Syok

32 1 0
                                    


Kini Yura sedang sarapan bersama Renata mamahnya dan Lucky kakanya. Mereka tengah asyik menyantap nasi goreng yang di sediakan Renata sepagi ini.

"Mah.. aku berangkat yah" Yura tersenyum pada mamahnya dan segera mencium punggung telapak tangannya. Setelah makanan itu habis.

"Lo mau di anter gak?" Tanya lucky saat Yuna mencium punggung telapak tangannya.

"Gak usah bang.. gw  mau naik angkot aja"

"Emm dasar ngeyel Lo"

"Biarin.. wlee" ucap Yura saat di ambang pintu dan tak lupa ia meleletkan lidahnya.

Saat akan menunggu angkot. Tiba tiba. Sebuah motor berukuran besar sudah berada di hadapan rumahnya. Dengan cowok di atasnya. Tengah menunggu dan seketika menengok ke arah Yura yang telah melongo menatapnya.

Kejadian kemarin terlintas begitu saja di otaknya. Bagaimana ia menertawakan celana dalamnya yang berwarna pink.

Ya ampun. Kenapa dia di sini? Apa dia mau menjemput? Dan mengantarkan nya ke sekolah? Sepertinya mustahil baginya.

Yura mulai melangkah mendekat. Dan... kaget nya cowok itu malah mengulurkan sebuah helm untuknya. Sedangkan wajah nya tidak berpaling sedikit pun. Menatap lurus ke depan.

Yura langsung mengambilnya. Dan tanpa basa-basi sedikit pun Yura menaiki motor itu.

Tanpa berpikir dia akan di bawa kemana. Yuraaaa kenapa Lo Nerima aja sih? Tanya Yura dalam hati saat motor itu akan melaju.

Dan motor itu melaju dengan kecepatan rendah.

Yura hanya bisa tersenyum melihat kebersamaan nya saat ini. Walaupun bayangan kemarin masih terlintas di pikirannya.

Yura terkaget saat motor itu melaju bukan ke arah sekolahnya melainkan ke arah lain.

"Eh Lo mau bawa gw kemana?" Teriak Yura sambil menepuk pundak kekar Dirgan sekuat tenaga.

"Udah Lo diem aja"

"Apaan sih Lo? Berhenti gak. BERHENTI" emosi Yura naik pitam.

Kini Dirgan benar benar menghentikan motornya. Dengan cepat Yura turun dari motor itu dan melepas helm nya dan segera mengembalikan kepada Dirgan.

"Apaan sih pake turun segala?" Tanya Dirgan santay.

"Apaan apaan. LO MAU BAWA GW KEMANA. HA?" Teriak Yura.

"Yaelah bolos bentar" dengan raut santai yang di berikan Dirgan. Brengsek

"BOLOS? KEMARIN KAN LO NGAJAK GW BOLOS BANGKE" kini Yura benar benar emosi.

Kenapa Dirgan bisa menjadi seperti ini? Ya Tuhan sadarkan dia.

Yura benar benar ingin menangis saat ini juga. Tapi ia tetap harus tahan.

"Ternyata ini kelakuan asli Lo. Gw gak nyangka anjeng... Hiks" kini air matanya benar benar keluar dengan derasnya.

Takut. Sedih. Senang. Semua menjadi nyatu sekarang.

Pertama dia senang di ajak berangkat bareng sama Dirgan. Kedua Yura takut jika Dirgan sampai macem macem terhadapnya. Ketiga ia sedih karna Yura seperti orang bodoh yang dengan gampang nya mempercayai orang.

Buktinya tadi. Yura dengan bodoh nya menerima helm dari orang yang bahkan. Baru kemarin dekat.

Walaupun ia benar mencintai sosok Dirgan. Tapi ini bukan Dirgan yang ia kenal. Ini bukan Dirgan.

"Oke oke gw minta maaf.. udah bikin Lo nangis.. gw gak bermaks—"

Bughh..

Saat itu juga tonjolan yang begitu keras mendarat pada rahang milik Dirgan. Sangat keras. Hingga membuat Dirgan terjatuh.

Membuat Dirgan meringis dan memegang rahang nya hati hati.

"LO APAIN ADEK GW. HA?"

Seketika Yura terkaget melihat kakak nya kini benar benar emosi di hadapannya. Sambil melihat Dirgan penuh dengan dendam.

"Dek Lo di apain. Ha? Bilang sama gw. Biar gw abisin NI ORANG"

Emosi kini mulai kembali. Lucky kembali mendaratkan bogem nya tepat ke arah mulut Dirgan. Sampai sampai kini mengalir darah segar di bibirnya.

"Hentikan kak.. hiks.. hentikan"

"PERGI LO. PERGI" teriak lucky sambil sesekali menendang ban besar motor Dirgan itu kuat kuat.

Dirgan akhirnya menyerah dan segera melajukan motornya dengan sedikit kesakitan di bibirnya.

"Lo sekarang aman dek" ucap lucky memeluk adiknya yang masih menangis tersedu.

Kini Yura dalam mobil lucky menuju ke rumahnya. Yura gak sekolah hari ini karena kejadian bodoh tadi. Mungkin ia dalam keterangan sakit. Dan segera ia memberitahukan pada Riri.


***

YoUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang