• 10. Kebetulan yang disengaja •

608 68 4
                                    

Happy Reading😊

Ifa bingung terhadap sikap Ara semenjak tadi sore pulang dari survei bersama Raka. Biasanya setelah Ara bertemu Raka, selalu saja Ara kalimat kebencian yang selalu terdengar dari bibir Ara. Namun, berbeda dengan hari ini. Entah, angin apa yang telah merasuki dirinya.

Karena rasa bingung, khawatir, dan penasaran menyelimuti diri Ifa. Akhirnya setelah Ara selesai mandi dirinya langsung menanyai apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan Raka.

"Ra sebenarnya lo itu kenapa sih. Kok beda, dari yang biasanya." Ifa langsung menghampiri Ara yang sedang duduk depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya.

"Kenapa gimana sih Fa? Perasaan gue biasa aja deh," jawab Ara bingung.

"Coba lo fikir deh, biasanya setelah lo ketemu sama Raka pasti lo langsung ngomel-ngomel gak jelas. Dan saat ini lo diem aja gak cerita apa-apa lagi ke gue." Ara mulai memikirkan ucapan Ifa barusan, dan benar hari ini dia tak merasa kesal dengan Raka. Bahkan dirinya muali merasa nyaman bila di dekat Raka.

"Lo ditanya malah bengong lagi. Gini aja lo ceritain tadi si sana lo ngapain aja." Ara langsung menceritakan semua yang dia lakukan selama di tempat kemping besok.

Ifa mendengarkan dengan cermat apa aja yang dikatakan oleh Ara. Senyumnya mengembang, jujur saja Ifa selalu khawatir jika Ara dekat dengan seorang cowok. Karena dulu Ara pernah depresi karena mantannya.

Dan sekarang Ifa sangat mendukung hubungan Ara dengan Raka. Karena Ifa dan mamanya Ara sudah mencari tahu tentang Raka. Termasuk Ayah Raka yang juga rekan kerja papa Ara.

"Ra– Kayaknya Raka suka deh sama lo."

"Ngaco lo ya Fa,"bantah Ara.

Sejujurnya Ara tidak menceritakan seluruhnya. Seperti saat Raka cerita tentang dirinya dan sahabatnya, Ara tak menceritakan kepada Ifa. Karena bagaimanapun juga itu adalah privasi Raka yang hanya diketahui oleh dirinya saja.

"Iya Ra, lo mah gak percayaan banget sama gue". Ara meninggalkan Ifa.

"Terserah lo aja deh Fa," jawab Ara berlalu.

"Lo mah gitu orangnya, main ninggalin gue sendirian," ucap Ifa berlari menyusul Ara.

*****

Disisi lain, Raka sedang duduk di taman belakang rumahnya. Dikejutkan dengan datangnya  Fariz Aji Putra Pradana secara tiba-tiba. Fariz adalah kakak kandung Raka. .

"Eh, bang kapan lo dateng?" Raka nampak kaget ketika kakaknya tiba-tiba duduk disampingnya.

"Barusan, galau terus nih sampai gak tahu gue balik," goda Fariz.

"Apaan sih gak jelas banget."

"Lo gak usah bohongin gue deh Ka, gue itu kenal lo sejak lo brojol di dunia ini," ujar Fariz tak percaya.

"Iya ini gue cerita. Jqadi gini gue punya temen, eh lebih tepatnya temen berantem." Fariz nampak sedikit emosi mendengar penuturan adiknya ini.

"Temen berantem? Cowok?"tanya Fariz menahan emosinya.

"Kagak lah yakali gue nyari musuh, gue bukan lo ya. Dia itu cewek." Mendengar jawaban dari mulut Raka semakin memancing emosi Faiz.

"Iya lo bukan gue, tapi sikap lo lebih brengsek daripada gue. Gue berantem juga pilih lawan gak kagak lo yang beraninya lawan cewek," decih Faiz yang membuat Raka gelagapan. Sebelum kesalahpahaman ini berlanjut, segera Raka menceritakan kisahnya dengan Ara kepada Faiz.

"Oh gitu, kalau sampai gue denger lo main tangan sama perempuan, habis lo sama gue." Raka mendelikan bahunya tanda tak perduli.

"Gitu aja? Terus apa yang buat lo galau?"sambung Faiz.

KETOS VS PRADANA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang