Meanie(1)

2.3K 198 19
                                    

"gue nggak nemu boba rasa bajigur pesenannya Mingyu.. "
Ucap seorang lelaki manis bermata rubah yang tengah memeluk sebuah bantal sofa sambil menggigiti kukunya resah, ia duduk di atas single sofa dengan kedua kaki yang menekuk, nampak bingung dan resah.

Sementara temannya, seorang lelaki yang tak kalah manis nan berpipi chuby kemerahan itu nampak terdiam berfikir, mencerna curhatan Wonwoo, nama pria rubah itu yang baru saja datang ke apartemennya dengan raut putus asa dan bertanya "Kwan, lu tau tempat yang jual boba yang semua rasa ada?"

"gue sendiri baru denger sih, nu, boba rasa bajigur emang ada?"
Pertanyaan itu dijawab dengan gelengan lemah dari Wonwoo, keduanya pun terdiam.

Wonwoo makin resah, bertanya kepada Seungkwan yang hobinya kulineran nampaknya tak membawakan hasil. Ia mulai curiga, apa Mingyu a.k.a sang kekasih itu sengaja mengerjainya dengan memesan minuman yang tidak ada agar bisa menghukumnya di ranjang nanti?

"Argh.. Gimana dong nasib gue, Kwan?"
Rengeknya frustrasi.

"Ya tinggal bilang aja ngga ada apa susahnya?"

"Susah kalo itu Mingyu! Dia tuh doyan nyuruh-nyuruh gue dari hal yang sepele sampe yang gak masuk akal dan disaat gue gabisa nurutin apa perintahnya gue bakal kena hukuman di ranjang!"
Ungkap Wonwoo ngegas.

"Ish ish.. Mau maunya lu jadi pacar Mingyu"

"Lah, lu sendiri mau-maunya pacaran sama tuh bule tukang ambekan?!"

Seungkwan nyengir digituin sama Wonwoo.
"Hehe.. Ya mau gimana lagi, kan cinta"

"Ya gua juga sama"
Cicit Wonwoo, menenggelamkan setengah wajahnya di balik bantal yang ia peluk.

"Terus sekarang mau lu apa?"

Wonwoo terdiam sejenak lalu melirik Seungkwan memelas.

"Biarin gue nginep disini.. Gue mau menghindari Mingyu dulu"

Seungkwan tersenyum simpul lalu mengangguk.
"Iya, gapapa kok asal lu mau aja pasang headset ntar malem"
Ucap Seungkwan dengan cengiran di akhir.

Wonwoo mengerlingkan matanya sebal.
"Iya.. Lagian siapa juga yang mau nguping lu sama si bule bergelut malam"

Lagi Seungkwan hanya terkekeh, lalu perhatiannya teralih pada kantung plastik yang dibawa Wonwoo.

"Eh, apa tuh?"

"Ayam geprek pesenan Mingyu"

"Buat gue ya? Kan lu gabakal temu Mingyu dulu"
Rayu Seungkwan dengan mata berbinar.

"Yauda ambil aja, mbul"

––––

Esoknya, Wonwoo masih betah di apartemen pasangan Verkwan, dia benar-benar bersembunyi dari Mingyu, saking takutnya digempur nanti malam. Walau nantinya dia ragu Mingyu bakal maafin dia dan dia tetap di gempur juga tanpa ampun, setidaknya Wonwoo bisa mengulur waktu.

Semua cuma gara-gara Boba rasa bajigur.

"Nu, kenapa ngga lari ke rumah ortu lu aja? Bukannya ngusir, loh, tapi disana kan lu lebih aman"
Ini ucap Hansol, Seme tampannya Seungkwan yang tengah membantu mencuci piring bekas makan malam. Wonwoo sendiri lagi bantuin lap-in dan beresin alat masak dan makan yang selesai Hansol cuci, sedangkan Seungkwan tengah membereskan meja makan tak jauh dari mereka.

"Gue gabisa, sol. Kalo gue tiba-tiba kesana tanpa sebab mereka bakal mulai curiga, ortu gue peka banget kalo gue lagi ada masalah dan kalo mereka tau masalah gue, gue gabakal bisa lanjutin hubungan gue sama Mingyu"
Ujarnya sedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bucin[SEVENTEEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang