01. My Boyfriend

12.9K 1.2K 331
                                    

“Aah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aah ...”

Deru napas kedua pasangan itu saling bersahutan menyatukan milik masing-masing. Sang lelaki seolah tak peduli lagi dengan keadaan sekitarnya sekarang. Berantakan dan gelap.

“Kumohon ... pelan,” pinta sang wanita yang wajahnya ditangkup lelaki di atasnya yang sedang bergerak kasar mencapai puncak.

Seks Jungkook itu kasar. Sedangkan Jihan lemah. Tapi sayangnya, Jungkook tidak merasa sadar jika sang kekasih berusaha mati-matian menahan rasa sakit yang diberikannya setiap bercinta.

Jihan tahu, Jungkook akan mendadak tuli jika mereka melakukan seks. Tidak pernah mau mendengarnya kalau ini sakit, ini perih. Ia tetap melanjutkan selagi laki-laki itu merasa nikmat.

Berpacaran dengan laki-laki dewasa memang tidak mudah bagi Jihan yang seorang pelajar SMA. Ia selalu mendapat perlakuan seperti ini sejak dulu. Selalu dijadikan pemuas nafsu oleh Jungkook.

Awalnya ia sangat lugu juga tabu tentang hal yang berbau seks, tapi sejak berpacaran dengan Jungkook, Jihan semakin berubah.

Tepatnya ketika hubungan mereka sudah berjalan setahun. Jungkook saat itu masih menjadi kakak kelasnya dulu. Entah kenapa, laki-laki itu meminta sebuah kejutan satu tahun hubungan mereka. Menyuruh Jihan datang ke rumahnya, dan berakhir gadis itu berteriak karena merasa sakit ketika miliknya diterobos.

Jihan selalu ingat ucapan Jungkook. Jihan akan mendapatkan tempat yang paling istimewa jika ia menuruti apa kemauan Jungkook. Tak dapat mengelak, Jihan terlalu mencintai lelaki kasar itu.

Tunggu, sebenarnya Jungkook tidak kasar. Ia hanya kasar saat di ranjang saja. Berbeda dengan kesehariannya, Jungkook sangat perhatian meski selalu bersikap dingin terhadapnya. Tapi Jihan tahu, Jungkook sayang padanya. Sangat menyayanginya.

Akh! Jungkook ...” Jihan memeluk erat tubuh kekar lelakinya, kedua kakinya juga sama-sama melingkar erat di pinggang Jungkook. Bibir tipisnya tidak berhenti mendesah ketika gerakan lelaki di atasnya ini semakin tak beraturan.

“Jihan–—” Dengan tidak sabaran Jungkook bangkit dan menarik kedua pergelangan tangan kekasihnya ke bawah agar gerakannya tidak dihalangi. Badan Jihan terlihat terombang-ambing naik turun mengikuti gerakan pinggul Jungkook.

Tepat di hentakan keempat––yang amat keras––Jungkook akhirnya keluar, memenuhi ruang milik Jihan. Tidak membiarkan setetes pun tumpah.

Pandangan Jihan mengabur, pergelangan tangannya diremat keras oleh tangan Jungkook. Tak membiarkannya bergerak, kendati Jihan bahkan sekarang juga tidak bisa bergerak akibat kelelahan.

Jihan kembali bergetar, merasakan cairan hangat menerpa rahimnya kembali. Jungkook keluar lagi. Tidak henti-henti memenuhinya.

Nnn ....”

Setelah merasa puas, Jungkook melepasnya. Dan langsung bergerak ke bawah menutupi liang sang kekasih menggunakan tangannya. Ia melihat spermanya keluar karena terlalu penuh di dalam, Jungkook selalu seperti itu. Ia tidak akan membiarkan hasil usahanya terbuang sia-sia.

“Kau suka?” Jungkook menatap Jihan yang terlihat letih.

Jihan enggan menjawabnya, tapi ia harus menjawab agar Jungkook-nya senang, “Aku ... suka.”

Sudut bibir Jungkook terangkat mendengarnya. Jungkook akan selalu memberikan kepuasan penuh pada Jihan. Ia akan merasa senang dan bahagia jika Jihan juga begitu.

Jungkook langsung mendekat dan menyelipkan kedua tangannya di ketiak Jihan. Ia dengan santainya mengangkat tubuh kecil itu, menggendongnya menuju ke kamar mandi.

Jihan hanya dapat diam saja. Menumpukan wajahnya di atas bahu kekasihnya. Ia terlalu letih. Terlalu sakit. Biarkan saja apa yang akan Jungkook lakukan padanya, Jihan menerimanya.

“Sudah beritahu ibumu kalau kau akan pulang terlambat?” tanya Jungkook setelah menurunkan Jihan di bawah shower.

Gadis itu mengangguk lemah, “Sudah.”

“Baguslah. Temani aku di sini.” Jungkook menghidupkan showernya, hingga air itu keluar membasahi tubuh mereka berdua, “Temani aku sepanjang malam.”

Dan Jihan hanya dapat menutup matanya erat ketika sebelah kakinya diangkat. Dinginnya hawa air dan hangatnya milik Jungkook yang kembali terbenam di dalamnya, seolah rasa yang paling Jihan tak bisa elak saat ini. Karena pada dasarnya ia sudah berjanji pada lelaki ini.

Apa pun itu yang Jungkook inginkan. Jihan akan menuruti semuanya.

Maaf ni buat kaget awal-awal udah begini aja ceritanya😀 Cerita ini draft aku tahun 2020 kalo gak salah, udah lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maaf ni buat kaget awal-awal udah begini aja ceritanya😀 Cerita ini draft aku tahun 2020 kalo gak salah, udah lama. Karena ada beberapa hal aku tahan-tahan buat publish. Jadi, tulisannya masih ... ya, agak-agak tidak jelas gitu mungkin ya. Ini tu short story, ini bakal masuk ke cerita Series. Emang rencanaku gitu, draft yang penuh sama short story aku mau jadiin series gitu. Daripada aku timbun gitu lho mending aku publish😭

Aku reminder dulu ni cerita Camera tu toxic relationship, kalian yang gak suka cewek lemah bakal misuh-misuh sama karakter Jihan di sini yang bucin parah. Ada baiknya kalian mempertimbangkan dulu sebelum baca, takutnya kalian malah kebawa suasana. Cerita ini bukan berisi tentang toxic relationship aja tapi ada beberapa masalah yang bikin ke-trigger.

Tolong beri apresiasi untuk cerita ini ya, Hapercide. Makasi banyak😊

Ry🍏

CameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang