"Ma! Ayo cepetan!" teriak seorang gadis dari teras rumah sambil mengikat tali sepatunya terburu-buru.
"Iya, iya, ayo!" seorang wanita yang sudah berkepala 4 keluar dari rumah dengan menenteng sepatu heelsnya.
"Naik motor aja ma, biar cepet!"
"Gak, gak! Naik mobil aja, mama sekalian ke kantor soalnya" Kinan menekan tombol kunci mobilnya.
"Yah, makin telat aku-nya!" protes gadis itu, Dila namanya.
"Naik!" perintah Kinan yang membuat Dila segera masuk ke dalam mobil.
"Mbak, tolong bukain pagar ya!"
"Iya bu" jawab Mbak Mei, orang yang bekerja di rumah itu.
Mobil jazz berwarna silver itu pun langsung meninggalkan rumah dan menuju SMA Tunas Harapan.
***
"Assalamualaikum!" Dila mencium tangan Kinan dan segera turun dari mobil.
"Pak! Jangan ditutup dulu!" teriak Dila sambil berlari menuju gerbang sekolah.
Satpam SMA TH itu pun menoleh saat Dila sampai di depan gerbang yang sudah ditutup rapat.
"Yaah, telat eneng bilangnya"
"Pak, tolong bukain untuk sa-"
"Untuk kita berdua pak" ucap seorang laki-laki yang sejak kapan berada di samping Dila.
"Ya sudah, kalian berdua saja ya"
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang membuat pak satpam itu awalnya ingin membuka gerbang menjadi menegakkan badannya dan memasang tampang galak.
"Tidak boleh! Kalian ini hari Senin kok telat!" bentak pak satpam dengan mata melotot.
Ternyata suara langkah kaki tadi adalah milik Bu Hana, kepala sekolah SMA TH.
"Kalian berdua telat kan? Tetap ikut upacara tapi disitu saja. Kamu Gibran, anak baru, selesai upacara ke ruangan saya ya" Bu Hana menatap laki-laki yang bernama Gibran itu.
"Memangnya ga dihukum dulu bu, kalo telat?" tanya Gibran.
Dila menatapnya kaget.
"Nanti hukumannya akan diberi tahu sama guru yang berjaga di meja piket, setelah diberi tahu hukumannya, kamu langsung ke ruangan saya"
"Ya bu"
"Kamu-" mata Bu Hana beralih menatap nametag yang terpasang di seragam Dila "Adila, tolong antarkan Gibran nanti ya"
"Iya bu"
Bu Hana berbalik meninggalkan mereka menuju barisan para guru di lapangan.
"Kalian berdiri di situ! Upacara udah dimulai, bapak awasin dari pos!" ucap pak satpam masih dengan tampang galak palsunya dan berlalu menuju pos satpam.
"Iya pak"
"Ya pak"
***
Setelah upacara selesai, mereka berdua menuju meja piket untuk menemui guru yang sedang menjaga piket, Bu Arum.
Kemudian mereka berdua disuruh untuk menulis nama, kelas, dan alasan telat di sebuah buku panjang yang cover -nya terdapat tulisan 'Daftar Siswa Telat'.
"Oke, hukuman untuk kalian itu, buat rangkuman dari buku yang kalian baca di perpustakaan, paling sedikit 1 halaman kertas ukuran A4. Bukunya gak boleh dipinjam, jadi kerjakan langsung di perpustakaan. Hukumanya berlaku sampai 3 hari dan saat dikumpulkan minimal sudah ada 10 buku yang dirangkum" jelas Bu Arum panjang lebar.
Mereka berdua mengangguk paham.
"Ya sudah, sekarang boleh kembali. Jangan diulang lagi ya, kamu anak baru, masa hari pertama telat. Kamu juga anak lama, jangan diulangi!" kata Bu Arum kepada Dila dan Gibran.
"Ya bu" jawab Dila, sedangkan Gibran hanya menganggukkan kepalanya.
***
Hai gess!
Aku masih pemula nih!
Jadi maaf kalo plot, pilihan katanya, dll mungkin agak aneh atau kayak krg nyaman dibaca.
Kalo kata2nya ada yg aneh, tolong ditegur dan dikasih saran yaa😁
Tapi ya i hope you enjoy this story😘🤗Jan lupa vomentnya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
DILA
Teen FictionAdila Farashta Ia memiliki pengalaman pahit di masa lalunya yang berhasil membuat ia sedikit kehilangan rasa percaya dirinya. Namun, perlahan-lahan ia dapat mengembalikan rasa percaya diri itu ke dalam dirinya sedikit demi sedikit. Sejak datangnya s...