Author's POV
"KELUAR!", bentak Chowon kepada Dongpyo yang baru saja menjatuhkan mug kesayangannya.
Dongpyo terlalu bersemangat menjelajahi kamar Chowon yang besar, sampai tidak sadar tubuhnya menyenggol sebuah mug porselen yang ada di atas meja belajar Chowon.
Chowon tidak peduli lagi kalau sampai bibi mendengar dia teriak malam-malam.
Dongpyo ketakutan. Dia tidak menyangka kalau manusia yang baru dikenalnya ini ternyata segalak itu.
Aigu...apa iya ini mediatorku? Segalak ini? Lebih baik aku balik lagi jadi penunggu trotoar, ucapnya dalam hati.
Eunsang dan Junho memberi kode pada Dongpyo untuk segera pergi. Mereka juga keluar menghindari amukan Chowon. Mereka bertiga keluar dengan menembus pintu kamar Chowon.
"Kamu...cari gara-gara saja!", omel Junho.
"Astaga, aku nggak sengaja", bela Dongpyo. "terus kita harus kemana sekarang?"
"Ke halaman luar saja", usul Eunsang. Mereka bertiga akhirnya menembus kaca-kaca di rumah besar itu dan duduk di pinggir halaman.
"Sudah jutek, galak pula", Dongpyo mengejek Chowon.
Eunsang dan Junho menahan tawa mendengar ocehan 'teman' baru mereka. Berani-beraninya dia menjelek-jelekkan Chowon. Kalau Chowon tahu, mungkin dia sudah diusir dan permintaannya tidak akan dipenuhi.
"Hahahahah kamu tuh jangan sembarangan bilang begitu", balas Eunsang. "Nanti kamu bisa-bisa disuruh pergi"
"Lagian, baru datang kok sudah berulah", sindir Junho.
Dongpyo langsung diam.
Sedangkan Chowon, dia mengambil vacuum cleaner untuk membersihkan pecahan mug kesayangannya itu. Mug itu sudah dia pakai selama dua tahun yang dia beli dengan uang tabungannya sendiri.
"Sial, aku sudah mau tidur malah jadi bersih-bersih begini!"
"Ini kan mug kesayanganku, bisa-bisanya dia...argh", Chowon berbicara sendiri.
"Aw!", sebuah pecahan kecil mengenai telapak kakinya.
Sudah jatuh tertimpa tangga.
Mungkin itu peribahasa yang cocok untuk menggambarkan keadaan Chowon hari ini. Pagi tadi dia terkena bola, malamnya hampir tertabrak mobil, dan sekarang telapak kakinya tertusuk pecahan mug.
"Semua gara-gara si bawel itu!"
*****
Keesokan paginya, Chowon berangkat sekolah sendiri. Ya, sendiri, karena pasukan hantunya itu tidak ikut dengannya.Tapi, ada yang terasa berbeda. Kini dia berjalan sendiri tanpa Eunsang dan Junho di sebelahnya. Biasanya mereka berdua saling beradu mulut dengan Chowon di tengah-tengah mereka.
Kurang lebih sudah satu bulan Chowon hidup bersama hantu-hantu ini. Tidak ada yang tahu soal ini, sekalipun orang tuanya. Chowon menjaga ini rapat-rapat.
Dia tahu ini sulit, tapi baginya akan terasa lebih sulit lagi kalau sampai orang lain tahu. Bisa-bisa dia dicap aneh, halusinasi, dan tidak ada yang memercayainya.
Biarkan aku melewati ini semua sendirian. Aku pasti bisa.
Ada perasaan senang ketika Chowon bermain bersama mereka. Walaupun ya menyebalkan juga. Tapi, setidaknya dia tidak sendirian lagi di rumahnya yang besar.
"Kemana mereka ya?", tanya Chowon pada dirinya sendiri.
"Apa mereka masih takut karena semalam aku memarahi mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
5 SOULS
TerrorKisah kelima arwah yang mencari seorang manusia untuk memenuhi keinginan terakhir mereka di dunia. Mampukah Chowon melakukannya? Apa yang akan terjadi jika permintaan mereka sudah terpenuhi? ⚠️warning⚠️ -fiksi -gambar-gambar jumpscare enjoy!