Mereka berdua meninggalkan meja piket dan berjalan menuju ruang kepala sekolah. Sedari tadi tidak ada yang membuka suara.
Karena merasa sangat canggung, akhirnya Dila mengeluarkan handphone -nya, membuka sebuah grup chat, dan mulai mengetik.
Blekping
-Dila
Eh, gue masuk tlt ya
Diminta tlg sm Bu Hana
Nganterin ank bru ke
ruangannya
Tlg bilangin ke Bu Raha.Read
"Jangan jalan sambil main hp, nanti kesan-"
"AAA!!!"
Belum selesai Gibran berbicara, tiba-tiba Dila berteriak karena ia terpeleset air yang tumpah dari ember yang tersandung olehnya.
Sebelum punggung Dila mengenai lantai, dengan cekatan tangan kanan Gibran menarik tangan kiri Dila kuat sehingga membuat Dila secara refleks mencengkeram kemeja Gibran.
Jarak mereka saat ini sangat dekat, Dila segera menurunkan kedua tangannya dari kemeja Gibran dan kembali berdiri disamping Gibran.
"Ma-maaf"
Dila memejamkan mata kuat dengan muka yang memerah. Sangat malu, itulah yang sekarang ia rasakan, untung saja tidak ada satu orang pun yang melihat mereka.
"Duh ndok, nyuwun ngapuro, bapak naroh ember sembarangan" bapak yang sedang memegang pel itu berlari kecil ke arah mereka berdua.
"Saya juga minta maaf pak, udah numpahin airnya" ucap Dila dengan rasa bersalah.
"Ora apa-apa ndok, bapak iki lagi nggawa pel, biar bapak pel aja" kata bapak itu dengan logat Jawa khasnya.
"Ya udah pak, makasih ya"
Dila dan Gibran kembali berjalan bersisian, yang tadinya canggung sekarang bertambah canggung akibat kejadian tadi.
"Ekhm, gue Gibran, lo?" akhirnya Gibran memulai percakapan dengan berkenalan.
"Eh-umm gue Dila" Dila menoleh sebentar ke arah Gibran kemudian kembali menunduk, ia masih malu dengan kejadian ia terpeleset tadi.
"Dila?" Gibran mengerutkan keningnya samar.
"Itu ruang kepala sekolahnya, masuk aja" Dila menunjuk pintu yang terdapat tulisan 'headmaster room'.
Gibran menganggukkan kepalanya "makasih"
"Ya, makasih juga"
Gibran mengangkat sebelah alisnya.
Dila menggelengkan kepalanya.
"Ya udah gue masuk" kata Gibran sambil melangkah masuk ke ruangan.
Saat Gibran sudah memasuki ruang kepala sekolah, Dila segera membalikkan badan, lalu berjalan dengan cepat menuju kelasnya.
"Anjir, tadi apaan, malu banget gue sumpah, iiiii! Untung gak ada yang lihat, kalo ada bisa mati di tempat gue"
***
Haii!
Alay syekalee😝
Part ini agak pendek kayaknya.
Kalo ada typo atau kata2 yang kurang nyaman dibaca, tolong ditegur dan dikasih saran ya😁Jan lupa vomentnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
DILA
Teen FictionAdila Farashta Ia memiliki pengalaman pahit di masa lalunya yang berhasil membuat ia sedikit kehilangan rasa percaya dirinya. Namun, perlahan-lahan ia dapat mengembalikan rasa percaya diri itu ke dalam dirinya sedikit demi sedikit. Sejak datangnya s...