TEORI

21 7 0
                                    

Pagi ini matahari bersinar mengawali hari indah pertama sekolah, dan awal mengejar sesorang bernama Rafa. Dan seperti biasanya kebiasaan di rumah muncul Ayah sudah menunggu di mobil dan AKu juga Nanda segera pamit dan berangkat.

Sesampainya di sekolah, aku sudah membawa roti brownis yang sengaja aku go-food kemarin malam, dan sudah bersiap mengendalikan emosi. Dan kebetulan ketika berjalan menaikki tangga kelas, Rafa hendak turun dengan Bima.

"Morning Rafa, gimana liburannya?" Senyum terlukis di wajah, debar jantung sangat hebat muncul

Rafa terlihat sangat tidak peduli tapi tetap berdiri disitu, Bima memang sengaja diam karena dia tau Nara sedang melakukan perjuangannya. Lama tak ada perbincangan akhirnya Rafa cabut tapi aku tahan lah.

"bentar Fa, ini aku bawain brownis coklat buat kamu"

ya tuhan semoga diterima

Ternyata brownis itu dia masukkan ke keranjang sampah dekat taman sekolah

"lah kok dibuang sih"

"lah siapa yang nyuruh lo bawa bawa begituan segala? Kalo mau ngasih itu ngaca, lo itu siapa?"

Mendengar hal itu, aku sebenernya sudah ingin sekali memukul dia, tap bisa apaaa

"jaksel banget sih, udah kok tadi waktu mau berangkat, besok aku bawain lebih banyak deh, oh iya ngomong ngomong –"

"ngga ada waktu, abis ini upacara"

Rafa sudah bener bener cabut dan emosiku sungguh meluap

"sabar Ra masih awalan biasanya juga gitu kalo baru awal berjuang, udah ya aku nyusul Rafa dulu ya"

"mm iya gapapa Bim makasih ya"

Aku langsung menuju kelas dengan sangat marah dan langsung menghampiri Ema dan Laila yang sudah datang.

"Haiii pejuang cintaaa! Gimana?" Laila menyapa

"Gedekkkk banget aku sama orang itu, gila ngga sih, tadi malem aku udah susah susah go-food brownisnya dan dia tadi malah buang di tempat sampah, gila kan!"

"HAH!" Ema dan Laila sama sama menanggapi

"Sabar Ra sabarrr, masih hari pertama, dulu waktu aku ngejar Bima juga gitu, dan kalian lihat sekarang kita jadi juga kan?"

"sombong banget, ya tapi beda LAILAAA dia lebih sadis banget, males ah, tapi pengen"

"lah bingung sendiri kan elu, gas aeee lah ini misi kamu Ra, katanya mau dia, malah udah mundur gini, gimana sih" Ema sepertinya emosi

"tapi deket aja dag dig dug ser dan kata kata yang keluar dari mulutnya aja nyakitin bener, aku ngga bayangin kalo pacarnya berantem sama dia, dia kayak gimana ya?"

"Gini Ra, ini aja baru mulai, belum kedepannya, satu kata pasti bisa, tunjukkin kalo kamu itu bukan cewek lemah yang baru digituin udah mewek!" Laila berkata-kata dengan sangat bijak.

"Eh gaisss, dulu aku pernah baca di satu buku, dan disitu ada kata kata yang cocok buat kamu jadiin pedoman."

"Eh apaan tuh?" Laila mulai kepo

"Apabila seseorang yang kamu sukai itu menatapmu lebih dari lima detik, ada dua kemungkinan, yaitu dia marah sama kamu atau dia sedang jatuh cinta sama kamu."

"Lah makasih Ma, ini cocok banget"

Aku terharu melihat mereka berdua yang sangat sayang dan selalu mensuport aku. Senyum terukir diwajah mereka dan aku memeluk mereka, aku tidak pernah mau kehilangan mereka.

N A R A (hiat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang