PROLOGUE

15 3 1
                                    

Waktu berjalan begitu cepat
Menikam waktu dan kenangan yang kugenggam bersama ayah
Bermain dengan puisi biru saat aku beku
Hilang kosong di tangan, raib.

Seandainya waktu sedikit tahu
Tahu bahwa hatiku teramat menyayangi ayah
Aku tidak akan kehilangan seperti ini
Seperti puisi kehilangan baris.

Kenangan begitu banyak berputar di otakku
Saat bermain hujan saat memancing
Kenangan itu masih menyatu dengan kenyataan
Kenyataan yang tiada berhenti mempermainkanku.

Kriiinggggggg....Kriiinggggggg....Kriiinggggggg...
Jam Beker terus saja berbunyi mengingatkan sang empu bahwa matahari sudah mulai naik menunjukkan kehangatannya dan mengingatkan untuk memulai hari-hari yang baru tanpa mengingat masa lalu.

Gadis itu tetap bergelung dibawah hangatnya selimut walaupun jam sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB. Ia tidak peduli dengan sekitarnya, dengan sekolahnya, ataupun dengan kehidupan selanjutnya yang akan dia jalani. Yang ia pikirkan hanya bagaimana caranya melepas kerinduan yang terus menggebu tanpa adanya sebuah pertemuan.

Gadis tengah berduka atas kepergian pria yang paling ia cintai semasa hidupnya, pria yang mengajarkan akan arti hidup yang sesungguhnya, pria yang banting tulang menguras keringat demi mencukupi kebutuhan hidupnya, Ayahnya.

Kini ia hanya bisa menyalurkan rindunya melalui sebuah potret dirinya dengan sang ayah, ia tidak tahu kapan rindunya ini akan berakhir.

bughh..bughh..bughh..
"Woy!! Bangun lo, perawan macem apaan lo jam segini belom bangun?Dasar putri molor" Sungut Geo sambil mengetuk pintu kamar Yaya dengan brutal tatkala sang empu belum juga keluar dari zona nyamannya.
"Woy!!SAURR!!SAURR!!SAURR!!" Teriak pria itu menirukan suara bapa-bapa masjid yang suka membangunkan sahur dibulan ramadhan sambil terus menggedor pintu kamar Yaya.

Merasa terusik dengan suara-suara ghaib akhirnya ia pun membuka mata secara perlahan.

"Enghh.. apasih rusuh banget perasaan" Kesalnya lantaran merasa tidurnya diusik.

Sambil bermalas-malasan akhirnya ia pun bangun dari tidurnya dan berjalan menuju pintu yang mana daritadi sudah digedor-gedor dengan tak sabaran seperti ibu-ibu kontrakan yang meminta uang bulanan. Untung pintu kamar gue tahan banting,batinnya.

Sambil membenarkan tatanan rambutnya ia membuka pintu dan..
"Kyaaaaaaaaa!!"








TBC

Maaf atas ketidak nyamanannya karna penulis masih amatiran.:'v

tulisan untukmu, AYAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang