Jaga Lisan

219 90 28
                                    

Watch the Video 👆
Ust. Adi Hidayat - Jaga Lisan

Allahuakbar, Allahuakbar
Allahuakbar, Allahuakbar

Asyhadu allaa illaaha illallaah
Asyhadu allaa illaaha illallaah

Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah

Hayya 'alashshalaah
Hayya 'alashshalaah

Hayya 'alalfalaah
Hayya 'alalfalaah

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
.. Laa ilaaha illallaah ..

***
Adzan Ashar menggema seantero Universitas Al-khairiyah bandung. Langit cerah berwarna biru sedikit demi sedikit berbaur dengan nuansa langit jingga disore hari. Burung-burung mulai berterbangan kesarangnya masing-masing untuk beristirahat, menghilangkan segala penat.

Berbeda dengan Naila yang masih berada di kampus karena harus mengikuti kegiatan tambahan. Yakni, kegiatan Ekstrakulikuler keagamaan. Naila mulai melangkahkan kaki meninggalkan kelas, bergegas menuju Masjid Al-khairiyah untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Dari kejauhan, Naila melihat Aisyah 'sahabatnya' seperti tengah menunggu seseorang. Karena penasaran, ia lalu mengampirinya.

"Nunggu siapa?"

"Ya nunggu kamulah Nai, gimana sih. Sudah beres tugas kelompoknya? lama tau, sampai berlumut aku disini." reaksi Aisyah yang sontak menggerutu pada Naila, membuat Naila tertawa.

"Alhamdulillah, sudah. Dari tadi kamu nunggu aku? ya udah iya maaf, lagian siapa suruh nunggu?" Perbincangan itu berhenti setelah Naila mengajak Aisyah untuk menunaikan ibadah shalat Ashar.

Suara gemericik air yang sedang mengalir membuat siapapun orang yang mendengarnya akan merasakan ketenangan, ditambah lagi dengan suasana hilir angin sore yang terasa menyejukkan.

"Hm.. Jadi lebih fresh," ucap Aisyah sambil menarik nafasnya.

Naila tersenyum.

"Air wudhu memang memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah memberikan cahaya ditubuh kita pada hari kiamat nanti," jawab Naila sambil meninggalkan tempat wudhu lalu melaksanakan empat raka'atnya.

Setelah selesai Shalat, Naila dan Aisyah bergegas menuju ruangan Keagamaan. Namun ditengah perjalanan, mereka berpapasan dengan seorang lelaki. Lelaki itu berkata pada Naila. "Perempuan so alim."

Naila hanya mendengarkan tanpa mengubris perkataan dari lelaki tersebut lalu melanjutkan langkahnya.

.
.
.
.

Jarum jam sudah menunjukan pukul 17.00 Sore. Kegiatan keagamaan baru saja selesai. Aisyah senang sekali karena bisa pulang dan merebahkan tubuhnya dihari yang penuh dengan aktivitas ini. Namun, berbeda dengan Naila. Dari raut wajahnya, ia seperti tengah bersedih dan Aisyah yang berada disampingnya segera menyadari perubahan sikap pada diri Naila.

"Kenapa? Sedih karena hari ini adalah hari terakhir Kak Riza memberikan materi?"

Naila terdiam.

Lalu beberapa saat Kemudian, Naila bertanya pada Aisyah, "Kalau kak Riza lulus berarti dua tahun disini gak akan ketemu dia lagi. Gimana ya?"

Pertanyaan Naila memecahkan keheningan diantara mereka.
Aisyah mencerna perkataan dari Naila, ia paham apa yang dimaksud dengan sahabatnya itu lantas tertawa terbahak-bahak tak percaya. Ternyata memang benar sahabatnya ini bisa di bilang galau hanya karena masalah sepele.

"Ya bagaimana? Sudahlah, ganti yang baru saja. Contohnya Kak Reza Alatas. Dia juga sama shalehnya seperti kak Riza dan sama gantengnya pula. Postur tubuhnya tinggi, matanya hitam pekat, alisnya tebal, ditambah lagi Bibirnya. Sekali senyum, Masya Allah lumer banget Nai. Kalau aku sih lebih pilih kak Reza," celetuk Aisyah.

"Kamu gak liat kelakuan dia tadi di jalan? bukannya ucap salam, malah ngehujat. Shaleh sih iya. tapi sayang gak sopan Atitudenya," ketus Naila.

"Iya maaf Nai, aku cuma becanda,"
Aisyah merasa bersalah atas perkataannya.

"Kamu gak ngerti, yang namanya perasaan itu gak bisa dipaksa. Perasaan timbul dengan sendirinya, menghilang juga dengan sendirinya. Dan soal Kak Reza, aku gak tertarik sama dia, sampai kapanpun gak akan pernah," ucap Naila sembari meninggalkan Aisyah.

~
Memang menyakitkan ketika dihujat. Tetapi kita tidak perlu membalasnya. Sebab, Allah SWT tidak pernah tidur.

Janganlah engkau mengucapkan perkataan yang engkau sendiri tidak suka mendengarnya jika orang lain mengucapkannya kepadamu.
-Ali bin Abi Thalib

Bersambung..

Jika kalian menyukai part ini, silahkan pertimbangkan untuk memberi Vote

Penuntun Syurgaku [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang