.
.
.
.
Sambil menunggu dokter datang Nicholas memindahkan Amora ke kamar tamu dekat tangga, lalu mengambil minyak kayu putih dan mengoleskan sedikit di bawah hidung Amora. Lea duduk di sisi kiri Amora dan memijat kaki Amora, sementara Leo memijat kaki kanan Amora. Sesekali mereka memanggil Amora.
"Kenapa dokternya lama Pi". Tanya Lea.
"Sebentar sayang". Jawab Nicholas dan mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi dokternya lagi.
"Saya sudah di depan pak". Jawab dokter itu begitu telepon tersambung.
"Bagus, langsung ke kamar tamu dekat tangga". Perintah Nicholas.
"Baik pak". Jawabnya.
++++++++++++++
"Bagaimana keadaanya dok?". Tanya Nicholas setelah dokter selesai memeriksa Amora.
"Apa mami sakitnya parah?". Tanya Leo.Dokter itu tersenyum lalu menoleh pada Amora yang sudah sadar.
"Dari hasil pemeriksaan saya ibu Amora tidak sakit pak".
"Jangan bercanda dok, istri saya muntah-muntah dan pingsan". Geram Nicholas.
"Dokter lulus kan?". Tanya Leo datar.
Alih-alih tersinggung dokter itu malah tertawa geli."Ibu Amora memang tidak sakit pak, ibu Amora hamil. Untuk mengetahui umur dan perkembangannya silahkan datang ke rumah sakit pak".katanya menjelaskan.
"Hamil itu apa?". tanya Lea polos. Nicholas langsung memeluk putrinya gemas.
"Artinya kamu akan punya adik". Jawab Nicholas.
Dokter kemudian pamit setelah meresepkan obat anti mual dan vitamin penguat kandungan.
Nicholas menurunkan Lea dari pangkuannya, lalu naik kasur dan duduk di samping Amora, dia membungkuk dan mendaratkan sebuah kecupan di kening Amora.
"I love you". Bisiknya di telinga kiri Amora.
"Aku tahu". Jawab Amora.
Amora awalnya sudah menduga kalau dia hamil. Gejalanya persis saat dia mengandung si kembar.
"Lea mau adik perempuan ya mi". Pinta Lea.
"No!. Adik laki-laki saja". Kata Leo, lalu naik ke kasur dan mulai memijat kaki Amora lagi. Membayangkan akan ada dua yang seperti Lea membuat Leo bergidik.
Amora mengelus kepala Leo sayang.
"Mau perempuan atau laki-laki sama saja. Yang penting Lea dan Leo harus sayang sama adik nantinya". Jelas Amora."Kalau laki-laki apa tidak boleh ditukar?". Tanya Lea lagi.
Sontak saja Nicholas tertawa mendengar pertanyaan putrinya.
"Sayang kalau dia adik laki-laki, papi akan buat lagi sampai kamu dapat adik perempuan".
Amora langsung melayangkan cubitan pedas di pinggang Nicholas."Jangan ngomong sembarangan". Katanya.
Nicholas mengusap bekas cubitan Amora yang sedikit perih."Jadi boleh minta berapa saja?". Kali ini pertanyaan datang dari Leo.
"Kamu saja yang jawab". Amora melongos melihat muka cengengesan suaminya itu.
"Sekarang kalian ganti baju dulu deh". Kata Nicholas mengalihkan pembicaraan.
Mereka yang tadi mau pergi sekolah tidak jadi begitu juga dengan Nicholas yang tidak jadi ke kantor."Tapi-,".
"Nanti kita bicara lagi ya". Potong Nicholas ketika Lea dan Leo mau protes.
"Papi juga mau ganti baju dulu". Sambungnya lagi.
Lea dan Leo pergi ke kamar mereka untuk ganti baju. Tinggal Nicholas dan Amora saja di sana.
"Pindah ke ruang keluarga ya. Kamu bisa jalan?".
"Aku hamil Nick bukan lumpuh". Kata Amora saat Nicholas bersiap untuk menggendong nya.
"Siang nanti kita ke dokter ya. Aku pengen lihat dia". Kata Nicholas begitu mereka duduk di sofa.
"Anak-anak bagaimana?".
"Kita titip di rumah mom dulu".
Amora hanya mengiyakan,kemudian dia menyandarkan kepalanya di pundak Nicholas. Dia masih merasa pusing."Kamu baik baik saja?". Tanya Nicholas cemas, dia melihat Amora mengernyitkan keningnya.
"Hanya sedikit pusing". Jawab Amora.
Nicholas menghubungi Jack dan memintanya membelikan obat yang diresepkan dokter tadi. Hampir saja dia lupa karena terlalu bahagia dengan kehamilan Amora.
Dia mengelus perut Amora, sesekali mengecup kepala Amora lembut.
"Sayang kamu tidak ingin makan sesuatu".
"Hhmm..".
Amora hanya menggumam. Dia mulai mengantuk, ditambah tangan Nicholas perpindah mengelus kepalanya."Mami!!".
"Sstt...".
Nicholas meminta anak-anaknya untuk tidak berisik saat melihat Amora sudah jatuh tertidur."Kalian main dulu ya, biarkan mami istirahat sebentar".
"Tapi Lea mau lihat adik Pi".
"Huum.. Leo juga".
"Untuk sekarang belum boleh, nanti kalau adik sudah lahir. Sekarang adiknya masih sangat kecil dia ada di perut mami. Nanti perut mami akan membesar lalu setelah sembilan bulan baru adik bayinya lahir". Jelas Nicholas.
"Begitu ya Pi". Leo mengangguk angguk,lalu mengajak Lea ke ruang bermain.
"Ayo Lea kita main dulu". Ajak Leo.
Lea berdiri sedikit tidak rela meninggalkan Maminya itu."Tidak apa-apa". Kata Nicholas melihat tingkah Lea yang tidak rela beranjak dari samping maminya.
Ketika anak anak nya sudah berlalu.
Nicholas dengan hati hati menggendong Amora naik ke kamar mereka.Nicholas berjanji dalam hatinya kalau dia akan menjaga anggota baru keluarga mereka, dia ingin menjadi suami siaga saat kehamilan Amora. Dulu saat Amora hamil si kembar dia tidak ada di sampingnya. Sampai sekarang penyesalan itu masih ada.
Dia melewatkan banyak hal tentang pertumbuhan Lea dan Leo."Aku minta maaf sayang, untuk kelakuanku di masa lampau". Nicholas mengelus perut Amora.
"Aku sangat mencintaimu Amora, sangat mencintai mu". Bisiknya lagi.
Bersambung.........