1

44 9 8
                                    

Hari berganti bulan dan bulan berganti tahun.setiap detik ia lewati tanpa mengeluh meskipun cobaan berat menimpa hidupnya.Dia bertahan meskipun semesta tak menginginkan kehadirannya.Dia tetap berdiri meskipun semesta menjatuhkanya berulang kali.Dia tersenyum saat semesta menyakitinya.Dia bahagia meskipun semesta menginginkan kesedihanya.Tak peduli seberat apapun cobaan yang harus dilaluinya,Tak peduli meskipun semesta tak menginginkan dirinya.ia tetap tumbuh dan bertahan karena dia pecaya suatu saat semesta akan membutuhkanya.yang perlu ia lakukan hanya satu,tumbuh dengan kesempurnaan seperti yang semesta inginkan.

Hari hari yang di lewatinya terasa berat,tapi ia tak pantas untuk mengeluh karena di luar sana banyak orang yang berharap bisa hidup seperti dirinya.ia hanya perlu bersyukur dan bertahan hingga nanti semesta membutuhkanya.

Hari ini semua kegiatan yang harus dilalukanya telah tersusun rapi dalam note book berwarna coklat yang selalu menjadi pengingat terbaiknya jika terkadang rasa lelah menghampiri dan memaksanya untuk menyerah.semua tujuan yang harus di capai telah terangkum dengan rinci dalam note book.semua harus berjalan sesuai dengan apa yang telah dia persiapkan untuk mencapi tujuan yang semesta inginkan.

"Sarapanya sudah siap den.."wanita paruh baya yang mengenakan seragam asisten rumah tangga itu tersenyum dengan hangat hingga membuat pemuda yang sibuk menyusun buku dalam ranselnya berhenti dan membalas senyum hangatnya.
Sejak dulu hanya wanita itu yang selalu menyapa pagi harinya dengan senyuman.

"Dimas ga akan sempet bi."bukan menolak ataupun mengecewakan wanita yang sudah di anggap seperti ibu kandungnya itu,tapi ia memang sudah tidak punya banyak waktu.

"Bibi tau den dimas tidak akan sarapan pagi ini jadi bibi siapkan bekal,ingat ya den harus di makan!"wanita paruh baya itu memperingatinya dengan penuh kelembutan.

"Siap paduka."dimas sedikit membungkukan tubuhnya hingga membuat wanita paruh baya itu tertawa dan mengusap kepalanya.

"Den dimas harus kuat karena bibi yakin den dimas bisa."
Ini lah semangat yang dimas butuhkan setiap pagi agar ia bisa bertahan meskipun semesta tidak pernah menginginkan kehadirananya.

           🐦🐦🐦

Hari senin adalah hari yang di benci semua siswa karena harus menjalani upacara bendera selama 1 jam di bahwah teriknya sinar matahari dan pengangnya telinga karena harus mendapat siraman rohani dari pembina upacara,belum lagi harus mendengarkan daftar nama siswa pembuat masalah dan tentu daftar nama siswa yang berpestasi.semua itu sangat membosankan dan melelahkan,tapi sekarang sesil akan menjadi siswa langka karena menyukai upacara bendra hari senin.Karena dengan begitu ia bisa menatap dimas selama yang dia mau.ia juga selalu berada di barisan terdepan agar lebih leluasa mentap dimas yang menjadi pemimpin upacara.

"Dimas raditya erlanga sebagai juara umum olimpiade fisika tingkat nasional. Itu adalah siswa sekolah kita seharusnya kalian bangga dan mencontohnya! Dia adalah siswa teladan yang selalu mengharumkan nama sekolah kita tapi dengan mudahnya kalian mencoreng nama baik sekolah ini dengan terlibat dalam tawuran antar siswa."
Kepala sekolah yang kini tengah menjadi pembina upacara itu sedang memberi sanksi pada siswa siswa nakal itu di hadapan seluruh peserta upacara,itu sangatlah membosakan.banyak siswa yang mengobrol untuk menghilangkan rasa bosannya ada juga siswa yang menguap berkali kali bahkan tak sedikit siswa yang mengbaikan pembina upacara yang berkoar koar di atas podium.di saat keadaan upacara mulai tidak kondusif sesil adalah satu satunya siswa yang menatap ke depan dengan penuh binar kebahagian.Bukan karena ia menyimak apa yang di bicarakan pembina upacara pagi ini tapi karena Dimas yang sekarang tengah berdiri tepat di hadapannya sebagai pemimpin upacara.rasanya ia ingin berteriak dan tersenyum saat mata dimas menatapnya lurus.
Meskipun dimas tak hanya menatpnya tapi ia suka tatapan lurus mata elang pujaan hatinya.

"Gue rasa tingkat kewarasan lo mulai menipis."bisik nadia. dengan wajah datar menyebalkan andalannya hingga membuat hayalan sesil buyar seketika.
Jika saja Nadia bukan manusia mungkin sesil akan melenyapkannya dalam sekali tepukan.Entah kenpa temannya yang satu itu seperti membenci pangeran tampannya padahalkan citra dimas disekolah sangat bagus dan mendukung untuk di kagumi.

"Sirik aja lo upil kudanil."entahlah rasanya ingin sekalali mengupat Nadia lebih dari itu.padahlakn tadi hayalannya sedang indah indahnya dan harus hancur seketika oleh mulut pedas nadia.

Entah hayalan atau nyata Dimas kini tengah menatap lurus ke arahnya,sesil merasa pasokan udara di sekitarnya semakin menipis hingga membuatnya kesulitan untuk bernafas ditambah lagi debaran dadanya yang menjadi 2 kali lebih cepat.hanya tatap lurus dan datar saja mamapu membuat Sesil lemah tak berdaya dan kelimpungan sendiri.luapan kebahagian itu sangat sulit di kendalikan sesil tersenyum geli saat menyadari betapa konyolnya hayalan dan reaksi tubuhnya itu.Dimas benar benar sudah menjerat hatinya padahal laki laki itu tidak melakukan hal apapun tapi mampu membuat sesil jatuh cinta.hanya dengan melihat senyuman hangat dan tatapan teduhnya waktu pertama kali ia menginjakan kaki di sekolah ini sesil langsung terperangkap dalam pesona Dimas yang begitu luar biasa dan mampu menjerat siapa saja karena pesona yang dimilikinya sangat sulit di tolak oleh siapapun.

"Psetttt....sill....pestttt sillll...."Bisikan itu Sesil abaikan karena ia tidak ingin merusak momen indah tatap tatapan dengan pujaan hatinya.

"SESILIA ARZIKIANI TANGAN GUE SAKIT LU REMES DARI TADI!"Krena kesal tidak mendapati tanggapan dari temannya terpaksa Anita berteriak di tengah keriuhan upacara pagi ini. Hingga membuat semua orang yang berada di lapangan memfokuskan pandangan kearahnya dan sesil yang berdiri di baris paling depan sambil bergandengan tangan atau lebih tepatnya sesil yang tengah meremas kuat tangan sahabat lemotnya itu.
Ini semua karena dimas dan hayalan bodohnya,hanya dengan berhayal tentang dimas saja ia tidak bisa menggendalikan luapan kebahagiaan itu hingga tanpa sadar ia meremas kuat tangan Anita yang berdiri di sebelanya.ia meringis saat mendapati kepala sekolah itu tengah menatap tajam kearahnya.

Lengakap sudah kesialannya pagi ini saat salah satu guru mengiring keduanya masuk ke barisan siswa pembuat onar.hancurlah sudah citra baiknya di hadapan Dimas.
Dan jangan lupakan umpatan "stupid" dari suara halus dan wajah datar Nadia yang mengiring langkah ke duanya.

            🐦🐦🐦

Seprti biasa dimas akan menjadi siswa terakhir yang keluar dari perpustakaan,mungkin jika bu viola tidak mengigatkan waktu ia tidak akan beranjak dari ruangan sanyap itu.Bagi dimas mendekam di ruangan sanyap dan berkutat dengan buku buku tebal dan sederet rumus rumus fisika terasa lebih baik dibandingkan dengan suasana rumahnya.

Dimas menghentikan langkahnya kala ia mendapati ada seseorang di balik pilar lobi sekolah sedang mengawasi gerak geriknya.ia menghela nafas lega saat mengetahui orang yang mengawasinya itu bukan anak buah maminya,ataupun sekertaris.

            🐦🐦🐦

Abissss....
Duhhh ini baru permulaan ko udah gj ya😂.mohon di maaafkan jika masih banyak kesalahannya🙏yang mau ngasih kritik dan saran monggo di persilahkan😊
Salam zeyangg dari author😚

SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang