Sosok putih mungil itu sesekali menyeka keringat di keningnya dengan tangan yang penuh dengan bawaan, ia terlihat berlari kecil, namun kerumunan di sekitarnya membuat udara terasa panas dan membuatnya mudah berkeringat.
Ia bisa merasakan getaran ponsel di saku kemejanya yang kebesaran, dituntut oleh waktu yang tak banyak membuatnya panik karena ia kesusahan mengambil ponsel di sakunya.
Kedua tangannya penuh dengan bawaan, tangan kirinya memeluk kantung kertas berisi bahan pangan dan tak bisa ia gerakkan, lantas ia menggunakan tangan kanannya dengan memasukan lengannya kedalam genggaman kantung yang ia bawa. Terlihat merepotkan memang, jika mau ia akan minggir sebentar dan meletakan bawaannya selagi ia mengangkat telepon, namun seseorang tengah menunggunya dan sangat membutuhkannya. Ia harus segera menghampirinya.
"Halo?"
Ucapnya setelah mengangkat panggilan di ponselnya.'Ujii.. Huwaa kamu lama banget siii Ohok!'
Jawab si penelepon terdengar merengek."Iya iya, aku bentar lagi nyampe kok.."
'Yauda.. Petan, Ochi laper.. '
Nada manja itu malah membuat 'Uji' terkikik, padahal ia terlihat kewalahan dengan barang bawaannya dan handphone yg harus ia tempelkan di telinga."Iya.. Ini udah masuk gedung apartemenmu"
Jawabnya, kini ia memperlambat langkahnya menjadi jalan cepat karena berlarian di lorong gedung apartemen tidaklah diperbolehkan jika bukan dalam keadaan darurat, tentu saja bukan darurat yang tengah ia alami sekarang.Pria mungil itu membuka pintu apartemen yang bukan miliknya tanpa membunyikan bel terlebih dahulu karena si pemilik apartemen tengah terbaring lemah di tempat sofa dengan selimuy tebal menutupi tubuhnya. Ia juga mengetahui passwordnya karena si empunya adalah kekasihnya.
"Ujiii..."
Ucap lemah seseorang setelah mendengar pintu apartemennya terbuka."Iya iya.. Aku siapin buburnya dulu nih, kalo lagi sakit jangan bawel, nanti cepet capek nggak sembuh-sembuh"
Jawab pria manis bernama asli Jihoon tersebut sambil menuangkan bubur yang tadi ia beli ke dalam mangkuk."Biarin, biar kamu ada terus buat aku dan manjain aku"
Lagi-lagi, nada manja itu membuat bibir tipis Jihoon merekah. Sambil membawa nampan dengan bubur dan air hangat di atasnya, ia menghampiri Soonyoung, kekasihnya yang tengah demam dan terbaring di sofa empuk dengan televisi yang menayangkan acara kartun sponge kuning yang bersahabat dengan bintang laut pink di depannya.
"Udah.. Ini makan dulu buburnya"
Jihoon mendudukan dirinya di sambil Soonyoung."Nggak pake kacang?"
"Iya"
"Ngga pake seledri bawang?"
"Iya"
"Ngga pake kecap sambel?"
"Iya.. Pokoknya bubur polos cuma pake daging suwir yang banyak"
Jawaban Jihoon pun membuat Senyum Soonyoung merekah hingga pipi chubbynya terangkat dan menekan mata sipitnya makin menutup.
"Saayang Uji.. " *Nada upin-ipin.
"Aah.. "
Jihoon mulai memajukan sendokan pertama pada mulut Soonyoung, bayi besar itu pun membuka mulutnya dan mengunyahnya pelan karena kondisi tubuh yang lemah.Walau lambat, namun Jihoon tak bosan untuk terus menyuapi sang kekasih demi memenuhi asupan gizinya. Hingga yang tengah sakit meminta Jihoon untuk berhenti menyuapi.
"Udah ah.. Pait.. "
Ucap Soonyoung, diangguki oleh Jihoon.Si pemuda mungil itu lantas menyimpan mangkuk bubur yang tinggal setengah itu diatas nakas lalu mengambil tiga butir obat yang terdiri dari satu pil dan dua tablet juga segelas air hangat untuk Soonyoung minum sehabis makan.
"Nih"
Ucapnya seraya memberikan obat tersebut.Soonyoung selesai menelan benda pahit itu, Jihoon lantas menodorong pelan tubuhnya agar terbaring lagi lalu menutupi tubuh si mata sipit hingga leher.
Jihoon memperhatikan wajah kemerahan akibat demam itu dengan seksama, ia mengusap poni si pujaan hati kebelakang.
"Tidur.. Kalo ngga ditidurin pusing"
Titahnya, namu tak ada jawaban.
"Yong?"Dengkuran halus pun terdengar, Jihoon menghela napasnya merasa bodoh. Dalam hati ia menertawakan dirinya sendiri yang tak bisa membedakan Soonyoung sedang tidur atau tidak.
'ddrrrtt..'
Jihoon meraih ponselnya yang bergetar lalu mengangkat panggilan dari seseorang yang namanya tertulis disana.
"Iya, Nyol?"
Ucapnya sambil berjalan menuju dapur demi tidak mengganggu Soonyoung.'Ei! Udah dibilang jan panggil gue gitu kenapa si!?'
"Ya terus gue harus panggil apa? Nama lu kan Chanyeol, ya gue panggil Nyol, kalo panggil Chan ntar ketuker ama adek gue!"
'Ya panggil apa kek, selain Nyol. Sayang kek, Bebi kek'
"Bicit lu!"
'Hehe.. '
"Udah ah, lu mau apa telpon2 gue?"
'Soal proyek lagu gue, lu janji kan mau bikinin'
"Lah, gue gapernah bilang janji"
'Tapi lu bilang iya'
"Iya apa dulu? Kan gue bilangnya 'iya.. Gue pikir dulu' gitu"
'Ya lu mikirnya kelamaan, gue butuh secepetnya. Kalo bisa mulai besok kudu digarap, gue bakal bayar lebih deh kalo lu cepet'
"Maap nih, nyol.. Lu keknya harus cari yang lain.. Gue gabisa.. "
'Yah.. Yaudah deh, lusa gapapa. Gue maunya elu yang garap lagu gue Ji..'
"Lusa juga gabisa, pacar gue lagi sakit demam, batuk sama pilek. Gue gatau kapan dia sembuh.. "
'halah.. Cuma sakit gitu doang, bisa kali lu tinggal kerja bentar'
"Cuma sakit gitu doang? Kasian tau, tiap tidur idungnya mampet! Pokoknya gabisa, dia kalo gue tinggal bentar langsung nangis gamo dilepas"
'dih, emang si Soonyoung bayi apa, pake gamau dilepas segala?'
"Iya kan Soonyoung Bayi gue"
'Bucin lu Ji!'
"Biarin"
Jawab Jihoon tak peduli.'Tega ya lu Tan, sama gue.. Proyek dramus gue bentar lagi Ji dan orang kepercayaan gue buat garap lagunya ya cuma elu tan.. Tolonglah.. Gini-gini kan gue dulu pac--'
Lah, si CY malah ungkit-ungkit masa lalu, Jihoon gasuka!"haishh.. Yaudah yaudah! Iya gue garap, puas lu!"
Final Jihoon tanpa pikir panjang.'Nah, gitu dong.. Yaudah, besok kita bincang-bincang lagi ya, Tan. Bye...'
'Tuut.. Tuut.. '
Jihoon diam sejenak, menatap layar hitam handphonenya.
"Duh! Kok gue iyain sih.. Bego banget gue!"
Rutuknya sambil mengetuk-ngetuk keningnya.
"Emang gue bisa kerja sambil jagain Soonyoung? Mana gak bisa santai kerjanya"
Jihoon terus berguman dengan kalut, hingga suara parau dari ruang tengah pun terdengar."Ujiiii... Kamu dimana...? Uji... Jan pergi.. Aku pengen roti... Eheuk.. Uji..."
"I.iya... Tunggu bentar.."
---Tbc---
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin[SEVENTEEN]
FanfictionDi saat uke yang jadi bucin. Warn! OOC Uke2 takut seme. Non baku. BXB