Berjuang Lagi

12 2 0
                                    

Biar kucoba menggenggam, tapi nyatanya kau coba lebih keras untuk melepas.
Biar kucoba mempertahankan, tapi nyatanya kau lebih serius untuk meninggalkan.
Apa-apaan ini? Apa ini yang dinamai berjuang sendiri?
Apa ini yang dinamai, mencintai tapi tak dicintai?

Nalarku, biar saja aku coba dulu bertahan, sebut saja aku sedang menguji kesabaran.

Biar saja aku coba dulu tersenyum, sebut saja sedang melatih air mata untuk jatuh diwaktu aku memang benar-benar rapuh.

Jika kau tahu, aku belum pernah senista ini, memperjuangkan yang tak layak kuperjuangkan.

Tapi bodohnya, terkadang kau datang sebagai intan berlian yang menyilaukan, membuat aku lupa, harga diriku tergadaikan.

Kau yakin? Membiarkanku berjuang sendirian?

Dulu, kaulah yang paling dalam terluka saat aku terluka.
Dulu, kaulah yang paling lama berduka saat aku berduka.

Apakah hanya bualan semata?

Apakah secepat itu kisah kita berubah menjadi berbeda?

Kau yakin? Tidak ingin berjuang bersama?

Kau lupa? Kau pun pernah menangis tersedu di pundakku.
Berkata bahwa aku lah yang nomor satu, paling bisa mengerti, menyayangi dan memahamimu.

Apa sekarang kau sudah berubah menjadi pujangga yang hanya manis kata-katanya?

Kemari, kita berjuang lagi, aku masih di sini, menunggu kau mengambil kesempatan ini. Berjuang kembali. Berdua lagi.

Sepatah 'Kita'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang