00.01

1.3K 84 0
                                    

Dia vika, navika cahyaningtias.

Gadis cantik yang memiliki kepintaran yang luar biasa, semua bisa dia dapatkan kecuali kebebasan.

Ah, semua ini ulah Sean papanya sendiri yang terlalu overprotektif, ngga boleh ini ngga boleh itu semua seperti sudah ada dalam rencana papanya itu.

Percaya atau tidak dia bisa membuka bermacam-macam bentuk brankas walaupun sebelumnya tidak tahu kode dari brankas itu dia juga hacker terbaik, gara-gara kemampuan itu juga dia diculik oleh sekelompok orang yang haus akan harta untuk membobol salah satu brankas bank dan untuk mengetahui rahasia pesaing bisnisnya.

Dan gara-gara kejadian itu juga Vika jadi tidak bebas, keluar dikit 6 bodyguard ngikut, mau jalan-jalan diikutin sampai jadi pusat perhatian orang-orang melebihi anak pejabat saja.

Sekolah? Vika home schooling, ngga punya teman, untung dia ngga kudet, walaupun dia home schooling dia masih terbilang anak gaul lah.

Vika pengen sekolah normal bukan home schooling dia bosan, setiap hari pembimbing belajarnya itu-itu saja dia pengen cari hal yang baru yang lebih seru.

E et jangan salah buat apa punya otak pintar kalau ngga bisa digunain, vika tiap malam akan menyelinap keluar dari rumah dan pastinya tanpa ketahuan seperti kali ini Vika sedang berjalan dipinggir trotoar sendiri melihat kendaraan yang padat disamping sebelah kanannya.

Kali ini tujuannya adalah warung bakso Deket pangkalan ojek tidak jauh dari gang komplek rumahnya, berjalan sambil melompat-lompat kecil bibir mungilnya tak berhenti menggumamkan lagu kesukaannya.

Ah senangnya kalau bebas seperti ini sampai didepan warung bakso Vika langsung memesan.

"Bu Ndut bakso ngga pake mie sama sayur 1, terus minumnya air mineral" pesan Vika pada Bu Ndut sebenarnya nama penjual bakso itu Yanti tapi karena badannya yang tambun jadi dipanggil Bu Ndut.

"Eh, kabur lagi vik?" Tanya Bu Ndut. Vika memang sering kesini jadi Bu Ndut tahu siapa sih yang ngga kenal seorang Vika cahyaningtias ini, kecuali mereka yang tidak tertarik pada dunia bisnis.

"Iya, abis Vika kesel mau kemana-mana diikutin Mulu"gerutu Vika ya memang seperti itu suratan takdir seorang Vika.

Bu Ndut membawakan nampan yang berisi bakso pesanan Vika menaruhnya di atas meja yang ditempatinya perfect tanpa mie tanpa sayur.

"Itu namanya orang tua kamu sangat sayang dan ngga mau kamu kenapa-kenapa Vika" ujar Bu Ndut.

"Iya Vika tau" sahut Vika lalu memulai menyantap baksonya.

Membuka pintu kamar itu kosong tidak ada siapapun diatas tempat tidur berjalan kearah balkon tidak ada juga, menuju pintu kamar mandi yang tersedia di sana.

"Vika? Kamu didalam sayang?" Tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.

Mengetuk pelan pintu kamar mandi tidak ada sahutan, tidak dikunci pintunya melihat kamar mandi anaknya yang juga kosong
Ayu mama Vika mulai panik.

Ayu mulai tidak tenang takut kejadian lalu terulang lagi berjalan tergesa-gesa menuju lemari pakaian Vika dibukanya satu persatu biasanya Vika akan bersembunyi di dalam lemari kalau tidak di bawah ranjang, tapi sekarang semuanya tidak ada kemana anak itu?

"PAPA......" Teriakan yang luar biasa " pah Vika pah"

Dari arah tangga terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa membuka pintu Vika dengan kasar memang kamar Meraka ada di bawah kamar utama sedangkan kamar Vika ada di lantai dua.

"Kenapa mah?"Sean bertanya tidak sabaran.

"Vika pah"

"Vika kenapa?"tanya Sean lagi dia sedikit kesal pada istrinya ini.

"Vika ngga ada" sahut ayu

Mata Sean melotot" sudah dicari di dalam lemari?" Tanya Sean,

Ayu mengangguk

"Di bawah kasur?"

"Sudah juga pah tapi ngga ada"

Sean mulai panik dia segera mengerahkan semua bodyguard untuk mencari kesetiap sudut rumah tapi tetap tidak ada hatinya mulai ketar ketir berbagai spekulasi mulai muncul didalam otaknya.

Hei yang dicari sedang makan bakso dengan hikmad

"Gimana pah? Mama takut Vika kenapa-napa" ayu sudah menangis takut Vika diculik terus dijual.

"Mama yang tenang papa sudah suruh beberapa bodyguard untuk mencari keluar rumah mungkin dia ada ditaman komplek" Sean berusaha menenangkan istrinya walaupun dia sendiri takut terjadi sesuatu pada putri dan anak satu-satunya itu.

"Bu Ndut kok kayaknya hari ini sepi warungnya?" Dari tadi Vika hanya duduk sendiri beberapa orang lebih memilih membungkus makanannya untuk dibawa pulang.

"Iya, mungkin sudah bosan jadi sepi" jawab Bu Ndut

"Bosen gimana Vika aja kurang"

Bu Ndut hanya bisa tersenyum saat mendengar Jawaban dari Vika.

"Bu bakso nya tiga di bungkus ya"

Terdengar suara serak berat gimana gitu, Vika menoleh melihat ada cowok sepertinya seumuran dengannya.

"Suka bakso juga" tanya Vika SKSD dasar emang.

Cowok itu menoleh dia baru pertama kali melihat cewek ini apa baru pindah.

"Iya"

"Bu Ndut, ini ada yang pesen tiga berarti ngga ada yang bosan sama baksonya orangnya aja mungkin yang uangnya pada lenyap"

"Mungkin sekarangkan memang lagi krisis" sahut Bu Ndut

"Lo ngga pernah bosen kan sama baksonya Bu Ndut?" Tanya Vika pada cowo yang duduk tak jauh darinya.

"Ngga"

"Nama Lo siapa? kok gue baru liat" menyuapkan 1 bulatan bakso lalu menghadap kearah cowok itu untuk mengetahui jawabannya.

Cowok itu mengernyitkan seharusnya dia yang bertanya seperti itu, tapi dia tetap menjawab pertanyaan dari Vika.

"Gue Rega, gue juga baru liat Lo"

"Ya iyalah gue aja baru liat situ juga gimana sih"

"Nona"

Terdengar suara tegas dari arah belakang Vika, tak perlu menoleh dia sudah sangat hapal dengan suara para bodyguard yang selalu mengikutinya ini, Eh tunggu gimana mereka tau dia ada disini.

Rega menatap bingung dua orang berjas hitam yang berdiri dibelakang Vika dan apa katanya tadi nona.

"Nona harus segera pulang tuan dan nyonya sangat khawatir"

"CK, Vika masih mau disini"

Vika masih ingin mengobrol dengan Rega dia ingin punya teman, tapi bagaimana bisa dia ketahuan oleh mamanya pasti mama sudah masuk kedalam kamarnya, ck sial.

Kedua bodyguard itu tidak mengindahkan perkataan Vika dan langsung mengapit lengan kanan dan kirinya, bukan untuk digendong tapi untuk ditarik. Heeiiii.... Dia ini majikannya main serat-serat saja.

"Rega tolong gue diculik" Vika meminta bantuan Rega

Saat cowok itu akan beranjak membantu tapi sudah dicegah oleh Bu Ndut "ngga usah, Vika memang nakal sering kabur dari rumahnya"

Rega kembali duduk sambil memperhatikan Vika yang masih seperti cacing kepanasan sepertinya dua bodyguard itu cukup kewalahan.

"Rega.. Rega.. tolong.. ga.. ga.."

Suara Vika semakin mengecil saat tubuhnya semakin menjauh dari warung bakso Bu Ndut.

"Ini baksonya"

Setelah menerima bakso dan membayarnya Rega beranjak untuk pulang rumahnya yang tidak jauh dari situ.
.
.
.
.
.

             •                        
                       
                    
                

Navika a Genius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang