Sudah beberapa hari ini vika selalu merasa sedang diawasi saat pergi ataupun pulang sekolah, pikiran langsung menuju pada Sean mungkin papa-nya itu menepatkan penjaga tersembunyi
Rasanya semakin terkekang meskipun dia berada di luar, ini masih tebakannya kalau memang benar itu pengawal yang di tempatkan oleh papa-nya dia akan langsung komplain
Saat ini Vika sedang berdiri di depan gerbang bersama Rega, sekali lagi vika menahan Rega untuk mengobrol dengannya
"Udah ya ka gue harus pulang, gue mau kerja" Rega membenarkan tas ranselnya
Wajah Vika langsung mengkerut "bentar!"
"Ada apa lagi? Ini udah lama loh" ujarnya sambil menatap Vika
Vika berkedip dua kali berpikir apa yang harus dia bicarakan agar Rega tetap mau berbicara lebih lama dengannya
"Ada apa Vika, Hem?" Rega menegakkan tubuhnya fokus pada Vika
Dia sudah berusaha untuk lebih bersabar saat tengah menghadapi vika, mendengar cerita Vika sebelumnya dia tahu bahwa Vika selalu dalam pengawasan sebenarnya dia juga tidak nyaman berdekatan dengan Vika karena merasa selalu ada pandangan yang menatapnya
"Eh, em. Itu yang kemaren kita tolongin udah masuk sekolah belum ya?" Hanya ini yang dapat Vika pikiran saat ini
Susah mencari materi pembahasan untuk mengobrol dengan Rega dari pada menjawab soal yang baru saja di pelajari materinya
Rega menghela nafas pelan "gue enggak tau, gue enggak akrab sama dia" Rega mengalihkan pandangannya ke depan menatap jalan yang ramai
Vika langsung gelagapan saat mendengar jawaban Rega, apa lagi yang harus dia lakukan, otaknya tidak bisa memproses dengan cepat
"S-siapa tau Lo denger dari siapa gitu" ujar Vika asal
"Gue di sekolah cuma sama lo, kalo gue denger otomatis Lo juga denger jangan aneh-aneh deh gue harus pulang sekarang"
Ah, iya sih dia selalu bersama Rega tapi dia tidak ikut saat Rega ke toilet mungkin saja kan Rega mendengar cowok cowok yang mengobrol di toilet
Eh?
Tapi cowok kalo di toilet emang ngobrol? Biasanya kalo ke toilet sendiri terus ngobrol sama siapa? !
"Udah ya, gue duluan" Rega langsung berdiri
"Enggak mau bareng" tawar Vika
"Enggak usah, makasih gue duluan"
Rega berjalan dengan santai dia akan memberhentikan angkot, Vika masih memandang Rega dengan kecewa sampai Rega masuk ke dalam angkot dan pergi bergabung dengan kendaraan lain
Pulang dari sini dia harus bertanya pada Bimo apa yang harus dia bicarakan saat berhadapan dengan cowok cowok yang mungkin akan lebih banyak menjadi temannya nanti di masa depan
••
Di sebuah gedung perkantoran yang ramai semua karyawan bekerja dengan sangat fokus. Di salah satu ruangan di lantai teratas seorang pria duduk dengan tenang menghadap bawahannya yang berdiri di depannya
Dia masih belum mengeluarkan suara yang ya mengetuk meja beberapa kali sebelum mulai berbicara "Bagaimana?"
Dia memandang bawahannya yang selalu memberikan informasi atas semua pekerjaan yang dia berikanAnggap saja dia adalah kepala dari orang orangnya
Ketua pengawal itu berdiri dengan tegak wajahnya tanpa ekspresi "masih seperti biasanya tuan. Dia hanya berteman dan berbicara paling banyak bersama regantara" ujarnya dengan tegas
"Lalu?"
Ketua pengawal itu melanjutkan laporannya "satu pengawal itu sepertinya susah untuk di alihkan, mungkin ini bisa kita abaikan terlebih dahulu dan sepertinya dia belum menyadari orang orang kita. Mudah untuk menyingkirkan satu satunya penjaga ini" ungkapnya percaya diri
Pria itu berdiri dari duduknya menuju jendela besar yang menghadap langsung pada gedung gedung tinggi di sebelahnya "Bagus, terus awasi. Jangan sampai lalai hingga menyebabkan rencana yang telah saya persiapkan gagal cepat atau lambat kita akan mengambilnya kembali, istriku pasti akan sangat bahagia lanjutkan pekerjaan mu" tatapannya melembut saat dia berbicara tentang istrinya
"Baik tuan" ketua pengawal itu keluar dari ruangan itu, pria itu masih memandang kota di depannya
Dia bergumam pelan "Tunggu. Tunggu sampai aku membawamu kembali"
_____________________________
Hola!!Gimana sama chapter ini?
Typo?
Jangan lupa comment oke!
KAMU SEDANG MEMBACA
Navika a Genius Girl
Fiksi RemajaDia gadis pintar yang sangat disayang kedua orang tuannya, memiliki otak cerdas tak membuatnya mudah bergaul.... • Semua kebutuhannya selalu terpenuhi tidak ada kekurangan dalam kehidupannya kecuali kebebasan, dia ingin bebas kemana-mana tanpa harus...