Meet the Soul #1

374 66 1
                                    

Pagi ini cerah sekali. Seperti biasa aku berangkat ke sekolah naik bus. Mencari tempat duduk di dekat jendela dan menikmati sinar mentari pagi yang menghangatkan.

Selama di jalan aku memakai earphone dan menyetel lagu kesukaanku.

Sampai di halte pertama, ada seorang siswa yang naik dan dia duduk di sebelahku. Aku cuek dan tetap fokus memandang jalanan dari jendela bus.

"Naik bus asik juga ya". Samar-samar aku mendengar suara seseorang. Oh ternyata, dia yang di sebelahku.

Aku mengernyitkan dahi, memang ada orang Korea yang belum pernah naik bus?

Aku tidak menggubris anak laki-laki itu. Kemudian aku mengeluarkan buku dan mulai membaca.

"Oh, sains ya? Kelas 11?", tanya anak itu.

Apa sih, sok akrab.

"Iya", aku akhirnya menjawab. Siapa tahu habis itu dia diam.

Nyatanya tidak.

"Kamu turun dimana?", tanyanya.

"Dua halte lagi dari sini", jawabku.

"Oh, sekolah Hanalim ya?"

Kok tau sih.

Aku hanya mengangguk menanggapi pertanyaannya.

Orang-orang di sekitarku menatapku heran. What's wrong? Bukan karena aku duduk dan mengobrol sama anak laki-laki kan?

Saat aku hendak turun, aku mau mengucap permisi pada anak itu. Tapi saat aku melewatinya..

Tembus pandang.

Astaga.

Begitu turun, aku memastikan lagi kalau yang mengajakku ngobrol tadi adalah manusia. Tapi ternyata tidak.

Dia adalah roh, dan roh itu melambai ke arahku.

Sampai di sekolah, aku belajar seperti biasa. Makan siang di kantin, membeli es krim, dan bersantai di rooftop sekolah.

Tidak ada yang aneh sampai aku pulang sekolah dan kembali menaiki bus.

Sosok tadi pagi muncul lagi. Aku bergidik ngeri. Mereka terlalu nyata untuk dianggap hantu. Saking nyatanya, kadang aku tidak bisa membedakan dia itu manusia apa bukan. Ketika orang-orang sudah menatapku aneh karena berbicara sendiri, disitulah aku baru yakin.

Hantu ini mengajakku bicara lagi. "Kamu bisa lihat aku kan?"

Aku merinding. Kulitnya nampak membiru, pucat, dan ketika aku tidak sengaja menyentuh, tangannya sangat dingin.

"Asik juga ya naik kendaraan umum", katanya. "Semasa hidupku, aku gak pernah naik bus atau subway"

Aku melongo.

"Kemana-mana selalu diantar jemput naik mobil. Ke sekolah, ke toko buku, ke bimbel", dia terus bercerita sedangkan aku disini berusaha melawan rasa takut.

Suaranya memang lembut dan damai, tapi tetap saja. Namanya hantu ya hantu.

Setelah 20 menit di dalam bus bersama si hantu itu, akhirnya aku turun juga. Finally.

5 SOULSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang