperkenalkannya sebagai kekasih di hadapan kekasih aslinya? Oh, hidupnya penuh drama.

"Kau memiliki kekasih? benarkah?" wanita itu menoleh di balik tubuh Aiden dengan kepala yang ia miringkan sedikit lalu kembali berucap dengan nada tak percaya, "Mommy harus tahu ini Kak, kau menculik anak gadis untuk tinggal di mansionmu?"

"Akhirnya kakaku yang sudah tua dan tampan ini bukan pria GAY, dan aku akan segera menikah dengan kekasihku." Wanita itu berlari kecil ke arah meja makan dan duduk tepat di kursi samping Dera, "perkenalkan Aku Aurora adik satu-satunya kakak tampanku Aiden." di iringi uluran tangan kanannya.

piyuuuuhhh, rupanya mereka kakak beradik? Dera pikir sepasang kekasih habis nampak serasi sekali.

"Kami bukan sepasang kekasih," katanya dengan senyuman kecil di sudut bibirnya.

Aurora terkekeh wanita itu yakin jika mereka nampak seperti sepasang kekasih, entah berapa banyak orang yang berubah menjadi cenayang akan kedekatan mereka. Memang Aiden sedikit posesif terhadapnya, Aurora kesal? sudah sangat pasti tapi kakak tampannya itu orang yang sangat perhatian.

"Oh."

"Jadi bagaimana permainan kakak ku?"

Dera mendelik, kerongkongannya terasa perih tersendat sesuatu yang berhasil membuatnya terbatuk-batuk sontak Aiden segera mengusap dada gadis kecilnya lalu menyodorkan segelas air, "dasar ceroboh. Tapi aku suka," katanya dengan pelan namun tangan sialan itu tak mau berhenti.

"Kau menyebalkan kak!" Aurora mengerucutkan kedua bibirnya, "tak bisakah kalian bermesraan di tempat lain."

"Dasar menyebalkan." Aurora merajuk manja, wanita itu hobi sekali menggoda.

Dera berdehem menetralkan kembali suasana yang justru lebih condong ke arah Aiden yang masih asyik menempatkan tangan nakalnya di tempat intim milik Dera, "dasar pria mesum!"

Plaakkkkk!

Repleks satu tangannya menampar salah satu pipi Aiden, sampai wajah pria itu menyamping dengan sedikit rembesan darah di bagian sudut bibirnya.

Aiden terkekeh sebari meringis, "maaf, aku tidak sengaja."

'Sial kau berbohong Aiden!" pria itu membatin ketika tubuh mungil Dera lenyap dari pandangannya, "kali ini aku maafkan ... dasar tangan nakal!"

                           
                         🌸🌸🌸


Sesuai dengan dugaannya, sang adik Aurora benar-benar sulit dipercaya. Aiden meremas dahinya lalu menghela, pria dewasa itu baru saja menerima panggilan cinta dari sang Mama bahwa ia dituduh menjadi anak durhaka karena tengah berbohong, padahal memang benar dua minggu yang lalu ia masih jomblo itupun masih berlaku sampai detik ini, sungguh menyedihkan.

Melihat gelagat sang teman, Renald menepuk pundak Aiden. "Kenapa? Kusut sekali?"

"Bukan urusan anda tuan Renald Wilson," tekan Aiden penuh peringatan, teman satu-satunya itu memang biangnya kepo melebihi segerombolan emak-emak penggila gosip maka Aiden menghindari satu makhluk di hadapannya, Aiden merapikan meja dan meraih kunci mobil di samping laptop beserta ponsel pribadinya. "Cabut duluan, oke."

Aiden menepuk pundak Renald dan berlalu begitu saja meninggalkan sang temannya yang melongo dari tatapannya sudah sangat jelas jika seorang Aiden Alesandrio tengah menyembunyikan sesuatu, maka mode detektifnya menyala untuk beraksi, ingin lolos dari pantauan gosip Renald wilson? Tidak semudah itu.

"Ma, di mana? Aiden jemput ya."

Mama di mansionmu, kekasihmu sangat lucu Ad, mama suka.

"Di mansion? Ma, kebiasaan suka giniin Aiden!" Protesnya yang berujung tawa renyah timpal sang Mama.

Suara manjamu itu membuat Dera tertawa tapi dia malu-malu, usiamu sudah tua Ad! Sudah tua! Cepat pulang dan kita segera bicarakan tanggal pernikahan.

Mama suka Dera. Bye ...

Tut!

Suara paling mengerikan saat ini, apa-apaan itu tadi? Gadis kecilnya tertawa? Sudah jelas jika itu tawa ledekan baginya, Sialan! Kenapa keceplosan kan kebiasaan kalau ngobrol sama mama suka lupa umur.

Begitulah Aiden, mengingat umur memang memalukan tapi kebiasaan bermanja-manja dengan sang Mama menjadi hal yang paling Aiden sukai, terlebih tak ada wanita yang mampu menandingi sang Mama, kebanyakan hanya penggila harta.

Aiden mengsugar surai miliknya, ia berkaca sejenak lalu menghela. Oke, ini tidak akan buruk hanya menentukan tanggal pernikahan kau tak perlu berlebihan Ad! Aiden membatin sebelum memutuskan kedua kakinya melangkah masuk ke dalam Mansion, benar saja kedua makhluk itu tengah bercanda gurau dan Dera benar-benar tak canggung untuk tertawa lepas di hadapan mertua, calon mertua maksudnya.

"Ekhem." Aiden berpura-pura batuk untuk menyadarkan tentang keberadaannya yang tak di anggap.

Dera menoleh, "Om?"

Aiden membulatkan kedua matanya, apa-apaan panggilannya tadi?

"Kau panggil Aiden apa tadi?"  Kristal menoleh segera ke arah Aiden mimik wajah yang ia buat setenang mungkin, "kau panggil Adien, Om?"

"Sayang, sudah aku katakan bukan panggilan itu khusus disaat kita berdua saja." Aiden duduk dengan segera, tepat di samping Dera, manik miliknya menggelap dan rahang kokohnya nampak mengetat.

"Maaf tante, tadi hanya bercanda." Dera terkekeh garing, berbeda dengan satu tangan Aiden yang menekan cukup dalam punggung Dera.

_____________________________

Jngan lupa Vote nya loh! 😀

SUGAR BABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang