°O3

11.3K 1.6K 511
                                    

Taeyong baru tersadar kalau rumah Yunho sangat besar, ini tidak pantas disebut rumah. Apa namanya? Mansion.

Dirinya terlalu bingung saat baru datang tadi, tidak sempat memperhatikan sekitar. "Kalau dibandingin sama kampus gue, kayanya ini bisa setengahnya."

Ya bayangin aja! Ruang tamu nya aja segede aula sekolah dia waktu SMA, belum lagi dapurnya yang udah mirip restoran dalem rumah, itu baru ruang tamu sama dapur di lantai satu. Lantai dua? Gatau, ga ngerti Taeyong. Motivasi apa yang bikin om Yunho nekat buat rumah segede ini.

"Dia kan kaya.." Taeyong bergumam sambil sesekali menelisik sekitar, ia disuruh berkeliling sendiri. Sambil beradaptasi sebelum nanti memulai perkenalan dengan ternak ayam milik Yunho.

Taeyong masih kesal, makanya ia mengatai mereka begitu. "Lagian punya anak banyak bener, pake keponakan diajak serumah segala. Buka panti asuhan aja sekalian." Taeyong terus mencibir, tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan nya dari ujung lorong yang ia telusuri.

"Woah.." Taeyong terpana saat melihat sebuah lukisan terpampang di dinding lorong itu, seorang pemuda tampan dengan kedua bocah di sampingnya. "Jung.. Jaehyun?"

Taeyong seakan pernah mendengar nama itu, tapi dimana?

"Cakep bener.." Komentarnya, "Lebih cakep gue sih." Taeyong terkekeh bangga, langkahnya ia bawa kemanapun ia ingin.

"WOY!" Tubuh Taeyong terdiam, ia berbalik ke belakang, "Apaan an—"

"Pencuri ya lo?!" Sosok lelaki berjalan cepat menghampiri Taeyong dengan tatapan tajam.

Taeyong menatap datar sosok itu, "Mau nyolong apa gue? Badan kerempeng gini mana kuat lari kalau nanti dikejar." Cibirnya pada diri sendiri.

"Terus lo ngapain disini? Lo bukan sepupu gue, gue gak kenal."

"Gue juga ga mau kenal lo tuh! Bye!" Taeyong berjalan melewati sosok itu, niatnya akan kembali ke ruangan dimana Yunho menunggunya. Namun, ia teringat sesuatu.

Shit, kalau yang tadi ternyata anak Om Yunho gimana? Bisa dipecat gue!

Detik berikutnya ia berbalik, dan kembali menghampiri sosok yang tadi ia temui. "Hehe.." Cengiran polos Taeyong lemparkan, yang lebih tinggi mendelik.

"Apaan hehe hehe? Gila lo?"

Tahan Yong, duit nih duit.

"Ngga.. Maaf gue gak sopan. Gue bukan pencuri, Om Yunho nyuruh gue kerja disini." Taeyong berucap sambil sesekali memainkan jarinya, gugup.

"Kerja apaan lo? Jadi simpenan Om Yunho ya?" Tanya nya curiga, Taeyong mendelik, "Ya ngga lah! Ngeselin banget lo, not have akhlak!" Bodo amat, Taeyong kesel.

Taeyong mendengus, ia lalu berjalan meninggalkan sosok itu dengan segala umpatan yang ia lontarkan sepanjang jalan.

•••

"Besok kami jemput jam 9 pagi, tidak perlu membawa apapun. Tuan Yunho bilang semua fasilitas Tuan Lee akan diurus setelahnya, Selamat Malam."

Taeyong melambaikan tangan pada Shownu dan Wonho; kedua bawahan Yunho yang tadi mengantar jemput dirinya.

Pemuda manis itu menutup pintu apartemen nya setelah yakin kedua orang tadi sudah pergi jauh, lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Taeyong menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, pikirannya melayang, entah bagaimana caranya Yunho bisa mendapatkan semua informasi tentang Taeyong. Dan kenapa juga harus dirinya yang menjadi pengasuh seluruh anak ayam milik pria paruh baya itu.

Dua Puluh, Satu ✔ Where stories live. Discover now