Epilogue : Remember You

1.1K 160 25
                                    


➖•e t e r n i t y•➖

Pagi ini lumayan rusuh. Jeongguk kelabakan mencari piring yang ia sadari belum sempat dicuci. Sedangkan Woojoo sudah heboh mengangkat teflon menyuruh ayahnya bersiaga.

“Yah, ini berat!”

Ada dua telur mata sapi hasil karya Jeon Woojoo. Ia sekarang menjadi koki yang handal.

“Oke, kau bisa angkat telurnya!”

Keduanya bernapas lega. Saling lirik kemudian suara tawa memenuhi ruang makan. Mereka makan dengan tenang sekaligus cepat. Sebab jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, Woojoo harus berangkat sekolah.

“Ayo Yah.”

Bocah itu berlari duluan disusul Jeongguk dengan langkah cepat. Tak lupa mencium figura foto di dinding—foto Jimin. Mengisi ulang kasih sayang kepada sang pujaan atau paling tidak menyemangati laki-laki itu untuk berkegiatan seharian.

.

.

.

Ingatan Jeongguk terlempar ke malam-malam sebelum Park Jimin kembali. Malam itu, saat mereka sibuk memandangi langit—mungkin Jimin akan menghitung banyak bintang.

Jimin bilang, ia bisa saja memilih takdir lain pada waktu sebelumnya. Tidak menikah dengan Jeon Jeongguk lalu hidup lebih lama.

“Gguk,” matanya seolah berkelip. “Berhenti menyesal, berapa kalipun diberi kesempatan, aku akan tetap memilihmu.”

Jimin tertawa ringan. Jeongguk menyunggingkan senyum di sana.

“Begitu?”

“Ya. Kamu pusat hidupku, sumber kebahagiaan.”

Jeongguk mendekatkan wajah demi menggesekan pucuk hidung sebelum membawa Jimin dalam ciuman panjang. Menjejak telinga dan lehernya. Lalu mengecupi bilah bibir Jimin berulangkali—kebiasaan Jeongguk.

“Aku, merindukanmu.”

.

.

.

Jeon Woojoo tumbuh menjadi anak yang mandiri daripada anak lainnya. Berada digarda terdepan dalam hal menyayangi Jeon Jeongguk—tentu juga Park Jimin. Kemudian masa remajanya dihabiskan untuk menjadi atlet taekwondo, seperti sang ayah.

Sementara itu Jeongguk berhasil menepati janjinya—agar Jimin melihat Woojoo menjadi dewasa. Tetap menyendiri, tapi tak pernah kesepian. Sebab omelan Woojoo setiap pagi sungguh memenuhi telinga.

Serta seluruh waktunya yang ia habiskan untuk menyematkan nama Park Jimin di sudut hati.

.

.

.

The End

How's ur feeling fellas? Huhu

Ini ceritanya dari kmovie 'Be With You' tentu banyak yg saya kurangi dan tambah. Hampir nangis setiap nulis beberapa paragraf yang emosional. Soalnya ya gimana, related gitu sama saya, huhu.

Terimakasih semuanya yang sudah meluangkan waktu untuk mampir dan voment. Saya mau hibernasi lagi.g

SARANGEK YOROBUN💜 JANLUP PHYSICAL DISTANCING!

jimpabo-

Eternity : A Limitless Time | kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang