Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
uluran tangan gue gak dibalas sama sekali. gue dibuat diem dengan omongannya yang tadi.
'harus ya kenalan begini?'
seumur hidup gue, gue gak pernah dibuat speechless dengan seseorang yang baru gue kenal. biasanya gue lah yang membuat mereka speechless dan biasanya pula kalo ada yang ngebales gue kayak gini, gue pasti bisa ngelawan
tapi beda case dengan sekarang, gue bener bener dibikin diem.
"lo beneran mau kenalan sama gue?" katanya memecah keheningan setelah gue perlahan menarik uluran tangan gue.
dia masih duduk di bangku itu, gue berdiri disebelahnya.
"ya.. biar lebih enak aja gak sih manggilnya gitu?" kata gue canggung. entah sejak kapan gue berubah jadi kaku gini. ini bukan gue banget dan kenapa sifat gue harus berubah di depan cowok ini?
"gak boleh, kita boleh kenal tapi lo gak boleh tau gue siapa sekalipun nama gue"
cowok itu natap gue serius.
gue mulai mengambil langkah duduk di sebelah dia supaya lebih enak ngomongnya.
jujur cowok ini aneh banget, gue gak pernah kenal orang seaneh ini.
adanya di taman deket hutan setiap tengah malem, (sejauh penglihatan gue yang suka keluyuran, gue gak pernah liat dia dimanapun terutama siang hari selama semingguan ini)
dari satu poin itu aja dia terlalu aneh menurut gue, orang gila mana sih yang keluar rumah cuma tengah malem dan tujuannya ke taman deket hutan?
oke gue tau gue juga suka keluar malem tapi tujuan gue jelas walaupun jahat.
cowok ini.. awalnya baik.. tapi aneh.
"kenapa gue gak boleh tau? ada rahasia dibalik nama lo? atau.. lo anak pejabat yang lagi korupsi? LO AGEN POLISI YANG MAU NANGKEP GUE?" kata gue mencoba menyampaikan semua isi pikiran gue sampai worst case yang gue pikirin.
"hush diem, gue bukan siapapun itu yang lo sebut. gue hanya manusia biasa" katanya mencoba meyakinkan gue. tapi terlalu keliatan menurut gue, dia keliatan gelisah dan gue cukup sadar diri untuk nggak gali privasi seseorang.
"oke, jadi lo cuma manusia biasa lalu apa tujuan lo dateng kesini?" tanya gue sedikit kesel dengan sifatnya yang terlalu teguh pendirian itu.
"memangnya kenapa? gue gak boleh kesini? lo yang punya tempat ini?" dia natap gue polos yang justru bikin gue kesel.
"astaga nggak! apa tujuan lo kesini udah cuma nanya itu doang gue!"
"berbicara dengan bulan" ujarnya kali ini, sangat serius.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
