Jeongcheol (I)

5.7K 387 98
                                    

Sepulang dari mainnya dengan gadis bernama Nayeon, kini Seungcheol telah berada di rumah setelah Jeonghan menjemputnya.

Malam ini Jeonghan begitu lengket padanya, seperti baru bertemu setelah berbulan-bulan terpisah, padahal mereka tiap hari bertemu karena satu rumah dan Seungcheol mau pun Jeonghan memiliki pekerjaan yang bisa dikerjakan dirumah jika malas ke kantor.

Jeonghan yang tengah berbaring sambil memeluk perut Seungcheol yang tengah menyandar di kepala ranjang mulai menguap dan menutup matanya perlahan namun ia segera membuka kembali matanya saat hampir jatuh ke alam mimpi, sedari tadi Seungcheol tak mengajaknya bicara dan malah sibuk dengan handphone nya.

Jeonghan adalah tipe orang yang mudah mengantuk jika didiamkan, sebenarnya ia sayang untuk tidur secepat ini karena waktu yang ia habiskan bersama sang pujaan hati akan berlalu begitu saja tanpa ia rasakan.

"Kalo ngantuk, tidur aja.."
Kata Seungcheol sambil mengelus surai coklat kemerahan Jeonghan dan sesekali pucuk kepala pria cantiknya.

Jeonghan menggelengkan kepalanya yang tenggelang diantara lengan dan pinggang Seungcheol.
"Gamau.. Masih kangen.. Kamu, sih.. Kelamaan main sama Nayeon. Ngapain aja?"
Jeonghan mulai mendongak, menatap Seungcheol yang lebih memilih memalingkan muka pada layar handphone.

"Ngobrol doang.. Lagian udah biasa, kan, Aku kaya gitu?"
Jawab Seungcheol santuy.

"Tapi kok sama yang ini lebih lama?"

"Itu mah persaan kamu aja kali.."

"Perasaan aku cuma untuk kamu, bukan untuk nyangka yang aneh-aneh sama orang lain"

"lah, itu nyangka yang aneh-aneh barusan?"

"kamu aja yang merasa kesindir, aku kan cuma nanya"

Ucapan Jeonghan membuat Seungcheol bungkam, lelaki tampan itu terlihat kesal dengan apa yang Jeonghan katakan.
"Udah, ah. Aku mau tidur! Capek ngomong sama kamu, nyari terus kesalahan orang"
Final Seungcheol, lalu meringkuk memunggungi Jeonghan.

Jeonghan hanya diam mendapati perlakuan tak mengenakan hati dari pria yang sudah menjadi pacarnya sejak 8 tahun lalu itu, seharusnya mereka sudah menikah sekarang, namun kebiasaan buruk Seungcheol yang suka main-main dengan gadis maupun pria cantik lain membuat orang tua Jeonghan ragu untuk memberikan anaknya pada playboy macam Seungcheol.

Ini pun Jeonghan diam-diam meneruskan hubungannya dengan Seungcheol di belakang orang tuanya, karena Jeonghan terlalu enggan melepas Seungcheol.

Gausah ditanya kenapa, Jeonghan cuma punya hati. 

Dia udah dibutakan oleh cinta, dia mencintai cuma pake hati, ngga pake otak jadi logikanya ngga jalan. Mau berapa kali pun Jeonghan disakiti, dia terus bertahan untuk terus bersama dengan Seungcheolnya.

Jeonghan tersenyum kecut, ia jadi merasa bersalah telah membuat Seungcheol marah.

Perlahan Jeonghan memeluk dada bidang Seungcheol dari belakang, Seungcheol yang belum sepenuhnya tertidur pun membuka matanya saat merasakan jemari lentik itu mengusap dadanya lembut.

"Maaf.. Aku gak maksud kaya gitu.."

"Hmm.. "
Seungcheol enggan menjawab dengan kata-kata.

"Aku sayang kamu.. "

Seungcheol terdiam.

"Cheollie..?"

'Grrooongkk'

"U.udah tidur, ya?"

"Hmm.. Yaudah, deh.. Selamat malam"

Jeonghan tahu, sikap pacarnya ini sangat egois. Dia harus mengalah tiap berseteru dengan Seungcheol, walau sebenarnya dialah pihak yang tersakiti.

Ya, Jeonghan pasrah dengan kekardusan Seungcheol, namun bukan berarti dia rela jika prianya berdekatan dengan selain dirinya. Jeonghan sedih, namun ia harus menahannya jika tak mau Seungcheol balik membencinya.

Jeonghan tidak sanggup dibenci Seungcheol, Jeonghan tak mau ditinggalkan Seungcheol, karena Jeonghan terlalu bucin pada si tampan Choi.

----

TBC

Aduh.. Maaf ya.. Cerita ini garing dan kurang menarik, tapi mau gimana lagi? Udah dibikin :'v

Bucin[SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang