"Halo"
Suara itu milik mu
Suara bass itu khas dirimu
Suara mu menguarkan lagi segala kenangan tentang kita
Suara mu meruntuhkan dinding tak kasat mata diantara kita
Hati yang ku kira telah berdamai
Malam ini ia meronta pilu tanpa abai
Setelah sekian lama tak saling menyapa
Setelah purnama demi purnama berlalu tanpa kita bicara
Lantas mengapa kau hadir memberi kabar?
Untuk apa semua itu?
Tak taukah kamu bagaimana hatiku?
Dahulu ia hancur bagai pasir di padang tandus
Tertiup angin, terbawa kemana saja tanpa arah yang jelas
Ia ikhlas
Ia pasrah
Sebab ku kira, inilah karma yang harus ku terima karena jatuh pada cinta
Namun, perlahan-lahan ia mencoba untuk terlihat baik-baik saja
Meski harus berpura-pura tapi biarlah
Hingga suatu saat, hati ini berhasil menemukan oasenya
Ia kembali utuh, seperti kemarau yang tersiram hujan
Ia kembali pulih.
Kini, aku pun merasa baik-baik saja tanpa mu
Namun, saat kau kembali
Cabang-cabang keraguan mulai menjalar di dasar hati
Rasa kecewa karena kepergian mu mengakar kuat tanpa bisa ditarik
Hingga sebuah tanda tanya mengakhiri pertanyaan terbesar ku
Hadir mu kini nyata adanya atau hanya fatamorgana?
🍁 🍁
-Pelangi Senja-
KAMU SEDANG MEMBACA
Serpihan Kisah
Poetry"Kisah tidak selalu memiliki narasinya secara utuh. Serpihannya selalu menjadi kenangan berkesan tanpa bias jejak. Ketika serpihan demi serpihan kisah disatukan, setiap bagiannya akan saling menyempurnakan kisah yang satu dengan kisah lainnya..."