Chapter 1

63 21 24
                                    

"kehadiranmu bagaikan mentari, yang datang saat hujan deras mengguyur hati ini"
-Gio-

•••
"Anak-anak kelas kalian kedatangan murid baru. Pindahan dari Bandung" ucap pak guru.

"Pak saya tinggal dulu ya. Permisi" ucap pak udin yang akan pergi meninggalkan kelasnya.

"Oh baiklah pak. Terima kasih atas bantuannya" ucap pak Wahyu yang merupakan wali kelasnya. Setelah itu pak Udin benar-benar meninggalkan kelasnya.

"Nah sekarang perkenalkan dirimu, serta asal sekolah mu" ucap pak Wahyu.

"Hi semuaa, perkenalkan namaku Delira Fradella panggil aja Radel. Aku pindahan dari sekolah Garuda Bandung. Senang bisa bertemu dengan kalian dan semoga kita bisa berteman dengan baik." Radel mengakhiri perkenalannya dengan senyumnya yang sangat lebar hampir menyerupai Joker.

"Baiklah Radel silakan duduk di kursi yang masih kosong di sebelah tempat duduk Eliza" ucap pak Wahyu.

"Baik pak" Radel berjalan menuju tempat duduk barunya. Tepat saat ia hampir sampai ia melihat cowok aneh yang tadi pagi ditabraknya sedang duduk dengan santai sambil mendengarkan lagu di android miliknya. Lamunannya seketika buyar saat mendengar seseorang menyapanya.

"Hi, kenalin nama gue Aditya Radit panggil aja Radit atau sayang juga boleh" ucap Radit dengan cengiran khas-nya. "Dan cowok kaku ini namanya Gio" lanjut Radit sambil menoleh kearah lelaki disampingnya.

"Senang bisa bertemu denganmu Radit atau sayang hehe" ujar Radelio dengan memperlihatkan jajaran gigi nya.

"Dan tidak senang bisa bertemu dengan mu lagi Gio" lanjut Radel dengan matanya yang menatap tajam  pada Gio yang bahkan tidak
menghiraukan kehadirannya. Radit  yang menyadari hal itu langsung ikut andil dalam perkenalan Radel dan Gio.

"Ah, dia mah didiemin aja gak usah dianggep. Orangnya emang kayak gitu soalnya gak peduli ama dunia sekitar kayak katak dalem tempurung  hahahaa" ujar Radit dengan tawa nya yang garing.

PLAKK

Tawa Radit terhenti dan digantikan
dengan teriakkan kesakitan darinya saat Gio menampar wajah indahnya itu.

"HEE kok lo pukul gue sih sakit tau dasar orang sinting" ucap Radit yang pada akhirnya berakhir dengan jeweran Gio di telinganya.

"Aissh,Gio lepasin gue minta maaf yaa lo gak sinting kok gue yang sinting. Jadi lepasin yaa" Radit merasa lega  saat jeweran ditelinganya sudah terlepas.

"Radel ngapain masih disitu cepat duduk" ucap pak Wahyu saat ia melihat Radel yang masih berdiri di samping tempat duduk Gio.

"Oh, baik pak" Radel pun duduk di tempatnya dan di sambut dengan senyuman hangat Eliza.

"Hi,Radel kenalin nama gue Eliza Pertiwi panggil, aja Eliza atau Liza, salam kenal" ucap Liza dengan semangat 45 karena ia sudah lama duduk sendirian dan dia sangat bosan.

"Salam kenal juga Liza" Radel sangat bersyukur karena dihari pertamanya ia sudah memiliki teman yang baik seperti Liza.

Radit yang mendengar percakapan mereka dengan senang hati menoleh kebelakang.

"Ah,dia mah paggil aja ratu monyet makanannya kan pisang semua hahahaha"  Radit memang selalu memanggil Liza dengan sebutan ratu monyet karena Liza selalu makan pisang tiap hari.

"Eh, maksud lo apa hah? dasar pangeran bau, lo urusin rambut lo tuh yang bau. Keramasin kek jangan kayak bau kambing tau gak. Radel, dia mah gak usah dipeduliin anggep angin lewat aja" ucap Liza sambil menjulurkan lidanya pada Radit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RadelioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang