Namaku Saif Narasangsa,laki-laki kelahiran Jember,Jawa Timur.Umurku kira-kira sekarang 16 tahun,aku memiliki hobi yg begitu banyak dari sepak bola,ngegame,bahkan menulis yg menjadikan diriku seperti sekarang meski sekarang melalui ketikan tapi bukankah ini sebuah karya yg awalnya dikonsep melalui tulisan.Di bab ini aku akan sedikit cerita tentang keluargaku.Didalam rumahku terdapat 8 orang,yaitu kedua orang tuaku,dua kakak perempuanku,dua keponakanku,seorang nenekku,dan tentunya diriku.Ayahku bekerja sebagai kuli bangunan lebih tepatnya pemasang keramik pecahan yg digabungkan menjadi satu akhirnya menjadi bentuk sesuai keinginan pemilik rumah.Selain itu,ayahku seorang yg pandai membuat rangakain kata atau puisi yg selalu ia tulis di kertas,tembok kamarnya,bahkan dibuku pr-ku.Dan untuk ibuku dulunya seorang ibu rumah tangga disekitar kampung sekarang dia telah bekerja di Bali.Dulunya dia juga menjadi salah satu penyerang tim sepak bola ternama di Banyuwangi,dia jugalah yg mewariskan keahlian sepakk bolanya kepadaku,saat itu saat umurku 2 tahun dia mengenalkan diriku dengan sosok teman tanpa nyawa yaitu bola,dan saat itu juga diriku mulai mencintai segala yg bersangkutan dengan yg namanya sepak bola.Ibuku juga biasa kupanggil umik,bahkan kedua ponakanku juga memanggilnya dengan sebutan umik.Sekarang kedua kakak perempuanku,kakakku yg pertama bernama ulfa,dia orangnya sangat egois dari segi manapun dia ingin selalu menang,bahkan hanya untuk sepatah kata dia ingin selalu ingin benar.Kakakku yg kedua bernama ainur,dia seorang yg sabar,perhatian,dan pengertian tak banyak yg bisa kuceritakan soal kakakku yg kedua karena dia sudah hampir sama dengan diriku.Yg terakhir nenekku,dia adalah seorang over protektif yg bagaimana pun dia akan selalu seakan akan mengekang cucunya untuk melakukan apapun,contohnya saja dulu aku sering bermain sepak bola dipinggir sungai bersama teman-temanku hingga suatu hari saat itu jam setengah lima sore saat enak-enak bermain bersama,senda gurau bersama tiba-tiba nenekku datang dengan membawa sehelai lidi yg jika di dipukulkan pada kaki akan merasakan sakit berkali kali lipat daripada seikat lidi,tentu saja saat itu aku kabur tanpa pamit kepada teman-temanku dan langsung pergi menuju rumah untuk segera mandi sebelum nenek datang dan menceramahiku.Sayangnya beliau sudah meninggal setahun yg lalu,kabar meninggalnya beliau adalah sebuah pukulan hebat yg menerobos masuk kedalam hati,diriku selalu berpikir bahwa aku belum membahagiakan beliau belum membuat beliau tau bahwa diriku sekarang sudah berubah meski sifat bandelku masih ada,untuk nenek yg tenang dialam sana aku rindu.Untuk pengenalan keluargaku mungkin sudah cukup.Untuk bab selanjutnya perjalanan hidupku akan dimulai...
[Yanuar,Jember 2020]
-24-3-2020-
Jangan lupa vote dan share ke teman-teman kalian sebagai tanda support saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH BUKAN LAGI ISTANA
Short StoryRumah adalah tempat pulang bagi sebagian orang,karena rumah adalah tempat ternyaman disaat mereka lelah,resah,dll.Tapi saat keadaan rumah kacau,rumah adalah neraka terpanas yang ada dibumi ini,rasa sakit yg dirasakan dari rumah jauh berkali kali lip...