bab kedua.

24 4 0
                                    

Aku bukan Hindia yang berangan-angan di jam makan siang, namun aku Erlen yang makan di jam makan sore karena aku baru bisa makan setelah pulang sekolah.

-Erlenmeyer Bhaskara


Rasanya nikmat sekali saat itu. Pohon-pohon kala itu bagaikan payung yang melindungi mereka. Ditemani semilir angin yang menerpa rambut hitam mereka.

Beberapa detik setelah Erlen sibuk tertawa dengan Eylen akhirnya mereka berdiam-diaman kembali.

....Apakah aku terlalu diam untuknya?kenapa ia selalu memulai percakapan antara kita?hmm aku harus juga memulai percakapan dengannya....,gumam Erlen dalam hati.

"Ehm Eylen.." buka Erlen untuk mengawali percakapan diantara mereka.

"Ah?ada apa Erlen?" Tanya Eylen yang terkejut.

....tumben Erlen yang memulai percakapan, biasa dia hanya diam saja....,gumam Eylen dalam hati.

"Anu len... emangnya cara biar nilai try out 100 terus bisa diatas 9 atau 8 itu gimana sih?" tanya Erlen.

"Hmmm gimana yaa, jujur aja sih aku gaada kiat khusus. Aku cuma belajar aja tiap hari, habis belajar aku buat rangkuman sama latihan soal." jawab Eylen sambil membalas chat dari Ayden.

"Aku juga ngelakuin hal kayak gitu tapi kenapa nilai aku yang paling bagus cuma 85!" Balas Erlen dengan nada dan muka memelas.

"Kalo urusan itu tanya sama Allah, kenapa Allah menciptakan kemampuan berpikir tiap orang berbeda-beda." Jawab Eylen sambil tersenyum manis.

Sontak Erlen yang melihat senyuman Eylen wajahnya berubah menjadi merah. Pasti wajah Erlen sudah seperti kepiting rebus sekarang!

"Loh Erlen kok jadi diem?" Tanya Eylen.

"Ah emm a..anu ga...pa..pa kok." Balas Erlen sambil tersenyum kikuk.

"Huh dasar aneh!" gumam Eylen dalam hati.

******

Tak terasa mereka sudah sampai ke pertigaan jalan besar. Sekolah mereka memang sekolah swasta yang elite namun sekolah mereka terletak tidak berhadapan langsung dengan jalan raya. Sekolah mereka terletak pada Jalan Lawu, jalan yang disekitarnya masih banyak rumah kuno, ada beberapa cafe dan supermarket juga disana.

Tempat Pemakaman Umum tempat ayah Eylen dimakamkan memang agak jauh dari sekolah mereka, namun mereka tetap semangat untuk berziarah ke makam ayah Eylen.

"Heh len." Panggil Eylen.

"Apaan?" Tanya Erlen

"Makam ayah ku ini masih sekitar dua kilometer lagi lho dari sekolah." Kata Eylen dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Hmm iya juga sih, masa kita jalan kaki?" Tanya Erlen kembali.

"Lah gimana sih?katanya tadi ngajakin ke makam ayahku terus katanya gamau naik ojek online, nah sekarang mau kamu gimana?" jawab Eylen cerewet pertanda kesal.

"Naik angkot aja kali, palingan nanti juga bayarnya 2 ribu perorang. Yakali ojek online sekarang aja udah 9 ribu gapake promo." Celoteh Erlen panjang lebar.

"Yaudah ayok naik angkot aja mumpung ada yang berhenti tuh deket sana." Ajak Eylen sambil menggeret tangan Erlen.

Tidak terasa sudah sekitar 10 menit mereka sudah sampai di tempat tujuan mereka. Eylen dan Erlen langsung turun bersama-sama, sebelum turun mereka membayar ongkos terlebih dahulu.

hate me love me kill me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang